CISDI: Soal Peleburan Eijkman dalam BRIN, Pemerintah Perlu Pertimbangkan 3 Hal Ini

Mulai 1 Januari 2022 kegiatan deteksi COVID-19 yang dilakukan Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman diambil alih oleh Kedeputian Infrastruktur Riset dan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 08 Jan 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2022, 13:00 WIB
33 Tahun Beroperasi, LBM Eijkman Dilebur ke BRIN
Suasana Kantor Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman di Jakarta, Selasa (4/1/2022). Pemerintah melebur LBM Eijkman yang telah beroperasi selama 33 tahun ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Mulai 1 Januari 2022 kegiatan deteksi COVID-19 yang dilakukan Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman diambil alih oleh Kedeputian Infrastruktur Riset dan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Terkait peleburan tersebut, Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) menyarankan pemerintah untuk mempertimbangkan 3 hal yakni:

-Menyediakan kerangka regulasi agar pelaku riset dan inovasi seperti peneliti, universitas, dan think-tank bisa bekerja optimal dan saling bekerja sama dalam aktivitas riset nasional.

-Menyediakan tupoksi dan alur koordinasi kepada seluruh pelaku riset dan inovasi, media, ataupun lembaga donor dengan tujuan memfasilitasi kebijakan berbasis bukti.

-Memastikan akuntabilitas ekosistem riset nasional yang menjamin ruang partisipasi bagi aktor non-pemerintah, sekaligus memastikan agar produk inovasi dapat dipertanggungjawabkan.

Simak Video Berikut Ini

Peran Independen Eijkman

Ketiga saran tersebut disampaikan lantaran BRIN dinilai perlu menggantikan peran independen Eijkman.

Adapun independensi Lembaga Eijkman dalam ekosistem riset nasional diperlukan untuk memastikan peran sebagai berikut:

-Gatekeeper pengambilan kebijakan berbasis bukti;

-Penyuara isu non-prioritas pemerintah; serta

-Representasi peneliti dan ilmuwan dalam kebijakan publik.

Selain itu, muncul kekhawatiran ekosistem riset tersentralisasi memengaruhi kultur riset yang sebelumnya berorientasi memecahkan masalah jangka panjang menjadi mengejar capaian jangka pendek semata.

Tentang Eijkman

CISDI juga membahas, sejauh ini Eijkman telah berhasil membangun kredibilitasnya hingga di tingkat global dan menjadi bagian penting ekosistem riset ilmiah nasional.

Pandemi COVID-19 juga menunjukkan betapa krusialnya peran mereka. Lembaga Eijkman terlibat membangun kapasitas surveilans epidemiologi melalui peningkatan kapasitas testing, seroprevalensi, pengembangan vaksin merah putih, hingga uji sequencing.

Mereka juga membentuk Tim Waspada COVID-19 (Wascove) yang bertugas dari hulu hingga hilir dengan mendistribusikan alat tes, mengambil sampel, hingga pemeriksaan di lab khusus.

“Sebagai lembaga riset kelas dunia, Eijkman juga selalu aktif mendorong pengambilan kebijakan berbasis bukti mengenai penanganan pandemi di Indonesia,” seperti dikutip dari Twitter resmi CISDI, Jumat (7/1/2022).

 

Infografis 6 Cara Dukung Anak dengan Long COVID-19 Kembali ke Sekolah

Infografis 6 Cara Dukung Anak dengan Long Covid-19 Kembali ke Sekolah. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 6 Cara Dukung Anak dengan Long Covid-19 Kembali ke Sekolah. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya