Liputan6.com, Jakarta Seiring bertambahnya usia, maka tantangan dan masalah kesehatan yang dihadapi akan berbeda-beda. Memasuki usia 60 tahun ke atas atau lansia, sistem kekebalan dan kinerja organ tubuh akan mengalami menurun. Kondisi ini membuat para lansia lebih rentan terhadap penyakit.
Bukan hanya penyakit radang sendi, jantung, diabetes, alzheimer, dan osteoporosis, tapi juga masalah-masalah yang berhubungan dengan saraf, seperti nyeri pinggang dan saraf terjepit. Karena menyebabkan rasa tidak nyaman dan mengganggu, bagi beberapa penderita bahkan sampai tidak dapat melakukan rutinitas harian mereka.
Baca Juga
Sayangnya, beberapa orang kadang tidak menyadari bahwa ia mengalami saraf terjepit dan hanya mengira nyeri pinggang biasa. Akibatnya, terlambat ditangani dan dapat menyebabkan komplikasi kesehatan hingga parahnya terjadi kerusakan saraf permanen.
Advertisement
Penyebab Saraf Terjepit pada Lansia
Dokter Ortopedi & Traumatologi, dr. Harmantya Mahadhipta, Sp.OT (K)Spine menyebutkan penyebab paling umum dari nyeri pinggang dan saraf terjepit pada orang yang lanjut usia adalah stenosis tulang belakang lumbar.
"Stenosis tulang belakang bagian lumbal adalah penyempitan kanal tulang belakang yang menampung saraf tulang belakang," jelasnya.
Dikatakan oleh dr. Harmantya, gejala Stenosis tulang belakang lumbal menyebabkan nyeri pinggang yang dapat menyebar ke satu kaki atau kedua kaki secara bersamaan.
"Pasien mungkin juga merasakan melemahnya otot tungkai atau nyeri pada tungkai dan paha yang mengharuskan mereka untuk sering berhenti saat berjalan. Hal ini disebabkan oleh tekanan pada saraf yang akan mempengaruhi cara berjalan penderita yang tentunya akan mempengaruhi kualitas kehidupan sehari-hari," ujarnya.
Masalah stenosis tulang belakang bagian lumbal, tidak hanya rentan dialami oleh mereka yang berusia lansia atau 50 tahun ke atas. Pada orang-orang yang kelebihan berat barat atau obesitas dan penderita diabetes juga memiliki risiko tinggi. Termasuk wanita yang sudah memasuki usia menopause.
Tanda-Tanda Harus Segera Periksa ke Dokter
Mengingat masalah nyeri pinggang dan saraf terjepit karena stenosis tulang belakang bagian lumbal tidak bisa dianggap sepele, maka penting untuk mengetahui tanda-tanda yang mengharuskan seseorang segera konsultasi ke dokter. Sejumlah tanda yang disebutkan oleh dr. Harmantya Mahadhipta, Sp.OT (K)Spine diantaranya;
1. Sakit pinggang yang intens/ terus menerus yang mempengaruhi berjalan dan kehidupan sehari-hari dan menyebabkan anda harus banyak berhenti saat berjalan atau hanya dapat dalam jarak yang relative pendek
2. Atrofi otot di kaki (bentuk kaki mengalami perubahan, seperti lebih cekung karena ototnya mengecil; atau terlihat tidak simetris)
3. Buang air kecil atau buang air besar yang tidak norma
Untuk mengobati sakit di stenosis tulang belakang bagian lumbal, dokter akan melihat terlebih dahulu tingkat keparahannya. Secara umum, dokter memberikan obat-obatan berupa antibiotik, penghilang rasa sakit, obat relaksan otot untuk mengurangi ketegangan otot dan nyeri terkait, Obat-obatan untuk mengurangi rasa sakit dan infeksi seperti NSAID dengan relaksan otot, Obat-obatan Anti depresan).
Terapi fisik untuk mengatasi nyeri seperti stimulasi saraf melalui Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS), pijat, gelombang ultrasound, akupunktur, traksi, dan penguatan otot punggung dan kaki untuk meningkatkan efisiensinya. Bila dengan obat-obatan dan terapi tidak berhasil maka dilakukan tindakan operasi.
"Pembedahan menjadi pilihan ketika pengobatan dan terapi fisik tidak berhasil, gejalanya mempengaruhi kehidupan sehari-hari, dan buang air kecil dan buang air besar menjadi tidak terkendali," ujar dr. Harmantya Mahadhipta.
Advertisement
Teknik Operasi PSLD
Salah satu teknik operasi modern yang direkomendasikan untuk mengobati stenosis tulang belakang lumbar adalah teknik PSLD (Percutaneous Stenoscopic Lumbar Decompression). Ini merupakan teknik bedah endoskopi yang canggih dan sudah sering dilakukan di Rumah Sakit EMC Tangerang.
dr. Harmantya Mahadhipta, Sp.OT (K)Spine menjelaskan pada teknik operasi PSLD, dokter akan memasukkan dekompresi endoskopi melalui sayatan kecil (sekitar 8 millimeter) ke area saraf.
"Lensa endoskopi membuat seolah-olah dokter memiliki mata di dalam tubuh pasien, sehingga memungkinkan dokter dapat melihat kelainan dengan jelas, dan memotong setiap cakram hernia, sendi, atau ligamen flavum yang memberi tekanan pada saraf tanpa harus memotong otot yang masih dalam kondisi baik," jelasnya.
Teknik Operasi PSLD menjadi pilihan karena sejumlah kelebihan dan manfaat yang bisa dapatkan oleh pasien. Mulai dari tingkat keamanan yang tinggi, risiko terinfeksi lebih rendah dan mengurangi kerusakan pada jaringan lain. Waktu pelaksanaan operasi relatif lebih singkat, hanya 30 menit sampai dengan 45 menit dengan luka sayatan relatif kecil (dengan diameter hanya sekitar 0,8cm).
Selanjutnya, pemulihan pasien lebih cepat dan dapat segera beraktivitas, karena perawatan di rumah sakit lebih singkat sekitar 1-2 hari saja. risiko terinfeksi lebih rendah dan mengurangi kerusakan pada jaringan lain.
Itulah sekilas tentang penyakit yang mengintai para lansia dan cara menangani masalah nyeri pinggang dan saraf terjepit. Untuk konsultasi dan informasi lebih lanjut bisa dengan dr. Harmantya Mahadhipta Sp.OT (K) Spine, Dokter Spesialis Ortopedi & Traumatologi, Konsultan Tulang Belakang yang berpraktek di Rumah Sakit EMC Tangerang. Hubungi : 0878 8989 0102 (Ekha) untuk membuat janji berkunjung.