Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi di Inggris menyatakan bahwa penggunaan harian layar sentuh secara berlebihan dapat membuat balita menjadi lebih sulit berkonsentrasi, dibandingkan mereka yang tidak atau menggunakannya secara rendah.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di Birkbeck, University of London, King's College London, dan University of Bath, balita dengan penggunaan layar sentuh yang tinggi akan lebih cepat melihat obyek yang muncul dan lebih sulit menahan distraksi.
Baca Juga
"Penggunaan ponsel pintar dan tablet oleh bayi dan balita telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir," kata ketua peneliti Profesor Tim Smith dari Birkbeck's Centre for Brain and Cognitive Development seperti dikutip dari Science Daily pada Kamis (28/1/2021).
Advertisement
Smith mengatakan, beberapa tahun pertama kehidupan sangat penting bagi anak untuk belajar mengendalikan perhatian mereka dan mengabaikan gangguan. Keterampilan awal ini dinilai penting untuk pencapaian akademis di kemudian hari.
"Ada kekhawatiran yang berkembang bahwa penggunaan layar sentuh balita dapat berdampak negatif terhadap perkembangan perhatian mereka, tetapi sebelumnya tidak ada bukti empiris yang mendukung hal ini," Smith menambahkan.
Dalam studinya, para peneliti menganalisis beberapa bayi berusia 12 bulan dan memiliki tingkat penggunaan layar sentuh berbeda-beda. Dalam 2,5 tahun berikutnya, mereka dibawa ke laboratorium tiga kali: usia 12 bulan, 18 bulan, dan 3,5 tahun.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Pengaruh di Dunia Nyata Perlu Diketahui Lebih Lanjut
Selama kunjungan, balita-balita ini diberikan kegiatan dengan komputer, serta mendapatkan pemantauan berupa pelacak gerakan mata. Di sana, obyek dimunculkan di layar. Seberapa cepat balita melihat obyek tersebut dan seberapa baik mereka dapat mengabaikannya lalu diukur.
"Kami menemukan bahwa bayi dan balita dengan penggunaan layar sentuh yang tinggi lebih cepat melihat objek ketika mereka muncul dan kurang dapat mengabaikan objek yang mengganggu dibandingkan dengan pengguna rendah," kata Smith.
Peneliti utama Ana Maria Portugal mengatakan bahwa mereka belum menyimpulkan penggunaan layar sentuh menyebabkan berbedanya perhatian anak.
"Karena bisa jadi anak-anak yang lebih mudah terdistraksi mungkin lebih tertarik pada fitur yang menarik perhatian dari perangkat layar sentuh dibandingkan yang tidak," katanya.
Rachael Bedford dari Department of Psychology at University of Bath mengatakan, yang perlu diketahui berikutnya adalah bagaimana hal ini juga terkait dengan perhatian di dunia nyata.
"Apakah ini tanda positif bahwa anak-anak telah beradaptasi dengan tuntutan multitasking dari lingkungan keseharian mereka yang kompleks atau apakah itu berhubungan dengan kesulitan dalam tugas yang membutuhkan konsentrasi?"
Advertisement