Valentine's Day vs White Day, Apa Bedanya?

Jika pada hari kasih sayang para perempuan memberi cokelat pada laki-laki yang mereka sukai, maka giliran laki-laki tersebut yang harus memberi cokelat pada sang perempuan di perayaan White Day

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 14 Feb 2022, 18:35 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2022, 18:35 WIB
Ilustrasi Hadiah Hari Valentine
Ilustrasi hadiah Hari Valentine. (dok. Pixabay.com/waichi2021)

Liputan6.com, Jakarta - Valentine's Day atau Hari Valentine dirayakan setiap 14 Februari. Seperti hari ini, Senin, 14 Februari 2022. Diyakini sebagai hari kasih sayang, Valentine's Day kerap dirayakan dengan hal-hal manis bersama orang-orang tersayang atau bahkan jadi momen untuk mengungkapkan rasa.

Namun, selain Valentine's Day, ada perayaan lain yang tak kalah populer, setidaknya di negara-negara Asia seperti Jepang, Korea Selatan, dan China. Berselang sekitar 30 hari dari Valentine's Day, White Day dirayakan setiap 14 Maret.

Seperti Hari Valentine yang mampu turut menggerakkan perekonomian, perayaan White Day juga menjadi event belanja besar-besaran di Asia Timur.

White Day seolah menjadi kebalikan dari Valentine's Day. Jika pada hari kasih sayang para perempuan memberi cokelat pada laki-laki yang mereka sukai, maka giliran laki-laki tersebut yang harus memberi cokelat pada sang perempuan di perayaan White Day, dilansir BBC.

Jika perayaan Hari Valentine yang kita kenal saat ini dimulai sejak zaman Victoria, maka perayaan White Day baru berlangsung setidaknya sekitar 40 tahunan di Jepang.

Sebuah perusahaan permen di prefektur Fukuoka--Ishimura Manseido--mengklaim telah menggagas perayaan tersebut pada kurang lebih 40 tahun lalu.

Ishimura jeli melihat peluang dari popularitas Hari Valentine dan tradisi memberi hadiah dan ucapan terima kasih di Jepang. Karenanya Ishumura mendukung para pria untuk berterima kasih pada para perempuan yang telah memberi mereka cokelat dan permen di Hari Valentine dengan memberi kembali di White Day.

Perayaan tersebut diberi nama White Day karena warna putih merupakan simbol kesucian dan erat dikaitkan dengan cinta remaja yang murni dalam budaya Jepang.

Mengutip laman Jrailpass, pada White Day, para pria diharapkan memberi hadiah pada para gadis yang nilainya dua hingga tiga kali lipat dari yang mereka terima pada Hari Valentine.

Jika pria sama sekali tidak memberi hadiah, akan dinilai tidak sopan. Sedangkan jika memberi cokelat yang harganya sama dengan yang diterima akan menjadi tanda bahwa mereka ingin memutus hubungan cinta.

 

Dikaitkan dengan Tradisi

Namun, pemberian hadiah yang semula untuk merayakan cinta pasangan kekasih kini mulai bergeser pada rekan kerja, atasan, anggota keluarga, hingga teman. Dan hal itu pun cukup merogoh kocek hingga dalam dengan cepat.

Di Jepang, perayaan White Day dikaitkan dengan tradisi 'okaeshi'. Okaeshi artinya hadiah yang diberikan sebagai tanda terima kasih serta simbol kasih sayang dan penghargaan. Hal tersebut amat dijaga oleh masyarakat Jepang yang menjunjung tinggi nilai harmoni dan hubungan sosial serta profesional yang selaras.

Secara umum, praktik memberi hadiah adalah momen untuk menghargai tradisi yang ada sejak lama. "Jika Anda menerima hadiah, Anda berkewajiban membalasnya. Itu bukan semata-mata berdasarkan asmara," jelas associate professor media dan cultural studies di University of California, Riverside Setsu Shigematsu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya