Kemoterapi pada Pasien Kanker Anak, Apa Manfaat dan Risikonya?

Kepala Departemen dan Kelompok Staf Medis (KSM) Ilmu Kesehatan Anak RSUP Hasan Sadikin/Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Susi Susanah menerangkan tentang kemoterapi pada pasien kanker anak.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 20 Feb 2022, 09:27 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2022, 06:00 WIB
Pasien anak pengidap kanker juga berjuang dalam masa pandemi COVID-19. (Yayasan Onkologi Anak Indonesia)
Pasien anak pengidap kanker yang sedang melakukan protokol kesehatan dengan mencuci tangannya. Foto (Yayasan Onkologi Anak Indonesia).

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Departemen dan Kelompok Staf Medis (KSM) Ilmu Kesehatan Anak RSUP Hasan Sadikin/Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Susi Susanah menerangkan tentang kemoterapi pada pasien kanker anak.

Menurutnya, tatalaksana kanker anak bermacam-macam bisa berupa operasi, kemoterapi, dan radiasi. Bisa pula kombinasi antara operasi dengan kemoterapi atau operasi dengan radiasi. Kemoterapi sendiri umumnya dilakukan secara kombinasi.

Untuk itu, peran perawat sangat penting mulai dari melakukan asesmen pada pasien, edukator pasien dan orangtua, case manager, perawatan pasien secara langsung, tatalaksana gejala, hingga pelayanan suportif.

“Seorang pasien kanker selain menerima tatalaksana utama juga akan menerima tatalaksana suportif dan tatalaksana psikososial,” kata Susi dalam seminar daring Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) pada Sabtu (19/2/2022).

Simak Video Berikut Ini

Tujuan Kemoterapi

Susi menambahkan, secara umum kemoterapi memiliki tujuan menghancurkan sel-sel kanker melalui efek sitotoksis dengan cara memengaruhi sintesis atau fungsi DNA sehingga dapat menghambat atau merusak siklus sel kanker.

“Tapi sayang sekali, sel-sel yang normal juga bisa ikut hancur sehingga dalam pemberian tatalaksana kemoterapi penyandang bisa mendapat manfaat sekaligus risiko.”

Risiko atau efek samping kemoterapi tidak selalu terjadi dan sifatnya individual. Sebagian dapat diprediksi dan harus dikomunikasikan kepada orangtua serta pasiennya jika sudah remaja.

Berisiko Tinggi

Menurut Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) pelayanan kanker merupakan pelayanan yang masuk kategori risiko tinggi.

Maka dari itu, antisipasi dalam memberikan kemoterapi kepada penyandang kanker anak perlu dipertimbangkan. Antisipasi ini meliputi:

-Mengenali karakteristik obat kemoterapi

-Mengantisipasi efek samping

-Mempersiapkan penanganan efek samping

-Monitoring sebelum, selama, dan pasca kemoterapi.

“Dalam pemberian kemoterapi banyak yang perlu diperhatikan. Jenis kankernya, stadium kanker, usia pasie, status kesehatan pasien, tujuan kemoterapi apa pengobatan atau paliatif, jenis kemoterapi, fase kemoterapi, dan rute pemberian apakah oral, intravena, intratekal, atau intraarterial.”

Infografis Akar Bajakah dari Kalimantan Bisa Sembuhkan Kanker?

Infografis Akar Bajakah dari Kalimantan Bisa Sembuhkan Kanker?
Infografis Akar Bajakah dari Kalimantan Bisa Sembuhkan Kanker? (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya