Liputan6.com, Bandung - Merebaknya kasus penyakit gangguan ginjal akut yang progresif dan atipikal (unknown origins/misterius) terhadap kelompok anak, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Barat mengimbau masyarakat tidak panik.
Pasalnya, seluruh pelayanan fasilitas kesehatan (faskes) dari tingkat puskesmas hingga rumah sakit telah menerima pedoman penanganan tatalaksana untuk penyakit gangguan ginjal ini yang diterbitkan oleh Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan.
Baca Juga
Risiko Makan Jengkol, Jika Kebanyakan Bisa Sebabkan Gangguan Pencernaan hingga Penyakit Ginjal
5 Cara Mengonsumsi Alpukat untuk Menurunkan Kolesterol dan Mendapatkan 3 Manfaat untuk Jantung Anda
Gagal di Piala AFF 2024, Shin Tae-yong Yakin Timnas Indonesia Akan Sukses di SEA Games dan Kualifikasi Piala Asia U-23 2026
"Jadi kalau dalam pedoman yang disampaikan oleh Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, ini kan sesuai bahwa yang namanya kasus pada anak ini ditangani apabila usianya 0 - 18 tahun. Dan memang umumnya gangguan yang akut, yang progresif dan atipik itu datang kepada kami itu di bawah 6 tahun. Umumnya seperti itu," ujar Ketua Unit Kedokteran Nefrologi IDAI Jawa Barat, Dany Hilmanto melalui telepon, ditulis Senin, 17 Oktober 2022.
Advertisement
Artinya dikatakan Dany, faskes tingkat pertama seperti puskesmas atau rumah sakit daerah tipe D saat menerima pasien anak dengan keluhan panas, batuk pilek dan diare, harus diwaspadai kemungkinan mengarah ke penyakit gangguan ginjal akut misterius.
Pasien tersebut harus dimonitor secara ketat. Kalau penyakit berlanjut sampai dengan 7 hari, seluruh tenaga medis di faskes wajib memeriksa urine kreatinin, fungsi ginjal, dan jumlah urinnya.
"Supaya apabila ada kemungkinan ke arah penyakit gangguan ginjal bisa dideteksi sedini mungkin. Pada kasus yang datang kepada kami dengan gangguan akut ini mereka datangnya tidak datang dengan gejala spesifik. Atau khas gejala gangguan ginjal," kata Dany.Â
Â
Gejala Ringan
Dany menerangkan biasanya pasien yang terpapar gangguan ginjal misterius ini, gejala yang ditunjukkan hanya gejala ringan seperti panas, batuk, pilek, terkadang dengan diare, batuk, sesak napas.
Namun, kemudian tetiba air kencingnya berkurang. Kemudian terdapat bengkak kelopak mata, di tungkai, dan perut.
"Sehingga kalau diperiksa parameter untuk penyakit ginjal menunjukan ada gangguan pada ginjalnya.
Advertisement
Penyebab Umum Gangguan Ginjal pada Anak
Dari sisi keilmuan medis tentang ginjal anak, Dany menuturkan gangguan ginjal akut ini seharusnya diketahui sebabnya.
Pada umumnya dibagi tiga sebab pertama prerenal yaitu sebelum ginjal, renal atau pada ginjalnya sendiri, dan post renal misalnya disebabkan tumor, batu, atau sesudah ginjal dalam strukturnya.
"Umumnya gangguan ginjal akut pada anak karena infeksi. Misalnya karena diare atau infeksi yang berat lain yang biasa kita sebut dengan sepsis," sebut Dany.
Bisa Pulih Jika Ditangani Segera
Pada pasien diare itu kerap anak-anak menjadi gangguan ginjal akut. Tetapi apabila ditangani dengan baik, pasien dapat segera bisa pulih.
Jika penanganannya terlambat, maka akan langsung menginfeksi lambung. Apabila itu terjadi, pasien diharuskan memerlukan penanganan agresif seperti cuci darah.
"Masyarakat tidak perlu panik. Apabila menemukan gejala yang tadi disebutkan dengan mengarah ke gangguan ginjal akut, segera ke fasilitas kesehatan terdekat," ungkap Dany.
Sebelumnya, IDAI dalam laporan yang telah dihimpun dari berbagai daerah terhitung sejak 26 September-14 Oktober 2022, terdapat enam provinsi yang melaporkan kasus serupa.
Terbanyak yakni DKI Jakarta 49 kasus, Jawa Barat 24 kasus, Sumatera Barat 21 kasus, Aceh 18 kasus, Bali 15 kasus dan DI Yogyakarta 11 kasus. (Arie Nugraha)
Advertisement