Liputan6.com, Cianjur Bala bantuan untuk korban Gempa Cianjur, Jawa Barat masih terus dikerahkan. Salah satunya dilakukan oleh organisasi kemanusiaan yang berfokus pada pemberdayaan anak, keluarga, dan masyarakat, Wahana Visi Indonesia (WVI).
Selain melakukan pendistribusian bantuan, WVI membangun ruang ramah anak dan perempuan yang diberi nama Ruang Sahabat Anak dan Perempuan di lokasi pengungsian Gempa Cianjur. Di sana, anak-anak bisa tetap bermain dan belajar.
Baca Juga
Ruang Sahabat Anak dan Perempuan dilengkapi oleh para fasilitator perlindungan anak yang bertugas untuk memberikan dukungan psikososial dengan permainan dan kegiatan rekreasional.
Advertisement
"Dukungan psikososial ini sebagai sarana untuk melakukan screening awal pencegahan kekerasan anak dan menciptakan ruang yang aman bagi anak melalui Ruang Sahabat Anak atau Child Friendly Space," ujar Manager Gempa Jawa Barat WVI, Adelina Simatupang melalui keterangan pers ditulis Jumat, (2/12/2022).
Serta, ada pula Mobil Sahabat Anak yang berisi buku-buku pengetahuan dan bisa digunakan oleh anak-anak di sana. Harapannya, para korban anak tetap bisa bermain dan belajar di tengah pengungsian.
"Alhamdulillah sarana Ruang Sahabat Anak ini sangat membantu buat anak-anak. Sehingga anak-anak bisa kembali ceria dengan bermain dan belajar," ujar salah seorang ibu yang menjadi korban Gempa Cianjur, Irma (26) di Kampung Garogol Kidul, Desa Cibulakan, Cianjur.
"Ruang Sahabat Anak menyenangkan, baik, dan asik. Berharap bisa dilaksanakan terus walau hanya tiga kali seminggu," kata seorang anak korban Gempa Cianjur yang berusia 7 tahun, Susilowaty.
Edukasi Kesehatan Reproduksi
Intervensi yang dilakukan WVI sendiri berfokus pada lima desa di Kecamatan Cugenang dan Kecamatan Cianjur. Kelima desa tersebut adalah Desa Cibulakan, Desa Sukamanah, Desa Mangunkerta, Desa Cijedil, dan Desa Limbangan Sari.
Adelina mengungkapkan bahwa Ruang Sahabat Anak dan Perempuan WVI juga turut bekerja sama dengan puskesmas, dinas kesehatan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), dan Kementerian PPPA.
Kerja sama satu ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran terkait kesehatan reproduksi dan manajemen kebersihan menstruasi.
Salah satu yang disediakan oleh WVI adalah pembalut kain yang ramah lingkungan untuk para anak remaja perempuan.
Merespons hal ini, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga pun berpesan untuk para relawan dan organisasi saat berkunjung ke Ruang Sahabat Anak dan Perempuan.
Bintang berpesan agar para relawan dan organisasi dapat bekerja sama untuk dapat mencegah kekerasan berbasis gender pada anak pada situasi darurat bencana Gempa Cianjur.
Advertisement
Perkembangan Seputar Gempa Cianjur
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 28 November 2022, ada 108.720 orang yang mengungsi akibat Gempa Cianjur saat ini.
Dari data tersebut, 34,39 persen diantaranya merupakan anak-anak, 21,52 persen balita, 6,58 persen bayi. Serta, ada pula 0,31 persen anak yang masih terpisah dari orangtuanya.
Selain itu, masih ada sekitar 19,1 persen perempuan, ibu hamil, dan ibu menyusui di tenda pengungsi.
Data BNPB dan pemantauan WVI ikut menunjukkan ada pula pengungsi yang masuk kategori kelompok rentan. Seperti lansia dan penyandang disabilitas.
Korban Meninggal dan Hilang di Gempa Cianjur
Hingga Kamis, 1 Desember 2022, korban meninggal di Gempa Cianjur menjadi 329 orang. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Bupati Cianjur, Jawa Barat, Herman Suherman. Menurut Herman, tim SAR sudah menemukan satu korban jiwa lagi.
"Yang meninggal dunia ditemukan satu orang di daerah Cicadas, Desa Cijedil. Sehingga jumlah yang meninggal dunia 329 orang," ujar Herman dalam jumpa pers mengutip News Liputan6.com.
Sementara masih ada korban hilang berjumlah 11 orang. Korban hilang pun masih dalam proses pencarian oleh tim SAR.
"Korban hilang yang masih dalam pencarian 11 jiwa," kata Herman.
Advertisement