Liputan6.com, Jakarta Kesalahan penanganan membuat Jepang dikabarkan harus rela membuang lebih dari tujuh ribu dosis vaksin COVID-19, di tengah pemerintah yang sedang berupaya untuk mempercepat vaksinasi warganya.
Sebuah rumah sakit dan pusat vaksinasi massal masing-masing harus membuang sekitar seribu dosis vaksin Pfizer karena kedaluwarsa. Hal ini karena vaksin-vaksin itu disimpan di suhu yang tidak seharusnya.
Baca Juga
Seperti diketahui, vaksin Pfizer haruslah disimpan dalam suhu yang sangat dingin. Namun pada kasus ini, mereka disimpan dengan suhu ruangan.
Advertisement
Selain itu, koran Yomiuri pada Minggu waktu setempat juga melaporkan bahwa ada 12 dosis yang terbuang di sebuah bangsal di Tokyo karena pengenceran yang berlebihan.
Dalam pernyataan resminya, seperti dikutip dari Channel News Asia pada Senin (7/6/2021), Omuta National Hospital meminta maaf atas kesalahan yang mereka lakukan.
"Kami sangat menyesal harus membuang vaksin yang berharga karena salah penanganan kami, di saat banyak penduduk setempat sangat ingin mendapatkan vaksinasi," kata mereka.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Olimpiade
Kejadian tersebut menambah masalah terkait vaksinasi COVID-19 di Jepang, yang sedang mempersiapkan Olimpiade di Tokyo mulai 23 Juli tahun ini.
Negara matahari terbit itu baru melakukan vaksinasi pada sekitar 9 persen masyarakatnya dengan setidaknya satu dosis vaksin. Angka itu terbilang cukup lambat jika dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya.
Naoto Ueyama, Ketua Japan Doctors Union mengatakan, Olimpiade berisiko menjadi inkubator "varian Tokyo" mengingat 15 ribu atlet asing, puluhan ribu pejabat, sponsor, dan jurnalis dari sekitar 200 negara akan datang dan berpotensi bercampur dengan warga yang tidak divaksinasi.
Dikutip dari Huffpost, apabila Jepang berhasil memenuhi targetnya untuk vaksinasi 36 juta lansia di akhir Juli, sekitar 70 persen populasi masih belum disuntik.
"Vaksinasi di bawah kecepatan saat ini tidak akan membantu mencegah infeksi selama Olimpiade," kata Tokyo Medical Association Chairman Haruo Ozaki. "Olimpiade dapat memicu penyebaran global berbagai varian virus," ia menambahkan.
Advertisement
Lambatnya Vaksinasi di Jepang
Jepang baru memulai vaksinasi COVID-19 pada pertengahan Februari, dengan tenaga kesehatan menjadi prioritas pertama imunisasi. Beberapa pihak menilai negara itu cukup terlambat dalam melakukannya.
Sementara, vaksinasi pada lansia di Jepang dimulai pada pertengahan April. Namun situasinya diperlambat oleh kekurangan pasokan awal, prosedur reservasi yang rumit, serta kurangnya tenaga medis untuk penyuntikan.
Dikutip dari USA Today, lama Our World In Data pada 5 Juni lalu mengungkapkan bahwa Jepang menempati peringat terakhir untuk vaksinasi, di antara 38 negara di Organization for Economic Cooperation and Development.
Hingga Kamis pekan lalu, sekitar 8,7 persen dari 126 juta penduduknya telah menerima setidaknya satu suntikan. Hanya 3 persen dari masyarakat umum, yang sebagian besar adalah tenaga kesehatan dan orangtua, yang menerima vaksinasi lengkap.
Infografis Sinovac Belum Termasuk Vaksin Covid-19 Syarat Umrah
Advertisement