Waspada COVID-19 di Jawa-Bali dan Varian Omicron, Kemenkes Siapkan 4 Strategi Penanganan

Hasil rapat koordinasi (Rakor) Menteri Kesehatan Republik Indonesia 1 Desember 2021 menunjukkan rangkaian strategi penanganan pandemi COVID-19.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 01 Des 2021, 15:30 WIB
Diterbitkan 01 Des 2021, 15:30 WIB
FOTO: Program Vaksinasi COVID-19 Jadi Optimisme Pertumbuhan Ekonomi 2021
Petugas menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada pedagang di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, Kamis (25/2/2021). Menkeu Sri Mulyani optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini ada pada 4,5-5,3 persen karena adanya dukungan program vaksinasi COVID-19 sebagai penentu. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menyikapi peningkatan kasus di Jawa-Bali pada beberapa waktu terakhir, Kementerian Kesehatan Indonesia merumuskan rangkaian strategi penanganan pandemi COVID-19 dalam rapat koordinasi (Rakor) 1 Desember 2021. 

Menurut Kemenkes, meski Varian Omicron di Indonesia belum terdeteksi, semua pihak tetap harus waspada dengan menguatkan implementasi penanganan pandemi. Kemenkes juga menilai, kenaikan kasus di 12 kabupaten/kota di Jawa Bali perlu mendapat perhatian khusus. Kapasitas deteksi seperti tracing dan testing pun perlu ditingkatkan agar kasus baru dapat segera terdeteksi.

Ada pun 4 poin besar dari rumusan strategi penanganan pandemi Kemenkes yakni mencakup deteksi, terapeutik, vaksinasi, dan perubahan perilaku.

Dalam upaya deteksi, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menetapkan 3 strategi yakni:

-Meningkatkan tes epidemiologi vs tes skrining.

-Meningkatkan rasio kontak erat yang dilacak dengan melibatkan Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas).

-Surveilans genomik di daerah-daerah berpotensi lonjakan kasus.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Terapeutik

Dalam upaya terapeutik, strategi yang dapat dilakukan adalah:

-Konversi tempat tidur (TT) 30-40 persen dari total kapasitas rumah sakit dan pemenuhan suplai (termasuk oksigen), alat kesehatan, dan sumber daya manusia (SDM).

-Mengerahkan tenaga cadangan seperti dokter internsip, koas, dan mahasiswa tingkat akhir.

-Pengetatan syarat masuk rumah sakit, misal saturasi kurang dari 95 persen, sesak napas. Diawasi oleh tenaga aparat atau relawan, agar hanya kasus sedang, berat, dan kritis saja yang ada di rumah sakit.

-Meningkatkan pemanfaatan isolasi terpusat.

Vaksinasi

Dalam upaya vaksinasi, ditetapkan empat strategi sebagai berikut:

-Alokasi vaksin 50 persen di daerah-daerah dengan kasus dan mobilitas tinggi.

-Sentra vaksinasi di berbagai tempat yang mudah diakses oleh publik.

-Syarat kartu vaksinasi bagi pelaku perjalanan dan di ruang atau fasilitas publik.

-Percepatan vaksinasi pada kelompok rentan, termasuk lansia dan orang dengan komorbid.

Perubahan Perilaku

Sedang, dalam aspek perubahan perilaku, ditetapkan dua strategi yang meliputi:

-Implementasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 1-4.  

-Pemanfaatan teknologi digital dalam implementasi protokol kesehatan.

Infografis 5 Tips Cegah Kelelahan Pandemi COVID-19

Infografis 5 Tips Cegah Kelelahan Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis 5 Tips Cegah Kelelahan Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya