Liputan6.com, Jakarta Indonesia jadi salah satu dari lima negara dengan prevalensi degenerasi makula terkait usia tertinggi di dunia. Negara lainnya yakni China, India, Pakistan, dan Amerika Serikat.
Menurut dokter spesialis mata konsultan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Gitalista Andayani, degenerasi makula terkait usia (age-related macular degeneration/AMD) adalah kerusakan bagian tengah retina (makula) yang menyebabkan kehilangan penglihatan sentral.
AMD merupakan salah satu penyakit yang paling sering dijumpai, khususnya bagi populasi lanjut usia (aging population) di Indonesia. Jika tidak ditangani secara tepat dan teratur, maka AMD akan berujung parah.
Advertisement
Bagi penderita AMD tipe basah (wet AMD), dapat terjadi komplikasi hingga kebutaan.
Prevalensi AMD tahap awal di seluruh dunia pada pasien antara 45 dan 85 tahun adalah 8 persen dan AMD tahap lanjut adalah 0,4 persen. Hampir 288 juta orang diperkirakan memiliki AMD pada tahun 2040.
Baca Juga
“Hal ini tentu perlu menjadi perhatian, karena AMD merupakan penyebab utama gangguan penglihatan dan kebutaan pada populasi lanjut usia di negara berkembang,” ujar Gita dalam seminar daring Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI), Jumat (15/10/2021).
Prediksi Jumlah Lansia
AMD sangat berkaitan dengan penduduk lanjut usia (lansia). Tingginya jumlah lansia dapat berpengaruh pula pada prevalensi pasien AMD.
Jumlah lansia di Indonesia diprediksi akan terus meningkat menjadi sekitar 20 persen pada 2040, selanjutnya pada tahun 2050 jumlah lansia diprediksi mencapai 74 juta atau sekitar 25 persen dari total penduduk. Dengan demikian, semakin besar pula risiko meningkatnya AMD di Indonesia.
Advertisement
Perlu Pengobatan Sedini Mungkin
Dalam peringatan Hari Penglihatan Sedunia 2021 hari ini, dr. M. Sidik, Sp.M(K), Ketua Umum PERDAMI Pusat menyatakan, AMD merupakan salah satu penyakit mata yang perlu mendapatkan pengobatan sedini mungkin.
Ia mengingatkan seluruh masyarakat terkait pentingnya menjaga kesehatan mata. Pasalnya, masalah pada mata dapat berdampak pada pendidikan, pekerjaan, kualitas hidup, hingga kemiskinan.
“Saya mewakili seluruh Dokter mata di Indonesia dalam PERDAMI, mengajak para pemangku kepentingan: pemerintah, perusahaan, institusi dan individu, untuk secara aktif mendukung akses kesehatan mata yang universal,” katanya dalam acara yang sama.
Perlu dipastikan bahwa semua orang mendapatkan akses layanan mata tanpa pengecualian termasuk populasi lansia, tambahnya.
Infografis 5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi
Advertisement