Liputan6.com, Jakarta - Bermula dari menjajal resep pepes turun temurun dari sang ibu, Deni Winoto mencoba usaha kuliner rumahan berbahan ikan mas. Dua tahun pandemi COVID-19 turut berdampak pada kondisi perekonomian keluarga. Usaha percetakan sang suami mengalami surut sebagai imbas pandemi.
Salah satu yang dilakukan tenaga pendidik di sebuah lembaga pendidikan tinggi di kawasan Mampang, Jakarta Selatan itu berupaya mengolah bahan makanan seefisien mungkin sambil tetap memerhatikan gizi keluarga.
Baca Juga
Pepes menjadi pilihan tepat ketika minyak goreng sempat langka dan harganya melambung. Olahan ikan khas nusantara itu dinilai lebih sehat karena tidak menggunakan minyak. Menurut data Kementerian Kesehatan, dalam 100 gram ikan mas pepes terdapat 686 mg kalsium; 15,2 gr protein; 6,1 mg besi; 2,4 mg niasin dan 530 gr fosfor. Duri-duri ikan mas yang biasanya mengganggu pun jadi lunak dengan teknik presto.
Advertisement
"Awalnya pepes ikan mas itu untuk konsumsi pribadi. Suamiku hobby memancing dan selalu bawa pulang hasilnya. Bosan selalu digoreng, kucoba untuk membuatnya jadi pepes dengan resep keluarga," ujar Deni Winoto melalui telepon, Sabtu, 17 Desember 2022.
Tak disangka, pepes ikan mas buatannya dan sang ibu disukai keluarga dan kolega. Mereka yang sudah mencicipi jadi ketagihan dan menyarankan Deni untuk menjualnya.
Pada awal 2021, ketika aturan PPKM membuatnya banyak berada di rumah, Deni pun memulai usaha pepes ikan mas Dapur Warisan. Pepes dibanderol Rp15.000 - Rp25.000 per buah.
Gandeng Emak-Emak Jadi Mitra
Survei bersama UNICEF, UNDP, PROSPERA dan SMERU pada Februari - Maret 2022 menunjukkan, 41,5 juta rumah tangga mengalami penurunan pendapatan akibat pandemi COVID-19. Namun, usaha mikro kecil dan menengah terbukti mampu menyelamatkan perekonomian negara selama masa pandemi.
Menyadari tak hanya rumah tangganya yang terdampak, Deni mengajak para ibu di area Jabotetabek jadi mitra Dapur Warisan. Bisnis dijalankan dengan sistem pre-order agar produk tetap fresh dan layak dikonsumsi. Mitra atau reseller mendapat komisi 20 persen dari per ekor ikan mas pepes.
Dalam sekali penjualan, tiap reseller mampu penjual 10-15 ekor ikan mas pepes dan berpotensi mendapat Rp30.000 - Ro50.000. Cukup untuk membuat dapur tetap ngebul. Saat ini Dapur Warisan memiliki 5 reseller aktif.
Deni juga merangkul tenaga security dan office boy di kantornya yang menyambi jadi ojek online sebagai kurir. Mereka mendapat keuntungan sesuai tarif jarak tempuh antaran.
Saat kasus harian COVID-19 meningkat akibat varian Omicron, Dapur Warisan ikut melakukan aksi sosial menyediakan menu pemulihan bagi mereka yang menjalani isolasi mandiri.
"Asupan protein dari pepes ikan mas sepertinya ikut membantu proses pemulihan mereka yang sedang isoman," ucap ibu tiga anak itu.
Baginya, bisa berbagi rezeki dan bersama-sama memulihkan perekonomian bangsa lewat langkah kecil dan sederhana menjadi kebahagiaan tersendiri.
Advertisement