3 Provinsi di Indonesia Masih Belum Mencapai Eliminasi Malaria

Ada 3 provinsi yang kabupaten/kota nya belum sama sekali mencapai eliminasi malaria

oleh Fitri Syarifah diperbarui 24 Apr 2022, 13:56 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2022, 07:00 WIB
Ajaib, Vaksin Malaria Ini Malah Sembuhkan Kanker
Ilustrasi malaria

Liputan6.com, Jakarta - Plt. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan RI, dr. Tiffany Tiara Pakasi mengungkapkan ada 4 provinsi di Indonesia yang telah berhasil eliminasi malaria. Hal itu ia ungkapkan pada konferensi pers Hari Malaria Sedunia secara virtual di Jakarta, Jumat (22/4).

“Dilihat dari capaian endemisitas per provinsi tahun 2021, ada 4 provinsi itu antara lain DKI Jakarta, Jawa Timur, Bali, dan Banten yang semua Kabupaten kotanya telah mencapai eliminasi malaria,” katanya pada konferensi pers Hari Malaria Sedunia secara virtual di Jakarta, Jumat (22/4).

Pada kawasan timur Indonesia, provinsi yang mengawali tercapainya eliminasi malaria adalah NTT dan Maluku Utara di Tahun 2020, dimana kabupaten/kota yang berhasil mendapatkan sertifikat eliminasi malaria oleh menteri kesehatan adalah Kota Kupang, Kabupaten Manggarai, dan Kabupaten Manggarai Timur mewakili Provinsi NTT, sementara Provinsi Maluku Utara dimulai dengan keberhasilan Kota Tidore Kepulauan.

Pada tahun berikutnya terus bertambah kabupaten/kota yang berhasil mencapai eliminasi malaria dan diikuti oleh provinsi lainnya di kawasan timur Indonesia.

Sementara Provinsi Papua dan Papua Barat masih terus berupaya menekan penularan malaria untuk mencapai eliminasi.

Tiffany juga mengungkapkan ada 3 provinsi yang kabupaten/kota nya belum sama sekali mencapai eliminasi malaria. Ia menyebutkan 3 provinsi itu antara lain Maluku, Papua, dan Papua Barat.

 

Daerah lain tetap diupayakan mencegah malaria

Bagi daerah yang belum mencapai eliminasi tetap diupayakan pencegahan dan pengendalian malaria. Sehingga bisa bertahap turun menjadi endemik sedang, endemik rendah, dan bisa menjadi eliminasi.

“Pencegahan dan pengendalian malaria tetap dilakukan diagnosis dan ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskop atau tes diagnostik cepat (rapid diagnostic test),” ucapnya.

Selain pencegahan dan pengendalian malaria, pengobatan pada pasien malaria harus terus dimaksimalkan. Pengobatan itu menggunakan terapi kombinasi berbasis artemisin (artemisinin based combination therapy/ACT) sesudah konfirmasi laboratorium.

Tak hanya itu, dilakukan juga pencegahan penularan malaria melalui manajemen vektor terpadu dan upaya lain yang terbukti efektif dan aman.

“Jadi selain membunuh nyamuknya, tapi juga dibenahi lingkungannya supaya tidak nyaman menjadi tempat perindukan nyamuk,” ucap Tiffany.

 

Target bebas malaria 2030

Kementerian Kesehatan menargetkan Indonesia bebas malaria di tahun 2030. Sebanyak 5 regional telah ditetapkan sebagai target eliminasi untuk mencapai bebas malaria.

Malaria adalah penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di beberapa wilayah Indonesia, terutama pada kawasan timur Indonesia. Jumlah kasus malaria di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 304.607 kasus, jumlah ini menurun jika dibandingkan jumlah kasus pada tahun 2009, yaitu sebesar 418.439.

Sehingga, berdasarkan jumlah kasus tersebut diketahui angka kasus kesakitan malaria, yang dinyatakan dengan indikator Annual Paracite Incidence (API) sebesar 1,1 kasus per 1000 penduduk.

Pencapaian Indonesia Bebas Malaria 2030 didahului dengan pencapaian daerah bebas malaria tingkat provinsi dan sebelum itu seluruh kabupaten/kota di Indonesia harus sudah mencapai bebas malaria.

Sampai dengan tahun 2021, sebanyak 347 dari 514 kabupaten/kota atau 68% sudah dinyatakan mencapai eliminasi. Dalam rangka mencapai target Indonesia Bebas Malaria tahun 2030, maka dibuat regionalisasi target eliminasi.

Terdapat 5 regional yaitu regional pertama terdiri dari provinsi di Jawa dan Bali; regional kedua terdiri dari provinsi di Sumatera, Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat; regional ketiga terdiri dari provinsi di Kalimantan dan Maluku Utara, regional keempat terdiri dari provinsi Maluku dan Nusa Tenggara Timur; dan regional kelima terdiri dari Provinsi Papua dan Papua Barat.

 

Hari Malaria Sedunia

 

Hari Malaria Sedunia (HMS) diperingati setiap tahun pada tanggal 25 April. Pada tahun 2022 ini, Acara Puncak Peringatan HMS akan diadakan di Lombok Tengah, Provinsi NTB pada tanggal 31 Mei.

Acara akan dilakukan secara kombinasi luring (off-line) dan daring (on-line). Peringatan HMS ini bertujuan untuk meningkatkan komitmen pemerintah daerah dan semua pemangku kepentingan, serta untuk memobilisasi dukungan dan peran aktif seluruh komponen masyarakat guna mewujudkan Indonesia Bebas Malaria Tahun 2030.

Peringatan Hari Malaria Sedunia tahun 2022 ini mengangkat Tema global HMS adalah : HARNESS INNOVATION TO REDUCE THE MALARIA DISEASE BURDEN AND SAVE LIVES. Sementara tema nasional adalah : Ciptakan Inovasi Capai Eliminasi, Wujudkan Indonesia Bebas Malaria

Tema HMS ini memuat pesan kepada seluruh komponen bangsa untuk tetap memberikan komitmen kuat guna mewujudkan Indonesia Bebas Malaria tahun 2030.

infografis beda DBD dan Malaria
infografis beda DBD dan Malaria
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya