Martha Tilaar: Jamu Itu Punya Energi Yin dan Yang

Jamu harusnya diolah tanpa campuran bahan kimia, karena jamu punya energi yin dan yang.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 04 Feb 2013, 07:57 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2013, 07:57 WIB
martha-tilaar130204a.jpg

Citra jamu tengah menurun karena kasus jamu berbahan kimia. Padahal jamu harusnya diolah tanpa campuran bahan kimia, karena jamu punya energi yin dan yang.

Baru-baru ini, Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI) menemukan ada sekitar 56 jamu tradisional tidak memiliki izin edar dan ada 18 jamu obat tradisional yang telah dibatalkan yang semua itu masuk ke dalam produk public warning.

Karena kasus ini, tak murung membuat citra jamu di masyarakat terus menurun. Berbagai usaha pun dilakukan pemerintah untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap salah satu warisan Indonesia ini.

Sewaktu ditanyakan ke pengusaha jamu kenamaan Indonesia Martha Tilaar, ia memberikan pandangannya untuk mengembalikan citra jamu di Masyarakat Indonesia.

Wanita berusia 75 tahun ini sangat optimistis kalau citra jamu akan kembali baik di mata masyarakat Indonesia. Hanya saja, ia menyayangkan kalau masih banyak masyarakat Indonesia maunya yang serba instan.

Jamu sendiri pada dasarnya diolah tanpa campuran bahan kimia. Setiap orang yang memiliki penyakit dan ia memilih mengonsumsi jamu asli tanpa campuran bahan-bahan kimia, dijamin sembuh. Asal, orang tersebut rutin mengonsumsi jamu dan  harus tetap menjaga pola makan serta hidup yang lebih baik lagi.

"Orang kita itu maunya instan. Misalnya saja sakit kepala, pusing Orang masih memilih mengonsumsi jamu yang ada bahan kimianya. Itu sebenarnya tidak boleh. Karena ada science effect-nya, yaitu keracunan," kata Martha Tilaar, Senin (4/2/2013)

Lebih lanjut ibu dari empat orang ini kalau menambahkan kalau secara infrastruktur, jamu itu memiliki energi Yin dan Yang.

Ada tanaman panas dan ada pula tanaman dingin. Jadi, sebenarnya jamu itu sendiri tidak bisa dicampur dengan bahan-bahan lainnya.

Martha juga mengatakan, "Cara berpikir kita berbeda. Kita antropolog, ini sciencetifict dan tekhnologi. Jadi memang rada sulit. Kita dunia yang berbeda".

Meski pun kondisi sedang seperti ini, Martha yang sempat divonis mandul dan akhirnya hamil karena rajin mengonsumsi jamu, tetap akan memperjuangkan dan melestarikan jamu di Indonesia.

"Saya terus bertahan karena ini adalah kearifan dunia yang ditinggalkan kepada kita," katanya.

Martha juga menceritakan kalau dulu ia pernah melakukan suatu aksi penanaman tanaman-tanaman jamu di daerah yang di mana angka kematian ibu melahirkannya tinggi.

Di daerah itu, para wanita diajarkan cara menanam dan membuat jamu dengan cara yang sangat sederhana. Yang pada akhirnya dikonsumsi secara rutin oleh wanita di daerah tersebut.

Hasilnya, para wanita di daerah tersebut sekarang ini jauh lebih sehat dari pada sebelumnya.

Intinya, kita harus memulai semua itu dari rumah tangga masing-masing terlebih dahulu. Dan harus percaya bahwa jamu di Indonesia memiliki manfaat yang sangat banyak untuk hidup dan kesehatan kita sendiri.

"Ini suatu experience yang harus kita sharing," tutup Martha. (Adt/igw)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya