Liputan6.com, Jakarta - Ben Peters awalnya didiagnosis mengalami tonsilitis atau radang amandel. Namun ternyata, ia sesungguhnya mengalami kanker darah atau leukemia.
Pria 22 tahun asal Inggris itu awalnya hanya bisa mengirimkan gambar amandelnya yang membesar seukuran bola golf. Hal itu karena dokter tidak ingin memeriksa tenggorokannya akibat pandemi.
Baca Juga
Dilansir dari The Sun pada Kamis (24/2/2021), Ben beberapa kali didiagnosis tonsilitis selama dua bulan dan mendapatkan empat antibiotik. Namun obat-obatan itu tidak membantu.
Advertisement
Pada 26 Desember 2020, ia dinyatakan kanker usai pemeriksaan dokter, setelah dirinya tidak bisa makan atau bernapas.
"Saya tidak bisa bernapas atau bangun dari tempat tidur. Saya bahkan belum bisa makan malam Natal, saya sengsara," ujarnya. "Saya tahu (obatnya) tidak bekerja, di titik ini amandel memenuhi bagian belakang tenggorokan saya."
Mengutip Metro, pria Swindon, Wiltshire ini mengaku mengalami gejala pada Oktober 2020. Namun, ia tidak bisa menemui dokter hingga 15 November. Kondisi tersebut juga membuatnya beberapa kali tak bisa bekerja karena sakit.
"Saya mengonsumsi pereda rasa sakit secara terus menerus dan menjalani hari-hari hanya dengan cairan karena tidak tahan rasa sakitnya," kata Ben.
Selain itu memakai masker, yang merupakan kewajiban di toko tempatnya bekerja selama pandemi, memperburuk masalah pernapasannya.Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita. Â
Â
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Simak Juga Video Berikut Ini
Didiagnosis Leukemia Limfosit Akut
Ketika harus dilarikan ke rumah sakit di bulan Desember, Ben sempat diberitahu untuk ketiga kalinya bahwa ia menderita tonsilitis. Namun, tenaga kesehatan memutuskan memeriksanya lebih lanjut. Tiga hari kemudian ia didiagnosis leukemia limfositik akut.
"Seluruh dunia saya hancur begitu saja. Saya ingat saat diberitahu dan merasa saya didorong dari kursi dan tidak bisa bangun," katanya.
Ben lalu dipindahkan ke rumah sakit Oxford dan menghabiskan 40 hari dalam rawat inap. Ia telah dinyatakan remisi dan sudah kembali ke rumahnya.
Ben pun memperingatkan masyarakat agar mendesak mendapatkan nasehat medis, apabila merasakan ada sesuatu yang salah. Selain itu, kejadian tersebut membuatnya lebih menjaga gaya hidupnya dan fokus untuk tetap positif.
"Sebelum kanker saya bekerja berlebihan dan makan tidak sehat," katanya. Selain itu, ia juga meluncurkan penggalangan dana untuk membantu tenaga kesehatan yang merawatnya.
Sementara, juru bicara dari Priory Road Surgery, tempat Ben memeriksakan diri awalnya mengatakan, mereka tidak bisa berkomentar mengenai kasus individual. Namun, pihak rumah sakit meminta Ben untuk mengikuti prosedur standar apabila mau melayangkan protes.
Advertisement