Liputan6.com, Jakarta Budi Gunadi Sadikin kembali dipilih menjadi Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) di masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Menyambut kabar baik ini, segenap staf Kementerian Kesehatan RI melakukan penyambutan Menkes Budi di Gedung Kemenkes, Jakarta, Senin, 21 Oktober 2024.
Baca Juga
Budi tiba di Gedung Kemenkes tepat pukul 12.00 WIB dengan mengenakan jas setelan hitam, kemeja putih, dasi biru muda, lengkap dengan peci. Ia didampingi sang istri, Ida Rachmawati dan dua anak perempuannya.
Advertisement
Kehadiran Budi disambut oleh para staf Kemenkes yang hari ini mengenakan kemeja biru muda dengan sorak-sorai meriah.
“BGS! BGS! BGS!,” seru para pekerja Kemenkes menurut pantauan Tim Health Liputan6.com, Senin (21/10/2024).
Dalam sambutannya, Budi Gunadi Sadikin atau BGS memberi beberapa pernyataan diantaranya tentang tiga hal yang dititip oleh Prabowo Subianto pada Kemenkes.
“Ada tiga program dari kita, nomor satu itu skrining untuk masyarakat semua siklus hidup karena yang penting kan buat Kementerian Kesehatan jaga masyarakat kita tetap sehat, bukan hanya mengobati orang sakit. Pengobatan promotif, preventif, itu jauh lebih penting dibandingkan kuratif,” jelas Budi.
Dia menambahkan, pihaknya perlu mengurus hingga ke Posyandu, bukan rumah sakit-rumah sakit saja. Semua tenaga kesehatan, bidan, perawat, dokter-dokter umum yang di puskesmas harus mendapat perhatian yang lebih banyak. Pasalnya, mereka memiliki tugas untuk menjaga masyarakat tetap sehat.
Bangun Rumah Sakit di Daerah Tertinggal
Maka dari itu, lanjut Budi, salah satu programnya adalah skrining agar masyarakat dapat diperiksa dengan baik supaya tidak sampai sakit.
“Itu tugas yang pertama, tugas yang kedua beliau (Prabowo Subianto) meminta harus ada program membangun rumah sakit-rumah sakit terutama di daerah tertinggal, terluar, kepulauan. Supaya masyarakat di sana bisa mendapat akses kesehatan yang sama dengan masyarakat di kota-kota besar.”
Sementara, program ketiga terkait dengan pemberantasan tuberkulosis (TBC).
“Yang nomor tiga beliau juga titip supaya tuberkulosis ditangani dengan lebih cepat. Ini penyakit menular yang kematiannya paling banyak di dunia jauh di atas COVID. Sudah 1 milyar orang meninggal (akibat TBC) sejak 100 tahun yang lalu.”
Advertisement
TBC di Indonesia
TBC menjadi salah satu fokus lima tahun ke depan lantaran penyakitnya tak kunjung hilang. Indonesia sendiri dikenal dengan negara dengan penyakit tuberkulosis paling tinggi kedua di dunia.
“Penyakit ini kan enggak hilang-hilang di Indonesia, kita tertinggi kedua di dunia.”
Budi menambahkan, Indonesia kini aktif dalam uji klinis vaksin TBC. “Tiga udah jalan sekarang di Indonesia. Kita adalah satu dari tujuh negara yang lakukan ini. Targetnya kita sih 2028 akhir sudah selesai uji klinik jadi 2029 sudah bisa (dicoba ke pasien).”
Selain tiga hal itu, Prabowo juga menitip kepada Budi agar jumlah dokter dan dokter spesialis harus dipastikan cukup.
“Percuma kita bikin rumah sakit tapi dokternya kurang, nah itu yang beliau minta supaya diakselerasi,” jelas Budi.