Kabupaten Bogor Belajar ke Sumedang yang Sukses Tekan Stunting

Kabupaten Bogor belajar langsung ke Sumedang dalam mengatasi stunting.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Feb 2023, 08:00 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2023, 08:00 WIB
FOTO: Tingkat Prevalensi Stunting di Indonesia Masih Tinggi
Upaya menekan kasus stunting belajar dari Sumedang. ( Foto Ilustrasi merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Pelaksana Tugas Bupati Bogor Iwan Setiawan belajar langsung ke Sumedang dalam mengatasi stunting. Seperti diketahui Sumedang merupakan salah satu kabupaten yang turunkan angka stunting dari 32,7 persen (2018) menjadi 8,27 persen (2022).

"Kami tengah serius menangani persoalan stunting di Kabupaten Bogor. Kami belajar ke Kabupaten Sumedang yang sukses dalam penanganan stunting dengan menggunakan sistem aplikasi terintegrasi Simpati," kata Iwan dalam keterangan di Bogor, Selasa (7/2/2023).

Selain dirinya, kunjungan ke Sumedang juga bersama tim dari Kabupaten Bogor. Ia berharap lewat kunjungan tersebut kerja sama antar dua kabupaten dalam penanganan stunting bisa optimal.

"Kami ingin penanganan stunting di Kabupaten Bogor lebih terintegrasi dan terukur, supaya penanganan stunting setiap tahunnya bisa efektif dan menurunkan angkanya. Harapannya tentu Kabupaten Bogor bisa bebas stunting," kata Iwan mengutip Antara.

Berdasarkan Bulan Penimbangan Balita (BPB) 2022, prevalensi stunting di Kabupaten Bogor 9,89 persen. Angka ini sudah mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya di angka 12,96 persen.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jokowi Minta Daerah Lain Tiru Sumedang

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan komitmennya soal penanganan BLBI
Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memuji terobosan yang dilakukan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dalam menurunkan stunting. 

"Mengapresiasi Sumedang yang menggunakan platform teknologi dalam memonitor stunting," kata Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Kepala Deerah se-Indonesia 2023di Sentul, Bogor, Jawa Bara t pada Selasa, 17 Januari 2023.

Jokowi juga sudah memanggil Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir ke Istana Merdeka pada 2 Januari 2023 untuk menjelaskan upaya kabupaten itu dalam menekan stunting.

Dony menjelaskan bahwa Sumedang memiliki platform bernama Simpati atau Sistem Pencegahan Stunting Terintegrasi. Lewat platform tersebut, seluruh pihak termasuk kader posyandu bisa memakai dan menangani stunting.

Data penimbangan anak, seperti lingkar kepala, tinggi badan, dan berat badan dimasukkan ke dalam Simpati oleh kader posyandu. Setiap posyandu yang ada di Sumedang mendapatkan satu smartphone yang salah satu penggunaanya untuk memasukkan data fisik anak-anak di sana. Kemudian, masing-masing desa atau kelurahan di Sumedang dapat menuliskan berbagai kendala dalam penurunan stunting dalam aplikasi tersebut.

"Semua kader Posyandu kami dilatih untuk paham menggunakan aplikasi Simpati. Satu Posyandu satu smartphone. 1.750 posyandu masing-masing diberi smartphone," kata Dony di awal Januari 2023.


Cara Sumedang

Setiap posyandu yang ada di Sumedang mendapatkan satu smartphone yang salah satu penggunaanya untuk memasukkan data fisik anak-anak di sana. Kemudian, masing-masing desa atau kelurahan di Sumedang dapat menuliskan berbagai kendala dalam penurunan stunting dalam aplikasi tersebut.

"Semua kader Posyandu kami dilatih untuk paham menggunakan aplikasi Simpati. Satu Posyandu satu smartphone. 1.750 posyandu masing-masing diberi smartphone," kata Dony.

Lewat data tersebut, bisa diketahui data desa dengan tingkat stunting tertinggi lalu data anak yang dengan status stunting. Bahkan bisa untuk mengetahui analisis penyebab dan cara mengurangi stunting di masing-masing desa.

“Setiap desa ada kendala permasalahan stunting yang berbeda-beda. Kemudian, melalui artificial intelligence kita kasih rekomendasinya,” ujar dia.

Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi
Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya