Positif COVID-19 Tanpa Gejala, dr Reisa Ingatkan Langkah-Langkah Jalani Isolasi Mandiri

Terkonfirmasi positif COVID-19 tanpa gejala maupun gejala ringan, bisa menjalani isolasi mandiri

oleh Benedikta Desideria diperbarui 11 Jul 2021, 06:00 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2021, 06:00 WIB
ilustrasi isolasi mandiri
ilustrasi isolasi mandiri (sumber: freepik)

Liputan6.com, Jakarta Bila hasil tes PCR terkonfirmasi positif COVID-19 tanpa gejala serius seseorang bisa menjalankan isolasi mandiri (isoman). Namun, isolasi mandiri bukan berati sendirian tanpa bantuan orang lain.

"Isolasi boleh mandiri tetapi sembuh kembali negatif COVID-19 tidak harus sendiri,” ujar dr Reisa saat konferensi pers perkembangan terkini terkait dengan implementasi PPKM Darurat, Sabtu (10/7/2021).

Langkah pertama, lapor ke Ketua RT atau RW atau satgas setempat. Mereka akan membantu melaporkan ke puskesmas terdekat. Ada baiknya setelah hasil tes didapat, segera kontak dengan dokter dari pelayanan jasa kesehatan daring atau telemedis yang akan memandu dan memberi saran selama masa isoman.

"Bagi warga Jabodetabek, ada 11 penyedia jasa layanan telemedis sudah akan siap memberikan konsultasi bahkan obat-obatan dan vitamin gratis karena sudah menjalin kerja sama dengan Kementerian Kesehatan,” kata Reisa.

Langkah selanjutnya, pilih lokasi isolasi mandiri yang terpisah dan tidak memungkinkan kontak dengan anggota keluarga.

Pastikan ruangan tersebut bersih, ventilasi, dan sirkulasi udara tempat isoman tersebut bagus. Udara segar mengalir dengan baik.

Hindari berbagi alat makan dan alat mandi. Bahkan perlengkapan ibadah jauh lebih baik bila bawa sendiri semuanya.

 

Simak Juga Video Berikut

Siapkan Stok Vitamin

Ilustrasi vitamin
Ilustrasi vitamin (dok.unsplash/ Kayla Maurais)

Pastikan vitamin dan suplemen lain yang dimiliki sudah mendapat izin BPOM. Konsultasi dan minta resep dokter apabila perlu obat-obatan lainnya.

Jangan lupa banyak minum air dan bersih atau air mineral agar tidak dehidrasi dan konsumsi hanya makanan bergizi seimbang.

“Siapkan oximeter untuk mencatat saturasi oksigen di tubuh termometer untuk periksa suhu badan dan kalau bisa alat pengukur tensi darah,” saran Reisa.

Bila merasa fit bawa alat olahraga. Lalu, pastikan alat komunikasi seperti telepon genggam selalu siap pakai. Hal ini penting karena selama 10 hari atau sesuai anjuran dokter yang mengawasi, tidak boleh kontak, bertemu langsung dengan siapapun termasuk anggota keluarga.

“Biasakan matahari masuk ke tempat isolasi dan biasakan berjemur minimal 30 menit setiap harinya,” katanya.

Pastikan selalu berkonsultasi dengan dokter, jika kondisi memburuk dokter akan merujuk ke rumah sakit. Namun, jika tidak imunitas tubuh akan bisa melawan virus dengan segera.

"Apalagi kita sudah menerapkan langkah-langkah tadi, kondisi tubuh makin membaik, imunitas melawan dengan agresif serangan si virus dan kita segera kembali negatif,” ujarnya.

Reisa mengingatkan soal masa selesai isolasi diputuskan oleh dokter yang mengawasi bukan keputusan pribadi.

Dukungan Keluarga dan Lingkungan Amat Penting

Reisa Broto Asmoro
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro (Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris)

Isoman memang sepenuhnya dilakukan sendirian tapi dukungan dari anggota keluarga dan lingkungan penting.

Manfaatkan waktu sebaik-baiknya selama masa isolasi tetap semangat berpikir positif, berdoa dengan tekun dan berharap cepat ‘negatif’.

“Ingat isolasi boleh mandiri, sembuh tidak harus sendiri,” kata Reisa.

Buang Sampah Limbah Medis

Tindakan ketiga yang bisa dilakukan, lanjut Reisa, membiasakan membuang limbah masker medis dengan benar. Limbah masker habis pakai tak boleh sembarangan, pengelolaannya harus dilakukan dengan tepat agar tidak menimbulkan dampak berbahaya dan beracun bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

Masker yang sudah dipakai, dikumpulkan di satu tempat. Kalau hanya satu bisa langsung semprotkan disinfektan atau rendam di larutan pemutih atau klorin. Lalu, robek tali dan bagian tengah masker agar rusak dan tidak dapat dipergunakan ulang orang lain, masukkan ke dalam wadah tertutup atau dibungkus plastik, dan buang ke tempat sampah.

Penting sekali untuk selalu cuci tangan dengan baik dan benar terutama dengan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik setelah menangani limbah masker medis.

Di kesempatan ini, Reisa juga mengingatkan tentang pentingnya mengikuti vaksinasi COVID-19.

“Vaksinasi COVID-19 yang merata di antara masyarakat Indonesia akan membuka kembali peluang berjumpa dengan orang tua, anak, dan cucu dan orang tersayang lainnya dalam situasi yang lebih baik. Daftar sekarang juga antar mereka yang perlu dibantu seperti para lansia dan temani jadi saksi bersejarah hidup mereka,” ujar Reisa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya