Hendropriyono Dirawat di RSPAD, Trombosit Sempat 8 Ribu

AM Hendropriyono sakit dan tengah dirawat di RSPAD lantaran trombosit yang drop ke angka 8.000

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 28 Apr 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2022, 14:00 WIB
Hendropriyono Dirawat di RSPAD, Trombosit Sempat 8 Ribu
Hendropriyono Dirawat di RSPAD, Trombosit Sempat 8 Ribu. (YouTube Aziz_Vlog).

Liputan6.com, Jakarta Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) lantaran trombosit menurun.

Kabar ini dikonfirmasi sang anak, Diaz Hendropriyono, dalam unggahan akun Instagram pribadinya, @diaz.hendropriyono.

"Terima kasih atas semua doa untuk kesehatan ayah saya. Alhamdulillah kondisi membaik. Trombosit sempat rendah di level 8.000. Namun, sekarang hanya butuh bedrest,” tulis Diaz dikutip Health Liputan6.com pada Kamis, 28 April 2022.

Melansir Webmd, trombosit adalah sel darah terkecil. Sel ini berbentuk seperti piring ketika tidak aktif. Trombosit merespons sinyal tubuh pada setiap bagian tubuh yang terluka dan membantu membuat pembekuan darah untuk menghentikan pendarahan.

Namun, memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit trombosit dalam darah dapat menyebabkan masalah parah. Untuk mengetahui jumlah rata-rata trombosit yang dimiliki dalam darah biasanya dilakukan tes Mean Platelet Volume (MPV).

Jumlah trombosit yang sehat adalah antara 150.000 hingga 450.000 trombosit per mikroliter darah. Namun, jika berada di bawah 150.000 atau di atas 450.000, itu bisa menunjukkan bahwa pasien memiliki masalah kesehatan.

Trombositopenia dan trombositosis adalah dua kemungkinan kondisi yang menandakan MPV rendah atau tinggi.

Jika tes MPV menunjukkan bahwa pasien memiliki jumlah trombosit di bawah 150.000 per mikroliter darah, itu berarti pasien mengalami trombositopenia, hal ini seperti dialami pula oleh AM Hendropriyono.

Trombositopenia berarti bahwa tubuh mengalami kesulitan membuat gumpalan darah yang cukup untuk membantu menjaga dari cedera atau benturan. Orang dengan trombositopenia mendapati diri mereka mudah memar atau berdarah.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Penyebab Trombositopenia

Ilustrasi Trombosit
Ilustrasi Trombosit

Trombositopenia biasanya disebabkan oleh:

- Obat-obatan

- Kondisi genetik

- Penyakit autoimun

- Sirosis, ketika jaringan parut menumpuk di hati

- Sepsis, respons serius dari tubuh terhadap infeksi yang dapat menyebabkan kegagalan organ

- Kanker yang berhubungan dengan darah atau sumsum tulang

- Perawatan kemoterapi

- Masalah apapun yang berhubungan dengan ginjal

- Penyalahgunaan alkohol

- Masalah umum dengan sumsum tulang

Trombositopenia adalah ketika pasien tidak memiliki cukup trombosit atau sel-sel dalam darah yang saling menempel untuk membantunya membeku.

Terkadang, kondisi ini tidak menimbulkan masalah sama sekali. Tetapi jika pasien memiliki gejala seperti terlalu banyak pendarahan, maka pengobatan dapat membantu.

Tubuh mungkin tidak membuat cukup trombosit jika pasien:

- Memiliki kelainan darah yang mempengaruhi sumsum tulang, yang disebut anemia aplastik

- Memiliki kanker seperti leukemia atau limfoma, yang merusak sumsum tulang

- Memiliki penyakit penurun trombosit seperti sindrom Wiskott-Aldrich atau May-Hegglin

- Memiliki virus seperti cacar air, gondok, rubella, HIV, atau Epstein-Barr

- Minum banyak alkohol dalam waktu yang lama

- Menjalani kemoterapi atau pengobatan radiasi untuk kanker, yang menghancurkan sel-sel induk yang membentuk trombosit. Jika pasien pernah kontak dengan bahan kimia seperti pestisida dan arsenik, tubuh mungkin memperlambat proses pembuatan trombosit.

Penyebab Lainnya

Ilustrasi Trombosit
ilustrasi Trombosit

Trombositopenia juga dapat terjadi jika tubuh menghancurkan terlalu banyak trombosit. Hal ini bisa disebabkan oleh:

- Penyakit autoimun seperti lupus, trombositopenia imun, atau purpura trombositopenik idiopatik (ITP), di mana tubuh menyerang sel-sel sehat

- Bakteri dalam darah, juga dikenal sebagai bakteremia

- Obat-obatan, seperti antibiotik yang mengandung sulfa, heparin untuk mencegah pembekuan darah, dan obat anti kejang seperti fenitoin (Dilantin) dan vankomisin (Vancocin)

- Penyakit langka yang membuat pembekuan darah, seperti thrombotic thrombocytopenic purpura (TTP) dan koagulasi intravaskular diseminata (DIC)

- Sindrom uremik hemolitik, kelainan langka yang juga menghancurkan sel darah merah dan menyebabkan masalah ginjal

- Virus seperti virus Epstein-Barr (EBV), hepatitis C, dan HIV

- Terkadang, pasien tidak memiliki cukup trombosit karena trombositnya terperangkap di limpa, organ yang melawan infeksi. Dan wanita mungkin mengalami trombositopenia selama kehamilan karena tubuh mereka membuang trombosit lebih cepat dari biasanya.

Terkadang, pasien tidak memiliki gejala apa pun dari trombositopenia. Namun, gejala utamanya adalah memar dan pendarahan di kulit yang terlihat seperti bintik-bintik merah atau ungu kecil, yang disebut petechiae.

"Anda bisa berdarah di luar atau di dalam tubuh Anda. Terkadang, itu bisa berat atau sulit dihentikan," dikutip dari Webmd Kamis (28/4/2022).

Gejala Lain dan Penanganannya

Ilustrasi Trombosit
Ilustrasi Trombosit

Pasien mungkin juga mengalami:

- Pendarahan dari gusi atau hidung

- Darah dalam urin atau kotoran

- Periode menstruasi yang berat

- Sakit kepala

- Kelelahan

- Kulit atau mata kuning (jaundice)

- Limpa bengkak

"Gejala-gejala ini mungkin tidak dimulai sampai jumlah trombosit Anda sangat rendah. Beritahu dokter Anda tentang gejala-gejala itu sesegera mungkin,"

Jika jumlah trombosit tidak terlalu rendah, pasien mungkin tidak memerlukan pengobatan.

Terkadang, jumlah trombosit akan naik ketika pasien menghindari penyebab masalahnya. Misalnya, jika obat tertentu menjadi penyebab trombositopenia, dokter akan meminta pasien berhenti minum obat itu.

Untuk trombositopenia parah, dokter bisa memberi pasien:

- Obat steroid untuk menjaga tubuh pasien dari menghancurkan trombosit jika masalahnya terkait dengan sistem kekebalan

- Imunoglobulin intravena (IVIG) jika pasien tidak dapat menggunakan steroid atau jika membutuhkan jumlah trombosit yang lebih tinggi dengan cepat

- Transfusi darah atau trombosit dari orang sehat

- Operasi untuk mengangkat limpa.

Jika kondisi pasien berlanjut meskipun ada perawatan lain, dokter akan meresepkan obat-obatan seperti eltrombopag (Promacta, Revolade), fostamatinib (Tavalisse), dan romiplostim (Nplate).

 

Infografis Donor Darah Aman Saat Pandemi Corona. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Donor Darah Aman Saat Pandemi Corona. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya