Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melakukan investigas usai tiga anak yang dirawat di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) meninggal dunia. Ketiga anak tersebut didiagnosis dengan dugaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya.
Terkait hal ini, Kementerian Kesehatan RI sedang berupaya untuk melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut misterius ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. Lalu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut seperti disampaikan Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi.
Baca Juga
Nadia juga meminta masyarakat tetap tenang selama masa investigasi dilakukan. Lalu, ia juga meminta masyarakat menerapkan gaya hidup bersih sebagai bentuk pencegahan tertular penyakit.
Advertisement
“Selama masa investigasi, kami menghimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang. Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan," pesan Nadia dalam keterangan resmi yang diterim Health-Liputan6.com ditulis Senin, 2 Mei 2022.
Ketiga anak yang meninggal tersebut meninggal dunia kurun waktu yang berbeda. Yakni dari pertengahan April hingga 30 April 2022.
Pasien dengan dugaan hepatitis akut misterius itu mengalami gejala mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.
Anak Tunjukkan Gejala Kuning, Segera Cek ke Dokter
Nadia juga mengingatkan kepada masyarakat yang melihat putra putrinya sakit dengan gejala mengarah ke hepatitis segera periksakan ke dokter.
Gejalanya yaitu:
- kulit dan mata kuning
- sakit perut
- muntah-muntah dan diare mendadak
- buang air kecil berwarna teh tua
- buang air besar berwarna pucat, kejang
"Jika mengalami gejala di atas segera memeriksakan anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat," kata Nadia.
Selain di Indonesia, belasan negara juga melaporkan kejadian hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya ini. Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) secara resmi menyampaikan kasus ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Hal ini mengingat jumlah laporan terus bertambah, tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara.
WHO pertama kali menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology ) pada anak-anak usia 11 bulan - 5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.
Berdasarkan data WHO di luar negeri, kasus ini terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun. Ada 17 belas anak di antaranya (10 persen) memerlukan transplantasi hati, dan 1 kasus dilaporkan meninggal.
Gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (Penyakit Kuning) akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah). Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.
Hingga kini, penyebab dari penyakit tersebut masih belum diketahui. Peneliti di luar negeri telah melakukan pemeriksaan laboratorium dan faktanya virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut.
Lalu, pada pada 74 kasus dil luar negeri terdeteksi adenovirus yang setelah dilakukan tes molekuler, teridentifikasi sebagai F type 41. Lalu, ditemukan virus SARS-CoV-2 ditemukan pada 20 kasus, sedangkan 19 kasus terdeteksi adanya ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.
Advertisement
Kemenkes Ingatkan Dinkes untuk Waspada
Kementerian Kesehatan meminta seluruh jajarannya waspada terhadap kasus hepatitis akut misterius ini.
Melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mengeluarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 Tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) tertanggal 27 April 2022.SURAT EDARAN KEWASPADAAN TERHADAP PENEMUAN KASUS HEPATITIS AKUT YANG TIDAK DIKETAHUI ETIOLOGINYA (ACUTE HEPATITIS OF UNKNOWN AETIOLOGY)
Surat Edaran tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan Pemerintah Daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan, sumber daya manusia (SDM) kesehatan, dan para pemangku kepentingan terkait kewaspadaan dini penemuan kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya.
Lalu, Kemenkes meminta Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Laboratorium Kesehatan Masyarakat dan Rumah Sakit untuk antara lain memantau dan melaporkan kasus sindrom Penyakit Kuning akut di Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR). Berikut gejalanya ditandai dengan kulit dan sklera berwarna ikterik atau kuning dan urin berwarna gelap yang timbul secara mendadak dan memberikan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat serta upaya pencegahannya melalui penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Kemenkes juga meminta pihak terkait untuk menginformasikan kepada masyarakat untuk segera mengunjungi Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) terdekat apabila mengalami sindrom Penyakit Kuning, dan membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sektor.
“Tentunya kami lakukan penguatan surveilans melalui lintas program dan lintas sektor, agar dapat segera dilakukan tindakan apabila ditemukan kasus sindrom jaundice akut maupun yang memiliki ciri-ciri seperti gejala hepatitis” ucap Nadia.
Temuan Kasus di Singapura
Negara tetangga, Singapura sudah melaporkan adanya kasus hepatitis akut misterius pada bayi 10 bulan. Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan tengah melakukan investigasi untuk mengetahui kasus tersebut sama atau tidak dengan wabah global tentang kasus hepatitis akut yang ramai dibahas belakangan ini.
Lebih lanjut, Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan menerima informasi kasus hepatitis bayi itu tersebut pada Jumat, 29 April 2022. Namun, kasus tersebut pertama kali diketahui saat si anak dirawat di Unit Gawat Darurat RS KK Women’s and Children’s Hospital pada 25 April 2022
Keluarga dan orang-orang yang kontak dengan si bayi sudah menjalani tes. Hasilnya, mereka dalam kondisi sehat atau tidak mengalami kondisi yang sama dengan bayi.
"Investigasi tengah berlangsung untuk menentukan apakah kasus tersebut memiliki kesamaan dengan kasus hepatitis akut yang misterius atau tidak diketahui penyebabnya yang baru-baru ini dilaporkan secara internasional dan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO)," kata Kementerian Kesehatan Singapura pada Sabtu, 30 April 2022 mengutip Channel News Asia.
Advertisement