Peluang Hamil Sehat Setelah Keguguran Pertama Capai 90 Persen

Aurel Hermansyah alami keguguran. Bila menilik data, kasus keguguran dapat terjadi pada siapa saja dengan persentase 10 hingga 15 persen dari seluruh kehamilan

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 20 Mei 2021, 13:04 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2021, 16:55 WIB
[Fimela] Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar
Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar saat mengabarkan bahwa Aurel keguguran (Youtube/Atta Halilintar)

Liputan6.com, Jakarta Artis Aurel Hermansyah mengabarkan bahwa dirinya mengalami keguguran. Kabar duka ini disampaikan melalui kanal YouTube sang suami, Atta Halilintar.

Menanggapi kejadian ini, dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas dari RS Pondok Indah, Jakarta Selatan, Yassin Yanuar Mohammad menerangkan bahwa kasus keguguran dapat terjadi pada siapa saja dengan persentase 10 hingga 15 persen dari seluruh kehamilan.

Secara statistik, 10 hingga 15 persen ibu hamil memang mengalami keguguran. Begitu pula pada kehamilan yang kedua.

“Jadi setiap kehamilan itu selalu ada risiko yang bisa dialami oleh setiap orang. Pada kehamilan kedua memang ada risiko untuk mengalami keguguran lagi atau mengalami kelainan genetik pada janinnya sekitar 10 sampai 15 persen juga,” ujar Yassin kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon Rabu (19/5/2021).

Setelah keguguran kedua, pada hamil ketiga dan seterusnya risiko keguguran akan semakin tinggi bisa mencapai 25 hingga 40 persen.

“Tapi, peluang untuk mengalami kehamilan normal itu masih tinggi, 90 persen lebih.”

Ia menambahkan, tidak ada perawatan khusus agar kehamilan kedua berjalan normal. Namun, Yassin menyarankan agar ibu dan ayah menerapkan gaya hidup sehat dengan makan-makanan cukup gizi, olahraga teratur, tidak merokok, tidak minum alkohol, dan menjaga diet agar tidak obesitas.

Yassin juga mengimbau para ibu yang mengalami keguguran untuk tidak khawatir. Pasalnya, keguguran pertama terjadi secara sporadis.

“Kalau kejadian pertama tidak perlu khawatir karena ini terjadi secara sporadis atau random. Sedangkan pada keguguran berulang ini diperlukan pemeriksaan tambahan.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Berikut Ini


Mengenal Keguguran Secara Umum

Secara umum, Yassin menerangkan bahwa keguguran adalah suatu penghentian kehamilan yang terjadi pada usia kehamilan di bawah 20 minggu.

“Jadi hamil sebelum 20 minggu bayinya sudah lahir itu disebut keguguran,” ujar Yassin.

Ia menambahkan, ada pula istilah early pregnancy loss atau keguguran dini. Biasanya, pada keguguran yang terjadi sebelum usia 12 atau 13 minggu (trimester pertama) sebagian besar (50-80 persen) disebabkan masalah pada janinnya.

“Saya tidak bicara tentang Aurel, tapi secara umum masalah janin di trimester pertama disebabkan kelainan kromosom. Jadi kelainan ini sifatnya genetik sehingga janinnya tidak memiliki kemampuan untuk tumbuh lebih jauh lagi.”

Selain kelainan kromosom ada pula masalah lain yang dapat ikut andil dalam peristiwa keguguran. Seperti masalah hormonal pada ibu, masalah metabolisme ibu, kelainan anatomi rahim, dan kualitas sperma ayah.

 


Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi COVID-19

Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya