Aurel Hermansyah Keguguran, Dokter Kandungan Jelaskan Berbagai Faktor Penyebab Secara Umum

Kabar duka datang dari pasangan pengantin baru YouTuber Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah. Keduanya mengabarkan bahwa anak yang ada dalam kandungan telah gugur.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 19 Mei 2021, 16:03 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2021, 16:01 WIB
[Fimela] Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar
Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar (Youtube/Atta Halilintar)

Liputan6.com, Jakarta - Aurel Hermansyah membagikan kabar duka. Istri YouTuber Atta Halilintar ini baru saja mengalami keguguran kehamilan pertama. Menurut pasangan tersebut, keguguran yang terjadi disebabkan janin yang tidak berkembang.

Terkait keguguran, dokter spesialis kandungan dari RS Pondok Indah, Jakarta Selatan, Yassin Yanuar Mohammad menerangkan bahwa secara umum keguguran adalah suatu penghentian kehamilan yang terjadi pada usia kehamilan di bawah 20 minggu.

“Jadi hamil sebelum 20 minggu bayinya sudah lahir itu disebut keguguran,” ujar Yassin kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon Rabu (19/5/2021).

Ia menambahkan, ada pula istilah early pregnancy loss atau keguguran dini. Biasanya, pada keguguran yang terjadi sebelum usia 12 atau 13 minggu (trimester pertama) sebagian besar (50-80 persen) disebabkan masalah pada janinnya.

“Saya tidak bicara tentang Aurel, tapi secara umum masalah janin di trimester pertama disebabkan kelainan kromosom. Jadi kelainan ini sifatnya genetik sehingga janinnya tidak memiliki kemampuan untuk tumbuh lebih jauh lagi.”

Selain kelainan kromosom ada pula masalah lain yang dapat ikut andil dalam peristiwa keguguran. Seperti masalah hormonal pada ibu, masalah metabolisme ibu, kelainan anatomi rahim, dan kualitas sperma ayah.

“Kalau kejadian pertama tidak perlu khawatir karena ini terjadi secara sporadis atau random. Sedangkan pada keguguran berulang, ini diperlukan pemeriksaan tambahan.”

Simak Video Berikut Ini

Persentase Kejadian pada Seluruh Kehamilan

Yassin juga menerangkan, kasus seperti ini dapat terjadi sekitar 10 hingga 15 persen pada seluruh kehamilan sehingga bisa dialami oleh siapa pun.

Secara statistik, 10 hingga 15 persen ibu hamil memang mengalami keguguran. Begitu pula pada kehamilan yang kedua.

“Jadi setiap kehamilan itu selalu ada risiko yang bisa dialami oleh setiap orang. Pada kehamilan kedua memang ada risiko untuk mengalami keguguran lagi atau mengalami kelainan genetik pada janinnya sekitar 10 sampai 15 persen juga.”

Setelah keguguran kedua, pada hamil ketiga dan seterusnya risiko keguguran akan semakin tinggi, bisa mencapai 25 hingga 40 persen.

“Tapi, peluang untuk mengalami kehamilan normal itu masih tinggi, 90 persen lebih.”

Tidak ada perawatan khusus agar kehamilan kedua berjalan normal. Namun, Yassin menyarankan agar ibu dan ayah menerapkan gaya hidup sehat dengan makan-makanan cukup gizi, olahraga teratur, tidak merokok, tidak minum alkohol, dan menjaga diet agar tidak obesitas, tutup Yassin.

Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi COVID-19

Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya