Upaya Kendalikan COVID-19, IDI Minta Pemerintah Testing Serentak Semua Lapisan Masyarakat

Testing merupakan langkah penting guna menegakkan diagnosa dini bagi anggota masyarakat yang terinfeksi COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jan 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2021, 18:00 WIB
Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Nyaris Tembus 1 Juta
Pekerja saat mengikuti tes usap (swab) antigen di Jakarta, Senin (25/1/2021). Data Satgas Covid-19 per Senin (25/1) mencatat kasus positif di Indonesia bertambah 9.994 orang sehingga total kasus positif menjadi 999.256 orang atau hampir menembus 1 juta kasus. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) meminta pemerintah pusat dan daerah melakukan testing atau pemeriksaan infeksi COVID-19 pada seluruh masyarakat secara serentak. Testing merupakan langkah penting guna menegakkan diagnosa dini bagi anggota masyarakat yang terinfeksi COVID-19. Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Umum IDI, Muhammad Adib Khumaidi yang juga Ketua Tim Mitigasi IDI.

"Tim Mitigasi IDI juga meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan strategi testing secara serentak bagi seluruh lapisan masyarakat sehingga dapat menentukan diagnosa dini agar dapat tindakan segera bagi yang terkonfirmasi positif tersebut," katanya melalui keterangan pers, Kamis (28/1).

Adib menyebut penularan COVID di Indonesia saat ini tidak terkendali. Hal itu ditandai dengan banyak orang terjangkit COVID-19 dan aktivitas mobilitas masyarakat semakin meningkat.

Sementara testing COVID-19 di Indonesia masih di bawah angka lima persen dari total populasi penduduk Indonesia.

"Testing ini dibutuhkan untuk bukan hanya screening (penyaringan), namun juga tracing (penelusuran) dan evaluasi penyembuhan," ujarnya.

Selain testing serentak kepada masyarakat, Adib meminta pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan memberikan tes rutin kepada tenaga kesehatan. Ini untuk memastikan tenaga kesehatan dalam kondisi baik saat menangani pasien COVID-19.

 

 

Simak Juga Video Berikut Ini

647 Tenaga Kesehatan Meninggal Dunia

Sebelumnya, Tim Mitigasi PB IDI melaporkan jumlah tenaga kesehatan yang meninggal dunia akibat COVID-19 selama pandemi Corona di Indonesia. Sejak 2 Maret hingga 27 Januari 2021, sebanyak 647 tenaga kesehatan meninggal dunia.

Dari 647 tenaga kesehatan meninggal dunia, 289 di antaranya merupakan dokter. Sementara itu, 27 orang merupakan dokter gigi, 221 perawat, 84 bidan, 11 apoteker dan 15 tenaga laboratorium medik.

"Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 161 dokter umum (4 guru besar), 123 dokter spesialis (12 guru besar), serta 5 residen, yang keseluruhannya berasal dari 26 IDI Wilayah (provinsi) dan 116 IDI Cabang (Kota/Kabupaten)," demikian bunyi keterangan pers Tim Mitigasi PB IDI.

Ratusan tenaga kesehatan meninggal dunia akibat Covid-19 ini tersebar di 30 provinsi di Indonesia. Rinciannya, Jawa Timur 56 dokter, 6 dokter gigi, 89 perawat, 4 tenaga lab medik dan 33 bidan. DKI Jakarta 43 dokter, 10 dokter gigi, 25 perawat, 2 apoteker, 3 tenaga lab medik dan 7 bidan.

Jawa Tengah 41 dokter, 2 dokter gigi, 27 perawat, 3 tenaga lab medik dan 2 bidan. Jawa Barat 33 dokter, 4 dokter gigi, 27 perawat, 6 apoteker, 1 tenaga lab medik dan 13 bidan. Sumatera Utara 26 dokter, 1 dokter gigi, 3 perawat dan 9 bidan. Sulawesi Selatan 18 dokter, 7 perawat dan 4 bidan.

Kematian Nakes Indonesia Tertinggi di Asia

Kemudian Banten 12 dokter, 2 perawat dan 4 bidan. Bali 6 dokter, 1 perawat, 1 tenaga laboratorium medik. Aceh 6 dokter, 2 perawat, 1 tenaga lab medik dan 1 bidan. Kalimantan Timur 6 dokter dan 4 perawat. DI Yogyakarta 6 dokter, 2 perawat, 3 bidanRiau 6 dokter, 2 perawat dan 1 bidan.

Selanjutnya, Kalimantan Selatan 5 dokter, 1 dokter gigi dan 6 perawat. Sulawesi Utara 5 dokter, 1 perawat dan 1 bidan. Sumatera Selatan 4 dokter, 1 dokter gigi dan 5 perawat.Kepulauan Riau 3 dokter dan 2 perawat. Nusa Tenggara Barat 2 dokter, 1 perawat, 1 tenaga lab medik dan 1 bidan.

Bengkulu 2 dokter dan 2 bidan. Sumatera Barat 1 dokter, 1 dokter gigi dan 2 perawat.Kalimantan Tengah 1 dokter, 2 perawat, 1 apoteker dan 2 bidan. Lampung 1 dokter dan 2 perawat. Maluku Utara 1 dokter dan 1 perawat. Sulawesi Tenggara 1 dokter, 2 dokter gigi dan 1 perawat. Sulawesi Tengah 1 dokter dan 1 perawat.

Papua Barat 1 dokter. Bangka Belitung 1 dokter. Papua 2 perawat dan 1 bidan. Nusa Tenggara Timur 1 perawat. Kalimantan Barat 1 perawat, 1 apoteker dan 1 tenaga lab medik serta Jambi 1 apoteker.

"DPLN (Daerah Penugasan Luar Negeri) Kuwait 2 perawat. Serta 1 dokter masih dalam konfirmasi verifikasi."

Berdasarkan perbandingan statistik testing COVID-19 dan populasi, kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia dan tiga besar di seluruh dunia.

"Bahkan sepanjang bulan Desember 2020 mencatat 53 (lima puluh tiga) dan hingga pertengahan bulan Januari 2021," ujarnya. 

 

(Titin Supriatin/Merdeka.com)

Infografis

Infografis Banjir Datang, Waspada Klaster Pengungsian. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Banjir Datang, Waspada Klaster Pengungsian. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya