Demi Kesehatan Mental yang Lebih Baik, Ubah Pikiran Irasional Menjadi Rasional

Cara menghindari gangguan kesehatan mental adalah dengan mengubah pikiran yang irasional menjadi lebih rasional

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 05 Des 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 05 Des 2020, 19:00 WIB
Ilustrasi kesehatan Mental
Ilustrasi kesehatan mental Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Setiap individu memiliki masalah masing-masing yang dapat berdampak pada kesehatan mental. Ada yang mampu menghadapi masalah mentalnya dengan baik dan ada pula yang tidak. Terlebih di masa pandemi COVID-19.

Dalam keadaan yang penuh tekanan seperti di era pandemi Corona kayak sekarang ini, kemampuan menghadapi masalah sangatlah dibutuhkan.

Menurut dokter dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), Mahaputra, kemampuan menghadapi masalah adalah kemampuan dalam menjawab pikiran-pikiran irasional. Sehingga kesehatan mental lebih bisa terjaga.

Contoh pikiran irasional adalah menuntut diri untuk bisa melakukan hal-hal tertentu. Padahal, hal yang dihadapi memiliki dua kemungkinan yaitu bisa atau tidak.

“Misal, ‘saya harus lulus ujian’ itu sama dengan menekan diri sendiri padahal kemungkinannya bisa lulus bisa juga tidak,” ujar Mahaputra dalam webinar PDSKJI, Jumat (4/12/2020).

Pikiran-pikiran seperti itu dapat membawa beban bagi diri sendiri dan jika tujuan yang diharuskan itu ternyata tidak tercapai maka kekecewaan yang ditimbulkan dapat mengganggu kesehatan mental.

Simak Video Berikut Ini:

Cara Membentuk Pikiran Rasional

Dalam menghadapi masalah, individu perlu menepis pikiran irasional dan membangun pikiran rasional.

“Dalam membangun pemikiran rasional kita berpikir apakah ada yang bisa dilakukan? Ya atau tidak? Kalau ‘ya’ setelah dilakukan apakah berhasil?”

Kalau berhasil, maka cara tersebut dapat dilakukan untuk menjawab masalah-masalah di kemudian hari. Namun, jika setelah dilakukan tidak berhasil, maka pertanyaan selanjutnya adalah “apakah ada cara lain yang bisa dilakukan? Ya atau tidak?”

“Kalau ‘ya’ apakah setelah dilakukan berhasil? Kalau ya kita gunakan cara tersebut, kalau tidak balik lagi apakah ada cara lain yang bisa kita lakukan?”

Jika tidak, maka pertanyaan selanjutnya adalah “Apakah benar-benar tidak ada yang bisa dilakukan? Saat itulah kita refleksi diri untuk menerima.”

Ketika seseorang sudah menyadari bahwa tidak ada hal yang bisa dilakukan maka ia harus berdamai dengan keadaan tersebut. Tak sedikit orang yang tidak bisa menerima keadaan dan akhirnya lari ke penggunaan zat terlarang, hal ini tentunya bukan cara memecahkan masalah secara rasional, kata Mahaputra.

“Kadang-kadang kita terlalu memaksakan dan ini akan sangat membuat kita tidak nyaman,” pungkasnya.

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi COVID-19

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya