Kenali Gejala Glaukoma Sebelum Merenggut Penglihatan Anda

Glaukoma merupakan penyakit mata yang bisa menyebabkan kebutaan jika tak cepat ditangani. Anda bisa mengidentifikasinya dengan melihat gejala-gejala yang ada.

dr Dinda Fath Faathiren
Direview oleh: dr Dinda Fath Faathiren

dr Dinda Meraih Gelar Medical Bachelor, Bachelor of Surgery (M.B.B.S) dan Merampungkan Program Post Graduate Obstetric and Gynecology di Suzhou University, Suzhou, China pada 2014. Lalu Menjadi Dokter Adaptasi di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Agu 2023, 07:28 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2013, 11:34 WIB
mata-glukoma130205b.jpg
Glukoma mata

Liputan6.com - Jakarta Penyakit mata satu ini bisa menyebabkan kebutaan jika tak cepat ditangani. Penyakit ini disebut glaukoma. Menurut Mayo Clinic, penyakit ini melibatkan kerusakan saraf optik yang disebabkan tekanan tinggi di dalam mata. Glaukoma disebabkan saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati. Ada dua jenis glaukoma yang umum yakni sudut-tertutup dan sudut-terbuka. Keduanya kerap terjadi pada pria dan wanita berusia di atas 40 tahun. Seseorang harus belajar bagaimana mengidentifikasi gejala glaukoma agar mencegah komplikasi dan kerusakan yang tak bisa disembuhkan total. Seperti dikutip eHow, Selasa (5/2/2013), ada beberapa gejala glaukoma yang bisa dipelajari:

  1. Perhatikan sakit mata yang tiba-tiba atau sakit berat yang menyebabkan sensasi berdenyut pada satu atau kedua mata. Seringkali, nyeri itu dialami di kamar yang gelap atau di malam hari. Stres jug bisa mendorong gejala yang membuat orang salah melihatnya sebagai sakit kepala karena tegang.
  2. Penglihatan kabur atau penglihatan menurun dari waktu ke waktu. Kadang-kdang, orang mengalami apa yang disebut dengan 'efek halo' di sekitar benda-benda tertentu, terutama pada lampu.
  3. Mual dan muntah merupakan efek yang umum dari masalah penglihatan, terutama yang berkaitan dengan kedua jenis glaukoma.
  4. Waspada dengan gejala yang datang dan pergi tapi kronis. Seseorang yang menderita glaukoma sudut terbuka tak mengalami gejala sama sekali, tapi kemudian penglihatannya

Pemeriksaan mata secara teratur bisa mengidentifikasi glaukoma sebelum terjadi kerusakan permanen pada saraf atau penglihatan. Pemeriksaan mata disarankan setiap empat tahun untuk seseorang di bawah usia 45 tahun, dan tahunan bagi orang yang lebih dari 50 tahun. Glaukoma bisa menyebabkan kehilangan penglihatan atau kebutaan. Jika ada infeksi mata atau kehilangan penglihatan, datangi dokter sesegera mungkin untuk mencegah komplikasi. Glaukoma memang tidak bisa disembuhkan, dan kerusakan tidak bisa dikembalikan tapi bisa dikendalikan dengan beberapa perawatan serta mengubah gaya hidup Anda.  Berikut cara pengobatan alami yang bisa dilakukan:

1. Anda bisa mempertimbangkan menggunakan tetes mata untuk mengontrol glaukoma. Ini biasanya langkah pertama untuk mengobati dan mengatasi glaukoma.  Berikut sejumlah obat tetes yang umumnya diresepkan dokter

  • Prostaglandin. Dokter sering meresepkan prostaglandin untuk mengobati glaukoma sudut terbuka. Ini obat tetes mata meningkatkan aliran cairan di mata Anda (aqueous humor) dan mengurangi tekanan pada mata Anda. Contohnya termasuk latanoprost (Xalatan) dan bimatoprost (Lumigan). Kemungkinan efek samping termasuk kemerahan ringan dan menyengat dari mata dan penggelapan iris, perubahan pigmen pada kulit kelopak mata dan penglihatan kabur.
  • Beta blockers. Ini mengurangi produksi cairan di mata dan tekanan dalam mata (intraocular pressure). Contohnya termasuk timolol (Betimol, Timoptic) dan Betaxolol (Betoptic). Kemungkinan efek samping termasuk kesulitan bernapas, detak jantung melambat, tekanan darah rendah, impotensi dan kelelahan. Jika Anda memiliki paru-paru atau kondisi jantung, Anda bias mencari obat selain beta blockers karena beta blockers dapat memperburuk masalah pernapasan.
  • Alpha-adrenergic agonis. Obat-obat ini mengurangi produksi aqueous humor dan meningkatkan arus keluar cairan di mata Anda. Contohnya termasuk apraclonidine (Iopidine) dan brimonidine (Alphagan). Kemungkinan efek samping termasuk denyut jantung tidak teratur, tekanan darah tinggi, mata lelah, merah, gatal atau bengkak, dan mulut kering.
  • Inhibitor anhydrase karbonat. Ini jarang digunakan, tapi obat-obat ini dapat mengurangi produksi cairan di mata Anda. Contohnya termasuk dorzolamide (Trusopt) dan brinzolamide (Azopt). Kemungkinan efek samping termasuk sering buang air kecil dan kesemutan di jari tangan dan kaki.
  • Miotic atau kolinergik agen. Ini juga meningkatkan aliran cairan di mata Anda. Contohnya termasuk pilocarpine (Isopto Carpine) dan carbachol (Isopto carbachol). Kemungkinan efek samping termasuk pupil lebih kecil, penglihatan kabur, atau redup, atau rabun.
  • Gabungan obat. Terkadang dokter meresepkan obat gabungan, seperti beta blocker dan agonis alpha adrenergic, atau beta blocker dan inhibitor anhydrase karbonat.

Selain obat tetes mata, dokter Anda mungkin juga meresepkan obat oral, biasanya dalam bentuk inhibitor anhydrase karbonat, untuk mengurangi tekanan mata Anda. Obat ini dapat menyebabkan efek samping termasuk sering buang air kecil, sensasi kesemutan di jari tangan dan kaki, depresi, sakit perut, dan batu ginjal.

2. Hindari minuman apa pun dengan kafein yang jumlahnya berlebihan. Menurut agingeye.net, sebuah studi baru-baru ini membuktikan bahwa kopi tanpa kafein tidak meningkatkan tekanan di mata, tapi kopi berkafein bisa meningkatkan tekanan. Selain kopi, alkohol juga harus dihindari karena menyempitkan pembuluh darah dan mengganggu aliran darah. Hal ini bisa membuat tubuh sulit untuk mengalirkan cairan dari mata.

3. Latihan aerobik dan peregangan otot ternyata juga bisa  menurunkan tekanan mata. Latihan isometrik adalah ketika Anda menekan otot dan menahannya dalam waktu tertentu. Berolahraga setidaknya selama 40 menit, tiga kali dalam seminggu menjadi kebiasaan yang baik untuk mengurangi tekanan mata.

4. Untuk glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup, olahraga dapat bermanfaat. Tapi olahraga berat justru bisa memperparah pigmen glaukoma, suatu bentuk sekunder glaukoma yang disebabkan oleh faktor lain seperti diabetes atau cedera. Menurut Mayo Clinic, posisi Yoga dengan kepala di bawah harus dihindari karena meningkatkan aliran darah ke kepala. Ada sedikit bukti yang menunjukkan efek olahraga terhadap tekanan glaukoma. 

5. Anda juga bisa mencoba akupunktur sebagai teknik lain untuk mengatasi gejala glaukoma. Meskipun akupunktur tidak menurunkan tekanan mata, para peneliti menunjukkan cara itu dapat meningkatkan akurasi penglihatan sentral Anda. Akupunktur melibatkan keyakinan bahwa memindahkan aliran energi kehidupan (atau chi) dalam tubuh Anda bisa membantu menyembuhkan penyakit. Acupuncturist akan mencoba untuk menyeimbangkan aliran energi ke mata Anda. Akupunktur memang dapat membantu meringankan beberapa gejala glaukoma, namun belum pernah terbukti bis menyembuhkan tekanan mata, penyebab utama glaukoma.

6. Anda juga bisa menjaga tingkat stres tetap rendah agar bisa mengurangi tekanan di mata. Penderita glaukoma harus menghindari mata lelah dengan membaca atau menonton televisi terlalu banyak.(Mel/Igw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya