Dua Warga Jabar Terpapar COVID-19 Subvarian XBB, Jalani Perawatan di Jakarta

Dua warga Provinsi Jawa Barat terpapar coronavirus disease (COVID-19) subvarian XBB dan menjalani perawatan di Jakarta.

oleh Arie Nugraha diperbarui 11 Nov 2022, 18:00 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2022, 18:00 WIB
Omicron XBB di Indonesia
Omicron XBB, Subvarian COVID-19 yang harus diwaspadai. (unsplash.com/Towfiqu Barbhuiya)

Liputan6.com, Jakarta - Dua warga Provinsi Jawa Barat terpapar coronavirus disease (COVID-19) subvarian XXB. Keduanya kini tengah menjalani perawatan rumah sakit di Jakarta. Salah seorang diantaranya diketahui berprofesi sebagai pegawai rumah sakit di ibu kota. 

Menurut Ketua Tim Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Jawa Barat, Dewi Ambarwati, otoritasnya kini tengah melakukan pelacakan lokasi paparan COVID-19 subvarian XBB.

"Jadi pertama, dia orang Bogor yang dirawat di Rumah Sakit Atlet RSDC Kemayoran, yang kedua dirawat di rumah sakit otak di Jakarta. Jadi mereka dirawat di Jakarta. Nah, untuk penyelidikan epidemiologinya masih proses, karena kami juga baru dapat datanya dari teman-teman di Jakarta," ujar Dewi melalui sambungan telepon, Jumat, 11 November 2022.

Saat ini kondisi kedua warga Provinsi Jawa Barat tersebut stabil dan telah diperbolehkan pulang. 

"Dua-duanya sudah sehat," kata Dewi. 

Dewi mengatakan kini petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sedang mengusahakan memperoleh riwayat perjalanan kedua warganya kepada keluarga.

Tujuannya agar paparan COVID-19 subvarian XBB dapat dihambat dan diantisipasi penyebarannya. Adanya dua warga Provinsi Jawa Barat yang terpapar COVID-19 subvarian XBB, tidak membuat panik masyarakat.

"Sejak dua hari lalu kita sudah sebar surat ditandatangani Pak Sekda ke 27 kabupaten dan kota sebagai imbauan kepada kepala daerah dan satgas (satuan tugas). Isinya harus terapkan kembali 5M yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas," kata Dewi.

Apalagi kata Dewi, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) saat ini di seluruh daerah Indonesia berada di posisi level 1. 

 

 

Tingkatkan Kembali Cakupan Vaksinasi Booster

Seperti diketahui pada PPKM level 1 ini, aturan yang diterapkan sangat longgar. Sehingga acap kali membuat seluruh kelompok masyarakat lalai.

"Masyarakat diharapkan lebih memilah lagi kepentingan untuk keluar rumah mana yang penting atau mana yang tidak. Ditambah cakupan booster masih rendah yaitu 46 persen untuk kabupaten dan kota," ucap Dewi. 

Untuk itu seluruh daerah di Jawa Barat diminta agar segera meningkatkan kembali cakupan vaksin booster. Persediaan vaksin booster diakui Dewi dalam jumlah aman.

Tidak hanya itu, Dinas Kesehatan Jawa Barat juga meminta agar seluruh rumah sakit bersiaga jika terjadi lonjakan pasien yang dirawat.

"Menyiagakan ruang rawat jika terjadi lonjakan kasus, karena kemarin kan kita kasusnya melandai. Jadi banyak ruang rawat inap untuk COVID-19 sudah mulai dikurangi karena pasiennya sangat menurun bahkan tidak ada. Kini mereka siag siaga kembali," tukas Dewi.

Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri menerbitkan surat kewaspadaan peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia.

Intinya surat yang diteken oleh Menteri Tito Karnavian itu, memerintahkan kepada seluruh kepala daerah di Indonesia agar kembali menjalankan aturan soal penanganan pandemi. 

48 Kasus Subvarian XBB di Indonesia

Secara nasional jumlah kasus COVID-19 subvarian XBB sudah ada 48 orang, seperti disampaikan Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, dr. Mohammad Syahril dalam konferensi pers virtual, Kamis 10 November 2022.

Menurut Syahril, angka ini tersebar di beberapa provinsi tapi belum semua provinsi melaporkan kasus dari subvarian ini. XBB merupakan subvarian dari Omicron yang memiliki kemampuan penularan yang cepat.

“Sudah ada 48 kasus. XBB adalah mutasi dari BA.2 dan BA.2.75. Transmisinya memang lebih cepat dibanding dengan BA.5. Namun, tidak ada data yang menunjukkan tingkat keparahan yang lebih tinggi daripada varian Omicron lain,” kata Syahril.

Gejalanya pun lebih ringan ketimbang BA.4 dan BA.5. Meski kebanyakan pasien menjalani isolasi mandiri, tapi yang dirawat pun ada, tambahnya.

 

 

Sebagian Besar Usia Dewasa

Sejauh ini, pasien XBB kebanyakan berasal dari kelompok usia dewasa. Pada kelompok anak-anak pun ada, hanya saja jumlahnya sedikit.

Upaya yang masih dilakukan untuk mencari kasus XBB adalah sekuensing pada orang-orang yang dirawat baik di isolasi maupun di ICU.

“Ini dilakukan untuk membuktikan apa betul-betul sakit karena XBB atau bukan.”

Dengan adanya subvarian XBB ini, Syahril mengingatkan bahwa Indonesia belum betul-betul aman dari pandemi COVID-19.

Ia pun meminta masyarakat menguatkan protokol kesehatan. Seperti menggunakan masker, menghindari kerumunan, mencuci tangan, dan melakukan tes jika mengalami tanda dan gejala COVID-19.

“Segera juga lakukan booster, untuk mengurangi kesakitan dan kematian akibat COVID-19,” tegasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya