Mengenal Varises Vena: Penyebab, Tingkat Keparahan dan Cara Pengobatan 

Gangguan kesehatan seperti varises vena tidak boleh dianggap sepele. Bukan hanya mengganggu penampilan fisik seseorang, tetapi bisa menyebabkan sakit nyeri sampai pendarahan.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 15 Feb 2022, 13:30 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2022, 13:30 WIB
Mengenal Varises Vena: Penyebab, Tingkat Keparahan dan Cara Pengobatan 
Penampakan varises vena. (Shutterstock)

Liputan6.com, Jakarta Gangguan kesehatan seperti varises vena tidak boleh dianggap sepele. Bukan hanya mengganggu penampilan fisik seseorang, tetapi bisa menyebabkan rasa tidak nyaman, sakit nyeri hingga menyebabkan pendarahan apabila tidak segera mendapatkan terapi yang tepat.

Dalam medis, vena merupakan pembuluh darah yang berfungsi mengembalikan darah dari seluruh tubuh ke jantung. Vena terdiri dari 3 jenis, yaitu vena superficial (dekat permukaan kulit), vena dalam (letaknya lebih dalam dan berukuran lebih besar) dan vena perforator (vena yang menghubungkan vena dalam dan superfisial).

dr. Marolop Pardede, Sp.BTKV(K), MH, Spesialis Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular dari RS EMC Cikarang menjelaskan varises vena adalah pembuluh darah vena (pembuluh darah balik) yang mengalami pelebaran dan berkelok, sering terlihat sebagai pembuluh darah berwarna biru yang jelas terlihat di kulit.

"Vena pada kedua tungkai dibantu oleh otot betis yang menekan vena dan mendorong darah kembali ke jantung melawan gaya gravitasi. Vena merupakan pembuluh darah yang memiliki katup," jelas dr. Marolop Pardede.

Katup pada vena berfungsi, lanjut dr. Marolop membantu mengalirkan darah ke jantung dengan mencegah aliran darah yang dipompa dari ekstremitas, mengalir ke bawah, mengikuti gaya gravitasi.

Penyebab Varises Vena

Mengenal Varises Vena: Penyebab, Tingkat Keparahan dan Cara Pengobatan 
Penampakan varises vena. (Shutterstock)

Penyebab varises salah satunya adalah reflux vena. Katup vena bisa terjadi malfungsi sehingga terjadi aliran retrograde atau aliran darah bisa menjadi stasis. Faktor risiko terjadinya varises vena adalah riwayat keluarga, jenis kelamin perempuan, usia yang bertambah, kehamilan multiple, obesitas dan riwayat DVT (Deep Vein Thrombosis) sebelumnya.

dr. Marolop mengungkapkan varises vena sering terjadi pada ekstremitas bawah, biasanya di vena superficial.

"Gejala subjektif yang biasa pasien rasakan adalah nyeri, rasa berat pada ekstremitas, cepat lelah, kram otot, gatal dan kesemutan," jelasnya.

Tingkat Keparahan Varises Vena

Mengenal Varises Vena: Penyebab, Tingkat Keparahan dan Cara Pengobatan 
Gambar: Staging Vena Varises. (Istimewa)

Ada enam tingkat keparahan berkaitan dengan penyakit varises vena. Dari yang ringan sampai berat, berupa ulkus (borok) sampai terjadi embolisasi (lepasnya bekuan darah) keparu yang dapat berakibat fatal.

C0 =  varises vena diameter <3 mm, yang tidak terlihat dan tidak teraba.

C1 =  telangiectasies/spider veins ( pelebaran venula intradermal <1 mm), atau reticular vein (pelebaran vena subdermal, ukuran 1-3 mm)

C2 = pelebaran pembuluh darah vena lebih dari sama dengan 3 mm.

C3 = adanya edema, adanya peningkatan cairan di kulit dan jaringan subkutan.

C4 = adanya pigmentasi (perubahan warna kulit menjadi lebih gelap) dan eczema (dermatitis eritematosa)

C5 = ulkus vena yang sembuh

C6 = ulkus vena aktif

Pemeriksaan dan Pengobatan Varises Vena

Pemeriksaan dan Pengobatan Varises Vena
Ilustrasi pemeriksaan varises vena. (Shutterstock)

dr. Marolop menyebut Pemeriksaan yang bisa dilakukan pada varises vena adalah pemeriksaan USG Doppler. USG dilakukan untuk menilai vena-vena di ekstremitas bawah seperti inkompetensi katup dan aliran darah yang reflux.

Sementara itu untuk pendekatan terapi pada varises vena umumnya terdiri dari dua jenis  yaitu terapi konservatif atau terapi operasi/endovascular.

"Terapi konservatif berupa pemasangan stocking kompresi, elevasi tungkai dan obat-obatan anti nyeri. Stocking dipakai saat beraktivitas sehari-hari. Terapi endovascular adalah prosedur terapi yang dilakukan dari dalam pembuluh darah. Terapi endovascular yang bisa dilakukan untuk varises adalah EVLA (Endovenous Laser Ablation), RFA (Radiofrequency Ablation) dan Sealant," sebut dr. Marolop yang juga berpraktek di RS EMC Pekayon.

Selain teknik endovascular, terdapat juga terapi varises berupa operasi yaitu vein stripping. Vein stripping adalah tindakan bedah untuk membuang varises dari ekstremitas yang dilakukan dengan anestesi di ruang operasi. Pilihan terapi varises tergantung dari gejala klinis, indikasi dan kontraindikasi di setiap pasien.

Terapi Varises Vena Minimal Invasif

Mengenal Varises Vena: Penyebab, Tingkat Keparahan dan Cara Pengobatan 
Gambar: Sealant. (Istimewa)

EVLA (Endovenous Laser Ablation) adalah prosedur terapi varises yang menggunakan energi elektromagnetik (dekat dengan cahaya infrared) yang dapat membuat vena tertutup akibat ablasi termal. Tindakan EVLA diawali dengan bius lokal, lalu melakukan penusukan pada vena yang terkena varises dan dimasukkan fiber laser kedalam vena.

Sementara itu, RFA (Radiofrequency Ablation) merupakan terapi minimal invasif yang menggunakan elektroda untuk mengalirkan energi radiofrekuensi atau energi panas sehingga vena yang tidak sehat dapat tertutup.

Selain RFA, ada terapi minimal invasif yang dapat diberikan pada pasien yakni Sealant, terapi yang menggunakan lem untuk merekatkan vena sehingga varises tidak tampak.

Jangan Biarkan Varises Vena Memburuk

Seiring berjalannya waktu, varises vena dapat memburuk, sehingga penting untuk segera melakukan konsultasi dan pengobatan.

dr. Marolop menyebutkan Varises vena dapat bertambah buruk sesuai tingkatan yang ada jika tidak dilakukan terapi. Salah satunya adalah ulkus vena.

Ulkus adalah lesi pada kulit dengan kedalaman melebihi jaringan lemak, bahkan bisa sampai otot ataupun tulang. Komplikasi yang bisa terjadi juga adalah terbentuknya thrombus bahkan ruptur (pecah).

"Varises vena yang tidak diterapi dapat semakin membesar sehingga pecah dan terjadi perdarahan. Varises vena juga dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya DVT (Deep Vein Thrombosis)," jelasnya,

DVT adalah pembentukan thrombus atau plak di pembuluh darah vena bagian dalam, yang dapat menjadi emboli paru (plak terbawa aliran darah sampai paru-paru) sehingga bisa timbul sesak bahkan sampai kematian.

Untuk mencegah munculnya penyakit varises vena, dr. Marolop menyarankan agar menghindari kebiasaan duduk atau berdiri terlalu lama. Dan terpenting adalah menerapkan gaya hidup sehat.

"Pencegahan yang bisa dilakukan agar tidak terjadi varises vena adalah hindari duduk atau berdiri terlalu lama, gunakan stocking kompresi, gaya hidup sehat dan olahraga yang rutin," sebut  dr. Marolop.

Apabila sudah memiliki gejala atau tanda-tanda, segera periksakan kesehatan kaki Anda ke dokter untuk mendapatkan penanganan sebelum mengalami derajat tingkat keparahan. Pemeriksaan sederhana dan tidak sakit dengan USG, penanganan dapat menggunakan berbagai macam metode sampai yang tercanggih.

Untuk pertanyaan dan konsultasi seputar masalah penyakit vena, Anda dapat mengunjungi dr. Marolop Pardede, Sp. BTKV(K), MH yang berpraktek di RS EMC Cikarang dan RS EMC Pekayon.

Jangan tunda untuk periksa kesehatan demi kualitas hidup yang lebih baik.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya