Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan RI mencatat penambahan kasus Omicron sebanyak 75 orang pada Sabtu, 8 Desember 2021. Dengan demikian, total kasus konfirmasi varian Omicron hingga Sabtu menjadi 414 orang.
Memasuki 2022, setidaknya hingga 8 Januari, Kemenkes telah mencatat kasus Omicron di Tanah Air telah bertambah sebanyak 287 orang. Sementara per Desember 2021, kasus konfirmasi Omicron yang tercatat sebanyak 136 orang.
Pelaku perjalanan luar negeri masih mendominasi sebagian besar kasus varian Omicron di RI. Sebanyak 31 orang dari 414 kasus merupakan transmisi lokal. Kasus penularan Omicron terbanyak berasal dari Turki dan Arab Saudi. Selain itu, kebanyakan dari yang terinfeksi Omicron adalah individu yang sudah mendapat vaksinasi lengkap.
Advertisement
Baca Juga
Oleh karena itu, pemerintah melalui Juru Bicara vaksinasi COVID-19 Kemenkes dr Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, masyarakat diminta untuk tidak bepergian ke luar negeri jika tidak terlalu penting.
"Sebagian besar kasus Omicron berasal dari pelaku perjalanan luar negeri. Karena itu, masyarakat diharapkan menunda dahulu jika ingin pergi ke luar negeri," ujar Nadia, Minggu, 9 Januari 2022, dilansir laman sehatnegeriku.
Kemenkes Imbau Prokes dan Dorong Peningkatan 3T
Mengingat invdividu yang telah divaksinasi tetap dapat terinfeksi Omicron, masyarakat diimbau agar tetap waspada dan wajib menerapkan protokol kesehatan.
"Kita harus waspada, jangan sampai tertular. WAjib disiplin terapkan protokol kesehatan meski sudah divaksinasi, jangan sampai tertular dan menularkan," kata Nadia.
Varian Omicron memiliki tingkat penularan yang jauh lebih cepat dibandingkan varian Delta. Di Indonesia, pergerakan Omicron terus meningkat sejak pertama kali dikonfirmasi pada 16 Desember 2021.
Kemenkes mendorong daerah untuk memperkuat kegiatan 3T (Testing, Tracing, Treatment), aktif melakukan pemantauan apabila ditemukan cluster-cluster baru COVID-19 dan segera melaporkan dan berkoordinasi dengan pusat apabila ditemukan kasus konfirmasi Omicron di wilayahnya.
“Kita tidak boleh lengah, jangan sampai gelombang ketiga terjadi di Indonesia. Jangan sampai apa yang terjadi di India terjadi juga di Indonesia, di mana dalam 10 hari terakhir terjadi kenaikan tren kasus dari 6 ribuan menjadi 90 ribuan kasus konfirmasi Omicron. Ini yang kita hindari,” kata dr. Nadia
Advertisement