Liputan6.com, Jakarta Momen peringatan Hari Ibu pada 22 Desember, ada tiga perempuan hebat Sekretariat Kabinet RI. Mereka adalah perempuan yang menjalankan peran sebagai ibu sekaligus pekerja di pemerintahan.
Sekretariat Kabinet adalah institusi di lingkungan lembaga kepresidenan yang mendukung emansipasi wanita dan memberikan kesempatan sebesar-besarnya bagi pegawai perempuan untuk berkembang dan berkarier.
Advertisement
Wakil Sekretaris Kabinet Ratih Nurdiati merupakan salah satu sosok pemimpin perempuan inspiratif yang memegang peran strategis di Sekretariat Kabinet. Di mata Ratih, eksistensi pemerintahan kini semakin signifikan dan kontribusi para perempuan dalam pembangunan juga sangat besar dan semakin baik.
"Mereka menjadi penentu kebijakan kunci dalam pembangunan bangsa dan negara. Dalam pemerintahan eksekutif, sebagai contoh Kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi). Saat ini, ada sejumlah menteri perempuan," kata Ratih secara virtual pada laman Sekretariat Kabinet RI, Selasa (22/12/2020).
"Mereka adalah menteri-menteri yang mempunyai kaliber internasional. Begitu pula di Sekretariat Kabinet, keberadaan perempuan cukup signifikan, yang terlihat dari sejumlah pejabat struktural maupun fungsional yang cukup banyak, baik pada level junior maupun yang paling senior."
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Bekerja Hingga Malam dan Akhir Pekan
Pegawai perempuan di Sekretariat Kabinet mendedikasikan dirinya puluhan tahun bagi negara sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) profesional. Walau begitu, tak membuat Ratih melupakan perannya sebagai pemelihara rumah tangga dan ibu bagi kedua anaknya.
"Membagi waktu antara dua tugas Saya, sebagai pegawai dan ibu di rumah. Saya mulai meyakini bahwa kedua tugas tersebut adalah konsekuensi dari pilihan yang Saya ambil. Sisi lain dari tugas itu, ada tanggung jawab, baik keluarga maupun kantor yang menuntut tanggungjawab yang utuh dari Saya," imbuh Ratih.
"Saya dan suami saling melengkapi, saling berbagi peran. Pekerjaan saya di Sekretariat Kabinet sudah berlangsung selama 33 tahun. Pekerjaan di sini mengharuskan Saya bekerja hingga malam hari. Bahkan akhir pekan."
Di sela-sela waktu yang ada, Ratih pun harus memaksimalkan waktu yang tersisa untuk keluarga.
"Alhamdulillah, Saya bersyukur saya diberi suami dan anak-anak yang sangat mengerti keadaan Saya," ujar Ratih.
Advertisement
Sosok Ibu yang 'Wonder Woman'
Sosok pemimpin perempuan yang berperan sebagai istri juga seorang ibu adalah Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Sekretariat Kabinet Yulyati Kristina. Ia bertugas mengurus basis data informasi, kearsipan, dan kepustakaan.
Ibu dari 2 orang putra dan satu orang putri ini tetap memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak-anaknya di balik kepadatan tugas-tugas negara lainnya. Membagi peran sebagai ibu dan pegawai di Sekretariat Kabinet bagi Yulyati bukanlah hal mudah.
"Pernah suatu saat anak Saya sakit. Saya sampai mikir, keluar kerja saja kali ya. Saya sampaikan itu kepada anak. Dia bilang kalau senang punya ibu yang tetap kerja. Kemudian 4 tahun lalu pas Saya ulang tahun. Anak Saya kasih kado foto," tutur Yulyati.
"Di foto ini, Saya digambarkan sebagai Wonder Woman. Anak Saya bilang, Ibu kok kerja, tapi masih bisa bantu kami di rumah. Ya, anak-anak menghargai Saya."
Anugerah Terindah Dikaruniai Anak Berkebutuhan Khusus
Berperan ganda sebagai orangtua tunggal dan wanita karir juga dialami Kepala Bidang Pengelolaan Komunikasi Sekretariat Kabinet Mita Apriyanti. Ibu dari anak berkebutuhan khusus ini tanpa menghiraukan lelah di raga dan pikirannya, menjalankan hari-harinya dengan penuh rasa tanggung jawab serta sepenuh hati.Â
"Menjadi orangtua tunggal dan Ibu kerja itu cukup berat. Mungkin buat banyak orang yang memiliki kondisi yang sama seperti Saya itu pasti (dirasakan) juga," ungkap Mita.
"Tapi untuk Saya diberikan amanah dan rezeki anak spesial, membuat Saya jadi kuat. Menghadapi itu, Saya bisa membagi waktu dengan cara yang mungkin lebih ekstra dari orangtua lain, yang mungkin memiliki kondisi (anak) yang normal."
Memiliki anak berkebutuhan khusus adalah anugerah terindah bagi Mita. Bahkan anak lelaki semata wayang inilah yang memotivasinya agar bekerja lebih giat lagi. Harapan Mita, bisa membahagiakan dan membanggakan buah hatinya tercinta.
"Kalau di kantor, Saya fokus sama pekerjaan. Ketika Saya pulang ke rumah, punya quality time (waktu berkualitas) dengan anak," ucap Mita.
Advertisement