Eks Menkes Nila Moelok Sebut 50 Persen Populasi Dunia Bakal Pakai Kacamata

Dunia yang kini serba digital diprediksi bakal membuat di masa depan makin banyak orang yang memakai kacamata.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 14 Jan 2023, 10:00 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2023, 10:00 WIB
FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Pialang memeriksa kacamata saat tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Dunia yang kini serba digital diprediksi bakal membuat di masa depan makin banyak orang yang memakai kacamata. Menteri Kesehatan periode 2014-2019 Nila Moeloek memprediksi sekitar 50 persen penduduk dunia akan menggunakan kacamata.

"Saya bukan tidak suka dengan digital, saya suka era digital karena semua serba cepat, namun tetap harus diatasi dengan baik dengan koreksi kacamata," kata Nila yang merupakan dokter spesialis mata konsultan ini. 

Penggunaan handphone, laptop dan layar lain membuat mata cepat lelah. Nila menyarankan penting mengecek kesehatan mata, sehingga bila ada perubahan bisa dilakukan koreksi dengan kacamata. 

Nila menyebutkan ada beberapa teknik tersendiri untuk mengatasi mata lelah dengan teknik 20-20-20. Maksudnya adalah 20 menit yang dihabiskan untuk menatap layar, sehingga harus mengistirahatkan mata dengan melihat benda yang berjarak 20 kaki atau enam meter selama 20 detik.

"Kita harus melihat jauh untuk mata lepas melihat benda yang jauh, jadi kita harus mengistirahatkan mata kita," kata Nila saat jadi pembicara di Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama dalam kuliah umum bertema "Eyes Health Lifestyle for Gen Z in Digital Era" pada Jumat, 13 Januari 2023 mengutip Antara.

Menjaga mata tetap sehat sesuai fungsinya itu memang penting lantaran bakal terus diperlukan hingga tua nanti. 

"Kita akui pendidikan memerlukan penglihatan, pekerjaan memerlukan penglihatan, bahkan lansia pun juga memerlukan penglihatan karena mereka harus tetap bersosialisasi," ungkapnya.

 

Menkes dan Dirut BPJS Kesehatan Beri Keterangan Pemutusan Kerja Sama Rumah Sakit
Eks Menteri Kesehatan Nila Moeloek (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Peningkatan Kasus Diabetes dan Masalah Mata

Ilustrasi penyakit diabetes
Ilustrasi penyakit diabetes (Photo by Tumisu on Pixabay)

Di kesempatan tersebut Nila mengingatkan bahwa semakin banyak orang Indonesia dengan penyakit kencing manis alias diabetes. Data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2013 menunjukkan sebanyak 6,9 persen kasus diabetes, lalu naik menjadi 8,5 persen di 2018.

Peningkatan kasus diabetes ini erat kaitannya dengan masalah penglihatan karena penyakit metabolik itu juga bisa merusak mata.

"Apa sih hubungannya dengan mata? Diabetes ini akan merusak retina karena pendarahan di dalam retina. Apa bisa disembuhkan? Jawabnya tidak bisa dan menjadi buta permanen sehingga bukan seperti katarak," ungkapnya.

Maka dari itu, perlu upaya agar kasus diabetes tidak meningkat sehingga tidak banyak masyarakat kita yang mengalami kebutaan. 

"Orang buta tidak bisa berdiri sendiri, mereka memerlukan pendamping, sehingga ada dua orang yang tidak bekerja berapa kerugian negara dalam hal ini," kata ibu tiga anak ini. 

 

Infografis 5 Cara Jaga Kesehatan Mata Era Daring Selama Pandemi Covid-19
Infografis 5 Cara Jaga Kesehatan Mata Era Daring Selama Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya