Penggunaan Vaksin COVID-19 Harus Merata, Muhadjir Effendy: Tidak Asal Hantam Kromo

Bila vaksinasi COVID-19 bisa dilaksanakan, Muhadjir Effendy mengimbau agar distribusi vaksin Corona merata dan tidak asal hantam rata.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 07 Des 2020, 17:34 WIB
Diterbitkan 07 Des 2020, 17:34 WIB
Optimalisasi SDM di Tengah Pandemi COVID-19
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy memberikan paparan dalam diskusi empat pilar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/12/2020). Diskusi itu membahas tentang optimalisasi SDM di tengah pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhadjir Effendy, mengatakan, ada dua hal yang harus diperhatikan saat pelaksanaan vaksinasi COVID-19.

Hal tersebut berdasarkan amanat Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) yang disampaikannya pada rapat-rapat kabinet terbatas.

Menurut Muhadjir, mereka yang berada di garda terdepan, yang juga harus memerhatikan tentang lokasi terjadinya kemungkinan penumpukan partikel Virus Corona, lebih diutamakan.

"Sehingga, memang karena sebaran COVID-19 ini tidak merata, presiden mohon ini sangat diperhatikan," kata Muhadjir saat konferensi pers Tindak Lanjut Kedatangan Vaksin COVID-19 yang disiarkan di kanal Youtube FM89ID_IKP pada Senin sore, 7 Desember 2020.

Sehingga, lanjut Muhadjir, penggunaan vaksin COVID-19 betul-betul efisien dan tidak asal hantam rata.

"Tidak asal hantam kromo, tapi betul-betul terseleksi berdasarkan siapa yang paling berada di garda depan yang sangat rentan sebagai orang yang akan terinfeksi (Virus Corona) maupun sebagai penyebar," ujarnya.

Hal lain yang harus diperhatikan terkait distribusi vaksin COVID-19 adalah lokasi. Muhadjir, mengatakan, di mana saja lokasi yang harus diprioritaskan sehingga standar WHO tentang rasio jumlah orang yang harus diberi vaksin Corona dengan jumlah penduduk itu tidak bisa sepenuhnya diterapkan di Indonesia.

Sebab, lanjut Muhadjir, tidak seluruh wilayah Indonesia terpapar COVID-19 dengan intensitas yang sama.

"Karena itu, saya mohon perhatian, terutama di dalam menetapkan pemetaan siapa saja yang harus divaksin dan siapa yang boleh dianggap tidak berisiko seandainya tidak divaksin, terutama berkaitan dengan lokasi atau tempat di mana mereka berada," ujarnya.

Selain itu, dipertimbangkan juga mengenai tingkat mobilitas penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya.

Video Terkait Vaksin COVID-19 Sinovac

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya