4 Fakta tentang 3 Anak Meninggal Dunia Terkait Hepatitis Akut di RI

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus Hepatitis Akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia. Baru-baru ini Indonesia juga menemukan kasus dengan dugaan hepatitis akut misterius pada tiga anak. Ketiganya meninggal dunia.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 03 Mei 2022, 01:23 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2022, 14:15 WIB
4 Fakta Anak Meninggal Terkait Hepatitis Akut di Indonesia
4 Fakta Anak Meninggal Terkait Hepatitis Akut di Indonesia

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan RI melaporkan adanya tiga kematian pada anak terkait dengan dugaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya itu. Kemenkes pun telah meningkatkan kewaspadaan usai ada laporan tiga anak meninggal terkait kasus hepatitis akut.

Tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta dengan dugaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya meninggal dunia. Berikut empat fakta terkait anak-anak yang meninggal mengutip dari rilis resmi Kementerian Kesehatan, yakni:

Meninggal dalam Kurun Waktu Berbeda

Anak-anak ini meninggal dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.

Ketiga pasien ini merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

Gejala Mual hingga Penurunan Kesadaran

Gejala yang ditemukan pada pasien-pasien ini adalah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.

Sedang Dilakukan Investigasi

Saat ini, Kementerian Kesehatan RI sedang berupaya untuk melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. Dinas kesehatan Provinsi DKI Jakarta sedang melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut.

“Selama masa investigasi, kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengutip Sehat Negeriku pada Senin (2/5/2022).

Tindakan Pencegahannya

Nadia juga menyebutkan beberapa cara yang dapat dilakukan sebagai tindakan pencegahan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya itu. Cara-cara itu meliputi:

-Mencuci tangan

-Memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih

-Tidak menggunakan alat makan bekas orang lain

-Menghindari kontak dengan orang sakit

-Tetap melaksanakan protokol kesehatan.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Jika Memiliki Gejala

Gejala Hepatitis C
Gejala Hepatitis C

Nadia juga mengimbau untuk segera membawa anak ke fasilitas layanan kesehatan jika anak menunjukkan gejala seperti:

-Kuning (jaundis)

-Sakit perut

-Muntah-muntah dan diare mendadak

-Buang air kecil berwarna teh tua

-Buang air besar berwarna pucat

-Kejang

-Penurunan kesadaran.

Sejak secara resmi dipublikasikan sebagai KLB oleh WHO, jumlah laporan terus bertambah, tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara.

WHO pertama kali menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology ) pada anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.

Kisaran kasus terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun. Tujuh belas anak di antaranya (10 persen) memerlukan transplantasi hati, dan 1 kasus dilaporkan meninggal.

Gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundis (penyakit kuning) akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah). Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.

Penyebab Belum Diketahui

Ilustrasi penyakit kuning
Ilustrasi penyakit kuning gejala hepatitis

Penyebab dari penyakit tersebut masih belum diketahui. Pemeriksaan laboratorium di luar negeri telah dilakukan dan virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut.

Adenovirus terdeteksi pada 74 kasus di luar negeri yang setelah dilakukan tes molekuler, teridentifikasi sebagai F type 41. SARS-CoV-2 ditemukan pada 20 kasus, sedangkan 19 kasus terdeteksi adanya ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.

Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mengeluarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 Tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) tertanggal 27 April 2022.

Surat Edaran tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan Pemerintah Daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan, dan para pemangku kepentingan terkait kewaspadaan dini penemuan kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya.

Kemenkes meminta Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Laboratorium Kesehatan Masyarakat dan Rumah Sakit untuk memantau dan melaporkan kasus sindrom penyakit kuning akut di Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR).

Tugas Pihak Berwenang

Siti Nadia Tarmidzi
Siti Nadia Tarmidzi

Para petugas kesehatan tersebut diminta aktif memantau gejala yang ditandai dengan kulit dan sklera berwarna ikterik atau kuning dan urin berwarna gelap yang timbul secara mendadak. Mereka juga diminta memberikan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat serta upaya pencegahannya melalui penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Kemenkes juga meminta pihak terkait untuk menginformasikan kepada masyarakat untuk segera mengunjungi Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) terdekat apabila mengalami sindrom penyakit kuning, dan membangun serta memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sektor.

“Tentunya kami lakukan penguatan surveilans melalui lintas program dan lintas sektor, agar dapat segera dilakukan tindakan apabila ditemukan kasus sindrom jaundis akut maupun yang memiliki ciri-ciri seperti gejala hepatitis,” ucap dr. Nadia.

Bagi Dinas Kesehatan, KKP, dan Rumah Sakit juga diminta segera memberikan notifikasi/laporan apabila terjadi peningkatan kasus sindrom jaundis akut maupun menemukan kasus sesuai definisi operasional kepada Dirjen P2P melalui Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) melalui Telp./ WhatsApp 0877-7759-1097 atau e-mail: poskoklb@yahoo.com.

Infografis Hepatitis
Infografis Hepatitis
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya