Liputan6.com, Jakarta Tahun 1873, saat berusia 17 tahun, Sigmund Freud menjadi mahasiswa kedokteran di Universitas Wina. Di sini, ia mulai meneliti anatomi dan psikologi. Setelah tamat sebagai doktor tahun 1881, ia mulai bekerja di Rumah Sakit Umum Wina. Di sini pun, iia terus melanjutkan penelitiannya tentang otak manusia.
Di tahun-tahun pertama sebagai seorang dokter, Freud bertemu dengan Joseph Breuer, seorang pria yang telah lebih dahulu melakukan penelitian penyakit mental dengan seksama. Joseph Breuer inilah kemudian hari menjadi sahabat kental Freud.
Baca Juga
Mereka bahkan sempat melakukan penelitian tentang penyakit mental dan menerbitkan buku pertamanya yang diberi judul "Studies on Hysteria" di tahun 1895. Dalam buku ini, mereka menggambarkan proses ketertekanan seseorang yang kesulitan memaksakan diri melupakan pengalaman pahit hidup mereka.
Advertisement
Mulai dari penelitian pertamanya itu, Sigmund Freud menciptakan beberapa teori-teori yang terkenal di abad ke-20. Teorinya tidak hanya mempengaruhi teori psikologi, tetapi juga perilaku dalam kehidupan sehari-hari, kehidupan keluarga, dan kehidupan kerja.
Istilah-istilah pun muncul dari pemikiran Freud. Mulai dari Analisis Mimpi, Asosiasi Bebas, Kompleks Oedipus, hingga Freudian Slip. Nah, apa sih yang dimaksud Freud itu? Begini penjelasan singkatnya!
1. Analisis Mimpi
Sigmund Freud memiliki asumsi bahwa setiap mimpi itu memiliki makna. Dan makna-makna tersebut dapat digali melalui sebuah analisis.
Dalam mimpi, terbagi menjadi dua bagian, yaitu manifest content dan latent content. Manifest content merupakan sebuah gambaran dalam mimpi yang dapat dilihat secara jelas. Sementara, latent content adalah keinginan dan pikiran yang tersembunyi dan tidak disadari yang berisi konflik penyebab munculnya mimpi tersebut.
Bagi Freud, mimpi merupakan saluran pengaman bagi emosi manusia. Emosi atau perasaan yang ditekan selama aktivitas sehari-hari, dapat dikeluarkan secara sehat lewat mimpi. Mimpi yang oleh banyak peneliti disebut sebagai sleep mentation, mempunyai hubungan erat dengan emosi.
Dikatakan bahwa kualitas mimpi dipengaruhi oleh keadaan emosi sebelum tidur. Seseorang yang sedang cemas, sering kali mengalami mimpi yang menyeramkan hingga mengganggu proses tidur.
Advertisement
2. Asosiasi Bebas
Ini merupakan teknik yang digunakan Sigmund Freud dalam terapi psikoanalisis. Freud menggunakan hipnotis untuk mendapatkan data-data dari pasien mengenai hal-hal yang ia pikirkan di alam bawah sadarnya. Dengan teknik ini, pasien dapat dengan bebas mengutarakan apapun yang ia rasakan tanpa ada yang disembunyikan.
Teknik ini dikembangkan oleh Sigmund Freud setelah mempelajari teknik baru yang telah digunakan oleh teman dan koleganya, yakni Dr. Joseph Breuer dalam merawat klien kasus histeria. Terapi psikoanalisa menggunakan asosiasi bebas untuk mengungkap alam bawah sadar pasien terhadap suatu perilaku yang mengganggu atau menyimpang.
3. Freudian Slip
Dalam bukunya "The Psychopathology of Everyday Life" yang ditulis pada tahun 1901, Sigmund Freud mengutarakan bahwa kesalahan bicara adalah hasil dari "pengaruh yang mengganggu dari sesuatu di luar ucapan yang dimaksudkan", seperti pikiran, kepercayaan, atau keinginan bawah sadar.
Freud juga menyinggung terkait dengan kenapa orang suka lupa akan nama. Baginya, kondisi seperti itu berkaitan erat dengan represi. Dalam pandangannya, pikiran atau keyakinan yang tidak dapat diterima yang dipotong dari sadar kesadaran, dan slip ini membantu mengungkapkan apa yang tersembunyi di bawah sadar.
Advertisement
4. Oedipus Complex
Nama ini terinspirasi dari nama tokoh mitologi Yunan, Oedipus. Singkat cerita, Oedipus membunuh ayahnya dan mengawini ibunya sendiri. Mitos ini menjadi judul sandiwara karya Sophokles dengan judul Oedipus Tyrannos.
Oedipus Complex dalam pandangan Freud ialah suatu gejala psikologis ketika seorang anak laki-laki menginginkan ibunya, dan secara tak sadar mau menggantikan posisi ayahnya. Namun, karena mengetahui ayahnya kuat, ia takut akan hukuman kastrasi (castration anxiety).Â
Kondisi cemas tersebut akan menjadi kastrasi ditambah dengan Oedipus Complex. Oedipus Complex dipecahkan dengan menekan perasaan-perasaan seksual terhadap ibunya, berhenti bersaing dengan ayahnya, dan mulai mengidentifikasikan diri dengannya (ayahnya).
Itu merupakan 4 teori yang dicetuskan oleh Sigmund Freud yang mampu mengguncang dunia psikologi pada masanya. Dan sampai sekarang, bahkan masih ada yang berpendapat, bahwa teori yang diajukan oleh Freud tersebut benar adanya tanpa tedeng aling-aling. Tapi, kita harus sepakat, bahwa segala teori yang dicetuskan oleh Freud mampu berkontribusi pada budaya pop dan tentunya terapi psikologi.Â
Â
(*)
Â