Liputan6.com, Tangerang Permasalahan kulit terutama jerawat atau acne vulgaris, ternyata menjadi permasalahan yang umum terjadi di berbagai usia. Bukan hanya pada usia remaja hingga 30 tahunan, ternyata banyak faktor yang bisa menyebabkan mereka yang berusia lanjut berjerawat.
Berdasarkan data Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, sebanyak 1 sampai 7 persen usia 50 tahun masih bisa atau rentan terhadap gangguan kulit acne vulgaris ini.
Baca Juga
Menurut dokter spesialis kulit dan kelamin, Ricky Fernando Maharis yang merupakan Dermatologist Clinic de Votre Peau, banyak faktor yang bisa mempengaruhi saat sudah 50-an tahun memiliki jerawat.
Advertisement
"Multifaktor ya, misalnya saja pengelupasan kulit yang kurang baik," kata Ricky
Lalu, bisa juga jerawat muncul karena pengaruh dari reseptor pada hormonal. Menurut Ricky, faktor tersebut yang kerap terjadi pada orang dengan jerawat yang muncul di usia tua.
"Paling banyak terjadi adalah pengaruh dari reseptor pada hormonal yang sangat hiperaktif, jadi posisinya reseptor menangkap hormon kebanyakan, sehingga memproduksi minyak yang juga banyak, ini bisa jadi salah satu penyebab jerawat di usia lanjut," tutur Ricky, saat pembukaan Clinic de Votre Peau di kawasan Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Kamis (8/9/2022).
Gaya Hidup Pengaruhi Kemunculan Jerawat
Pada pasien yang memiliki alergi pada makanan tertentu, Ricky mengatakan bisa menyebabkan kemunculan jerawat. Selain itu, tentu gaya hidup kurang baik juga berkontribusi terhadap kemunculan gangguan kulit satu ini.
“Masalah jerawat utamanya dipicu oleh gaya hidup kurang sehat, pola diet tidak seimbang, produksi minyak berlebih pada kulit, dan stres," katanya.
Lalu, kondisi iklim seperti Indonesia yang tropis juga rentan membuat produksi keringat jadi tinggi. Hal ini membuat kulit rentan muncul jerawat.
Faktor lingkungan juga punya pengaruh terhadap kemunculan jerawat. Berlaku bagi mereka yang tinggal di kota besar dengan tingkat polusi yang tinggi.
"Jerawat juga mudah muncul pada mereka yang bertempat tinggal di kota besar yang tinggi tingkat polusinya,” tutur dokter lulusan Universitas Udayana Bali ini.
Advertisement
Tak Sering Ganti Masker
Lalu faktor lain, ternyata pandemi COVID-19 mempengaruhi meningkatnya pasien jerawat. Kebijakan yang mengharuskan bermasker di dalam atau pun beraktivitas di luar ruangan, membuat sebagian wajah ditutup dengan intens waktu yang lama.
Kondisi tersebut membuat area wajah memiliki tingkat kelembapan yang tinggi. Bila ditambah dengan tidak memperhatikan aturan penggantian masker maka membuat, baik pria dan wanita rentan alami jerawat pada wajah mereka.
"Jadi harus segera ditangani," sarannya.
Pada pemilik jerawat dengan tingkatan ringan bisa diatasi dengan rangkaian skincare. Namun, bila kondisi jerawat sudah sedang dan berat itu harus minta bantuan dokter.
"Harus minta bantuan dokter, karena untuk mencegah peradangan dan after peradangannya, agar tidak muncul bekas sampai bopeng-bopeng setelahnya," ungkap Ricky.
Ricky menuturkan, Clinic de Votre Peau memberikan pendekatan holistik dan inovatif untuk masalah jerawat. Penanganan permasalahan jerawat tidak hanya di permukaan kulit tetapi juga dari dalam. Seperti apa?
Perawatan kombinasi seperti acne peeling untuk membersihkan pori-pori dari kotoran dan minyak, serta mengangkat sel-sel kulit mati, laser untuk membunuh kuman-kuman penyebab jerawat dan mengurangi peradangan di kulit, serta acne infusion untuk mengurangi produksi minyak berlebih.
Clinic de Votre Peau juga ada perawatan skin restoration yang juga membantu masalah jerawat, seperti filler, botox, dan skin booster.