Paket Obat Gratis Baru Datang di Hari Kelima, Antivirus COVID 19 Tetap Dikonsumsi?

Antivirus COVID 19 terdapat di dalam paket obat gratis yang diterima pasien terkonfirmasi positif Corona

oleh Benedikta Desideria diperbarui 02 Mar 2022, 06:00 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2022, 06:00 WIB
FOTO: Proses Distribusi Obat bagi Pasien Isolasi Mandiri
Paket obat COVID-19 berada dalam wadah di salah satu gerai ekspedisi SiCepat di Jalan K.S Tubun, Petamburan, Jakarta, Sabtu (17/7/2021). Pemerintah resmi membagikan 300 ribu paket obat gratis untuk pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri di Pulau Jawa dan Bali. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Paket obat B untuk pasien COVID-19 bergejala ringan seharusnya sudah datang 1x24 jam usai menjalani telemedisin. Namun, di lapangan ada kalanya kendala sehingga obat COVID tak cepat datang ke tangan pasien.

Bila paket obat gratis dari Kementerian Kesehatan datang berhari-hari kemudian, masih perlukah mengonsumsi obat antivirus COVID 19 yang terdapat di dalamnya?

"Jika obat datang hari kedua masih efektif. Kalau sudah hari kelima kurang efektif sepertinya," kata Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan lewat pesan singkat ke Health-Liputan6.com, Selasa (1/3/2022).

Hal senada juga disampaikan dokter penyakit dalam Dirga Rambe dalam Virtual Class bersama Liputan6.com. Dirga mengatakan jika paket obat yang berisi antivirus baru datang di hari kelima bergejala dan kondisi pasien sudah baik secara medis obat tersebut tidak lagi efektif.

"Jadi, kalau obat datang setelah hari kelima bergejala, lalu pasien dalam kondisi baik-baik saja, lebih baik enggak usah diminum obatnya," saran Dirga.

 

Penggunaan Antivirus

FOTO: Kimia Farma Produksi Obat COVID-19
Aktivitas pekerja di pabrik produksi obat Kimia Farma di Banjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/7/2021). Menurut Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, Kimia Farma telah memproduksi obat COVID-19 Favipiravir berkapasitas produksi 2 juta tablet per hari. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Antivirus hanya diberikan kepada pasien COVID-19 yang bergejala ringan dan gejala lebih berat. Pengiriman obat hanya bisa dilakukan setelah pasien terkonfirmasi COVID-19 melakukan telekonsultasi dengan dokter. Lalu, dokter baru meresepkannya.

Antivirus bekerja agar perkembangbiakan virus bisa dihentikan. Sehingga gejala-gejala yang ditimbulkan akan cepat teratasi seperti kata Erlina dalam live Instagram bersama Radio Kesehatan Kemenkes.

Ini artinya, dengan pengonsumsian antivirus di waktu yang tepat bisa mencegah pasien alami keparahan akibat terpapar SARS-CoV-2.

Infografis Gejala Covid-19 Omicron dan Cara Penanganan

Infografis Gejala Covid-19 Omicron dan Cara Penanganan
Infografis Gejala Covid-19 Omicron dan Cara Penanganan (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya