Selain Dokter, Ini Faktor Pendukung Lain yang Menentukan Ketahanan Hidup Bayi Prematur

Indonesia menjadi negara kelima dengan kasus kelahiran prematur terbanyak menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2015. Kelahiran prematur adalah kelahiran yang terjadi sebelum minggu ke-37 kehamilan.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 28 Nov 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2020, 14:00 WIB
Ilustrasi bayi prematur
Ilustrasi bayi prematur (sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia menjadi negara kelima dengan kasus kelahiran prematur terbanyak menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2015. Kelahiran prematur adalah kelahiran yang terjadi sebelum minggu ke-37 kehamilan.

Menurut dokter spesialis anak konsultan dari Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Bunda Jakarta Risma Kerina Kaban, bayi prematur dapat tetap bertahan dan bertumbuh layaknya anak pada umumnya. Keberhasilan bayi prematur dalam bertahan hidup perlu didukung oleh berbagai hal mulai dari dokter, perawat, alat, orangtua.

“Keberhasilan kita menolong bayi khususnya bayi prematur itu tidak hanya tergantung dari dokternya tapi peralatan yang memadai dapat membantu dokter menolong secara optimal,” ujar Risma dalam webinar RSIA Bunda, Jumat (27/11/2020).

Hal yang tak kalah penting dalam membantu bayi bertahan adalah perawat. Bahkan, perawat disebut sebagai ujung tombak karena bertugas memantau perkembangan bayi setiap saat.

“Satu perawat menangani satu bayi jika prematurnya berat. Jadi dia melihat bayi itu setiap jam, terus-terusan jadi jika ada perburukan bisa diketahui dengan cepat.”

Sebagai dokter, Risma mengaku sangat selektif dalam memilih perawat untuk ditempatkan di ruang new natal ICU (NICU). Hal ini untuk memastikan perawatan bayi benar-benar optimal.

“Kerja di NICU kan stres jadi perawat kita itu harus tahan mental, fisiknya harus kuat, dan pengetahuannya harus bagus, harus pintar, keahlianya memang harus di NICU.”

Simak Video Berikut Ini:

Faktor Orangtua

Tidak hanya dokter dan perawat, orangtua juga memiliki peran yang sangat besar. Orangtua tidak hanya berperan pada saat bayi dibawa ke rumah tapi juga berperan saat bayinya di rumah sakit, misal untuk penyediaan air susu ibu (ASI).

Selain itu, perawatan kangguru atau mother care sangat dibutuhkan bayi. Jika orangtua sangat peduli pada bayinya dan tidak stres maka bayinya pun akan sehat.

“Saya mengalami, kalau orangtua tenang maka bayinya pun jadi aman-aman saja.”

Jika dokter, perawat, dan orangtua mampu bekerja sama dengan baik maka dapat dipastikan bayinya pun akan bisa bertahan dengan baik.

Infografis kiat jitu miliki bayi lelaki dari Ikatan Bidan Indonesia

[Bintang] Infografis kiat jitu miliki bayi lelaki dari Ikatan Bidan Indonesia
Infografis kiat jitu miliki bayi lelaki dari Ikatan Bidan Indonesia | Via: facebook.com
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya