7 dari 10 Rumah Tangga Indonesia Mengonsumsi Air Tercemar E Coli

Kepala Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat Kemenkes mengungkapkan tujuh dari sepuluh rumah tangga di Indonesia, mengonsumsi air minum dari sarana yang terkontaminasi bakteri E Coli.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Apr 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2021, 08:00 WIB
Ilustrasi Air Minum/ Pixabay
Ilustrasi Air Minum/ Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Air minum menjadi konsumsi rumah tangga sehari-hari. Tiap keluarga mendapatkan air minum dari berbagai sumber, mulai dari air isi ulang, sumur gali, sumur bor, air ledeng, air kemasan, penampungan air hujan, dan lain sebagainya. Namun, sebagian besar rumah tangga di Indonesia mengonsumsi air minum dari sarana yang terkontaminasi bakteri E Coli.

Kepala Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat Kementrian Kesehatan, Ir. Doddy Izwardy, M.A, mengungkapkan temuan hasil studi yang dilakukan pada tahun 2020. Doddy menyebutkan tujuh dari sepuluh rumah tangga di Indonesia mengonsumsi air minum dari sarana yang terkontaminasi bakteri yang memiliki nama lengkap Escherichia coli.

Studi tersebut dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dan Badan Pusat Statistik (BPS). Mereka telah melaporkan temuan 82 persen sumur gali dan mata air tidak terlindungi dari kontaminasi E coli. Bahkan, tingkat kontaminasi pada air pemukaan mencapai lebih dari 91 persen.

Doddy mengatakan indikasi sarana air minum terkontaminasi bakteri E Coli yang terbawa dari kotoran hewan atau manusia dapat diperhatikan dari jumlah kasus warga sekitar yang terkena dampak penyakit, seperti diare, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan sebagainya.

“Kalau orang puskesmas di wilayahnya sering melihat, ada warga yang sering terkena diare, ISPA balitanya serta segala jenis penyakit dari sini kita bisa mendapatkan (informasi),” katanya dalam Diseminasi Hasil Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga Tahun 2020.

Apabila kondisi seperti itu telah terjadi, maka upaya yang harus dilakukan tidak hanya mengobati pasiennya, tetapi juga memperbaiki kualitas airnya.

Kontaminasi bakteri E coli pada tubuh manusia dapat mengakibatkan program pemberian makanan tambahan (PMT) tidak berjalan efektikf.

Doddy juga mengatakan, kandungan selain bakteri E coli di tiga sarana air minum juga berpotensi kuat mengandung kadar/bahan negatif yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

 

 

Penulis: Rissa Sugiarti

 

Simak Juga Video Berikut Ini

Infografis Krisis Air Ibukota

Infografis Waspada Krisis Air Ibukota (Liputan6.com/Yoshiro)
Infografis Waspada Krisis Air Ibukota (Liputan6.com/Yoshiro)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya