Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menegaskan, vaksinasi dosis keempat atau booster kedua, belum resmi bergulir untuk masyarakat Indonesia. Saat ini, Pemerintah tengah fokus mengejar capaian vaksinasi dosis ketiga atau booster yang masih rendah ketimbang vaksinasi dosis pertama dan kedua.
“Vaksinasi dosis keempat secara resmi belum ya,” tegasnya saat berdialog dengan wartawan di Gedung Kementerian Kesehatan RI Jakarta, ditulis Senin (11/7/2022).
Baca Juga
Kebutuhan vaksinasi COVID-19 dosis keempat sempat menjadi perbincangan hangat. Terlebih, di tengah kasus harian COVID-19 nasional yang merangkak dengan penambahan di angka lebih dari 2.000 selama beberapa hari terakhir.
Advertisement
Walau begitu, Budi Gunadi menekankan, baik vaksinasi dosis pertama, kedua maupun ketiga sama-sama penting demi melindungi tubuh dari penularan virus Corona. Jika masyarakat sudah vaksinasi dosis kedua, maka segera melakukan dosis ketiga atau booster.
“Vaksinasi COVID-19, mau nomor 1, 2, 3, 4, 5 sekalipun ya tidak melindungi kita dari penularan infeksi virus. Jadi, kalau sudah divaksin pun pasti kena (terpapar COVID-19), tapi dia (vaksin) melindungi kita dari keparahan,” jelasnya.
“Kalau sudah enam bulan dari vaksinasi dosis kedua, ya segera booster.”
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perkuat Daya Tahan Tubuh
Vaksinasi COVID-19, lanjut Budi Gunadi Sadikin, turut memperkuat daya tahan tubuh. Kekebalan dari vaksin yang terbentuk melindungi dari individu bila terpapar COVID-19.
Jika tertular COVID-19, maka gejala bisa saja lebih ringan sehingga tidak perlu dirawat dan masuk rumah sakit. Berkat vaksinasi, tingkat kematian akibat COVID-19 dapat menurun. Sebab, vaksinasi mengurangi tingkat keparahan gejala.
“Kalau kita kena COVID-19 kan udah ada antibodi (dari vaksinnya), terus virusnya masuk ya bisa dilawan dengan lebih cepat. Jadi, kalau kena, enggak sampai masuk rumah sakit,” jelas Menkes Budi Gunadi.
“Yang tadinya, misalnya, batuk-batuk terus dan demam, jadi enggak ada gejala. Yang sakitnya lama, jadi cepat sembuh. Vaksinasi tetap dibutuhkan untuk memperkuat daya tahan tubuh supaya tidak masuk rumah sakit dan wafat.”
Advertisement
Antibodi COVID-19 Melejit
Perlindungan dari antibodi yang terbentuk dari vaksinasi maupun infeksi alamiah masyarakat Indonesia semakin tinggi. Hal ini dilihat dari hasil sero survei antibodi yang dilakukan Kementerian Kesehatan dan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia.
“Pas Lebaran kemarin, kasus COVID-19 enggak naik ya kita pakai data. Sero survei pada Desember 2021 sebanyak 88 persen orang Indonesia ada antibodi, baik dari vaksinasi dan infeksi,” Budi Gunadi Sadikin menjelaskan.
“Jadi, 88 persen itu berapa level antibodinya? Waktu itu sekitar 400 - 500an kadar titernya. Lalu, Maret 2022, sebelum Lebaran, kita tes lagi untuk membantu Bapak Presiden Jokowi (Jokowi) mengambil kebijakan yang benar. Begitu kita tes, naik tuh, 99,2 persen (masyarakat Indonesia) sudah punya antibodi.”
Kadar titer antibodi pada sero survei Maret 2022 juga naik. Melihat hasil sero survei antibodi pada waktu itu, membuat Pemerintah optimis mengizinkan masyarakat Indonesia untuk mudik Lebaran ke kampung halaman masing-masing.
“Kita tes kekuatan antibodi 99,2 persen di level berapa? Itu (titer) naik dari 400 - 500 ke 6.000 - 7.000. Itu sebabnya saya bilang (ke Jokowi), ‘enggak apa-apa mudik.’ Toh, level antibodi tinggi sekali. Alhamdulillah, kasus enggak naik signifikan. Ya itu bukan beruntung, tapi berbasis data (sero survei),” terang Menkes Budi Gunadi.
Sero Survei Ketiga sedang Berjalan
Menjelang Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus 2022, Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, sero survei antibodi ketiga sedang berjalan. Sero survei pun sudah berjalan sejak 4 Juli 2022 dan diperkirakan pada akhir Juli 2022 hasilnya akan keluar.
“Berikutnya, saya lakukan (sero survei antibodi) tanggal 4 Juli. Jalanlah satu bulan nanti di 34 provinsi sama seperti Desember 2021. Dari situ supaya kita bisa lihat ini, apalagi mau 17 Agustus-an, kira-kira Pak Presiden mau kasih ‘hadiah’ apa nih,” ujarnya.
“Nah, kita tes dulu, kalau (antibodi) turun 20 persen ya kita deg-degan. Tapi kalau tetap di 99 persen, level antibodi tetep tinggi ya Alhamdulillah.”
Sebelumnya, Menkes Budi Gunadi mengatakan, sero survei antibodi COVID-19 pada Juli 2022 akan menjadi masukan berbasis bukti ilmiah kepada Presiden Jokowi untuk mengambil kebijakan terkait pandemi COVID-19 di Tanah Air.
"Semoga pada Agustus 2022, Presiden bisa ambil kebijakan berkaitan dengan Kemerdekaan Indonesia," lanjutnya saat sesi Transformasi Kesehatan beberapa waktu lalu.
Advertisement