Pandemic Fund Diluncurkan, Jokowi: Dunia Harus Punya Kapasitas Pembiayaan untuk Cegah dan Hadapi Pandemi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi meluncurkan pandemic fund atau dana pandemi kemarin, Minggu, 13 November 2022.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Nov 2022, 15:00 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2022, 15:00 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan dana pandemi atau pandemic fund. Tujuan dibentuk pandemic fund agar dunia lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi pandemi berikutnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan dana pandemi atau pandemic fund. Tujuan dibentuk pandemic fund agar dunia lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi pandemi berikutnya.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi meluncurkan pandemic fund atau dana pandemi kemarin, Minggu, 13 November 2022. Dana pandemi ditujukan untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons menghadapi kemungkinan pandemi berikutnya.

Dalam peluncuran tersebut, Jokowi mengatakan dunia harus punya kemampuan pembiayaan guna mencegah maupun menghadapi pandemi.

“Dalam jangka pendek ini pertama dunia harus mempunyai kapasitas pembiayaan untuk mencegah dan menghadapi pandemi, yang kedua membangun ekosistem kesehatan yang tersinergikan lintas negara,” ujar Jokowi.

Tiga tahun terakhir Indonesia menghadapi disrupsi terberat dalam seabad terakhir yaitu pandemi COVID-19. Jokowi menilai dunia terbukti tidak siap menghadapi pandemi. Dunia tidak punya arsitektur kesehatan yang andal untuk mengelola pandemi.

Atas dasar itulah semua negara harus memastikan ketahanan komunitas internasional dalam menghadapi pandemi.

“Pandemi tidak boleh lagi memakan banyak korban jiwa dan meruntuhkan sendi-sendi perekonomian global,” ucap Jokowi.

Dengan semangat itulah, lanjut Jokowi, presidensi Indonesia di G20 terus mendorong penguatan arsitektur kesehatan global untuk mewujudkan sistem kesehatan global yang lebih andal terhadap krisis, serta lebih inklusif dan berkeadilan. 

Berdasarkan studi yang dilakukan World Bank atau Bank Dunia serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada awal tahun ini, diperlukan pembiayaan sebesar 31,1 miliar dollar AS per tahun untuk dana pandemi. Dana tersebut digunakan untuk membiayai sistem pencegahan, kesiapsiagaan, dan respon terhadap pandemi di masa yang akan datang. 

 

Dana Pandemi Baru Terkumpul 1,4 Miliar USD

Untuk itu G20 telah sepakat untuk membentuk dana pandemi bagi kepentingan pencegahan, kesiapsiagaan dan respons terhadap pandemi.

“Saya menyampaikan terima kasih kepada para donor dari negara – negara G20 dan non G20, serta dri lembaga-lembaga filantropi yang telah memberikan kontribusi, namun dana yang terkimpul masih belum mencukupi. Saya mengharapkan dukungan yang lebih besar lagi untuk dana pandemi ini,” tambah Jokowi.

Diketahui, komitmen dana pandemi atau Pandemic Fund kini sudah terkumpul USD 1,4 miliar. Dana tersebut disumbangkan oleh 20 negara anggota G20 plus tiga lembaga filantropi, termasuk Indonesia.

Dalam hal ini, Indonesia telah menyetor dana sekitar USD 50 juta, atau setara Rp 774,5 miliar (kurs Rp 15.490 per dolar AS).

Oleh karena itu, Jokowi mengharapkan dukungan yang lebih besar lagi untuk dana pandemi ini.

Landasan bagi Arsitektur Kesehatan Global

Dikatakan Jokowi, selain kontribusi dana, dirinya mengajak semua pihak untuk mendukung beberapa inisiatif. Hal itu antara lain pembentukan platform koordinasi penanggulangan gangguan kesehatan, berbagi data genomik internasional untuk mendukung pemantauan patogen, pengembangan jaringan digital secara global, serta sertifikasi vaksin untuk memfasilitasi keamanan perjalanan internasional dan pembentukan pusat penelitian dan manufaktur yang lebih adil dan merata.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan pandemic fund merupakan landasan untuk membangun dan memperkat arsitektur kesehatan global. 

“Dana pandemi adalah landasan di mana kita akan membangun kembali dan memperkuat arsitektur kesehatan global. Ini merupakan kemajuan besar pertama dari prioritas jalur kesehatan G20 tahun ini,” tutur Budi Gunadi.

Menurutnya, kerja sama antara keuangan dan kesehatan sangat penting untuk mempersiapkan pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi.

Penting Memiliki Dana Pandemi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan banyak negara semakin bergerak menuju kehidupan normal baru dengan COVID-19. Namun jutaan kasus baru dan ribuan kematian masih dilaporkan setiap minggunya.

“Oleh karena itu penting bagi setiap negara memiliki dana pandemi untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi di masa yang akan datang,” ungkapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya