Kasus COVID-19 Melonjak, Jokowi Ingin Kebutuhan Oksigen Medis Nasional Terpenuhi

Presiden Jokowi ingin kebutuhan oksigen nasional terpenuhi.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 16 Jul 2021, 17:29 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2021, 12:51 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Pastikan kebutuhan oksigen terpenuhi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau PT Aneka Gas Industri di kawasan Pulo Gadung, Jakarta Timur pada Jumat, 16 Juli 2021. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin kebutuhan oksigen nasional terpenuhi. Terlebih lagi kenaikan kasus COVID-19 yang masih terus terjadi menyebabkan lonjakan kebutuhan oksigen di dalam negeri

Oksigen digunakan untuk pengobatan pasien COVID-19, baik yang berada di rumah sakit maupun di tempat-tempat isolasi. Pemerintah pun terus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan oksigen.

"Pemerintah terus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan oksigen secara nasional. Kita telah bekerja sama dengan industri-industri di dalam negeri untuk mengamankan pasokan dan distribusi oksigen medis yang dibutuhkan masyarakat," kata Jokowi selepas meninjau PT Aneka Gas Industri di kawasan Pulo Gadung, Jakarta Timur, Jumat (16/7/2021).

"Sehingga kebutuhan oksigen secara nasional bisa terpenuhi."

Jokowi sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh PT Aneka Gas Industri, anak usaha dari PT Samator. Perusahaan tersebut bekerja maksimal memenuhi kebutuhan oksigen medis dengan menambah kapasitas produksinya.

Upaya di atas sangat membantu suplai oksigen nasional. Dalam peninjauan di lokasi, Jokowi melihat tangki produksi hingga ruang kontrol pabrik.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Hampir 90 Persen Oksigen Dikonversi untuk Medis

Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Pastikan kebutuhan oksigen terpenuhi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau PT Aneka Gas Industri di kawasan Pulo Gadung, Jakarta Timur pada Jumat, 16 Juli 2021. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Pabrik di Pulo Gadung sendiri merupakan salah satu dari tiga pabrik PT Aneka Gas Industri yang berada di wilayah Jawa bagian barat yang memproduksi oksigen, nitrogen, dan argon. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi 110 ton per hari.

Sementara itu, pabrik yang berada di Cikande memiliki kapasitas produksi 250 ton per hari. Pabrik di Cibitung memiliki kapasitas produksi 100 ton per hari. Total kapasitas produksi mencapai 460 ton per hari untuk Jawa bagian barat. Adapun kapasitas produksi seluruh Indonesia mencapai kurang lebih 1.000 ton per hari.

Presiden Direktur PT Aneka Gas Industri Rachmat Harsono mengatakan, pihaknya langsung beraksi begitu melihat kekurangan oksigen di tengah pandemi COVID-19.

Berkat bantuan Kementerian Perindustrian, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Kementerian Kesehatan, pihaknya mengonversi hampir 90 persen produk oksigen yang biasanya digunakan untuk industri, menjadi oksigen untuk medis.

"Kami melihat masyarakat kekurangan oksigen. Oleh karena itu, kami terus menerus memastikan bahwa oksigen medis maupun tabung gas medis harus available (tersedia) di manapun," ujar Rachmat Harsono dalam pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com.

Kebutuhan Oksigen 2.200 Ton per Hari

Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Pastikan kebutuhan oksigen terpenuhi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau PT Aneka Gas Industri di kawasan Pulo Gadung, Jakarta Timur pada Jumat, 16 Juli 2021. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Direktur Umum dan Legal PT Aneka Gas Industri Agus Purnomo menambahkan, jika seluruh produsen oksigen di Tanah Air memaksimalkan usahanya mengonversi oksigen untuk kebutuhan medis, maka kebutuhan akan oksigen yang sedang meningkat masih bisa dipenuhi.

Di Indonesia, ada empat produsen oksigen lainnya, selain PT Aneka Gas Industri.

"Kalau kita all out semua konversi untuk medical, menurut hemat saya masih cukup. Dengan catatan, semua berusaha memaksimalkan produksi, karena ASP (air separation plant) itu tidak bisa dilipatgandakan produksinya, tapi bisa diubah model operasinya," tambah Agus.

"Artinya, dimaksimalkan produksi oksigen. Kalau menurut Pak Menteri Kesehatan, kira-kira kebutuhan pada saat peak (puncak) adalah 2.200 ton per hari, itu masih mencukupi."

Infografis Krisis Pasokan Oksigen saat Lonjakan Kasus Covid-19

Infografis Krisis Pasokan Oksigen saat Lonjakan Kasus Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Krisis Pasokan Oksigen saat Lonjakan Kasus Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya