Flu Babi Afrika Kembali Serang Indonesia, Epidemiolog: Belum Ada Penularan ke Manusia

Flu Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) kembali terdeteksi di Indonesia, namun belum ada penularan ke manusia.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 15 Mei 2023, 09:45 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2023, 09:45 WIB
Peternak Babi di Tiongkok
Flu Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) kembali terdeteksi di Indonesia, namun belum ada penularan ke manusia. AFP Photo/Str/China Out)

Liputan6.com, Jakarta Flu Babi Afrika atau istilahnya African Swine Fever (ASF) kembali ditemukan di Indonesia. Awal mulanya, temuan virus ASF menyerang babi di Pulau Bulan, Batam belum lama ini. Namun, belum ada laporan penularan di daerah lain.

Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman menyampaikan, penyakit Flu Babi Afrika sampai saat ini belum ada laporan temuan penularan ke manusia. Artinya, virus ASF hanya menyerang babi dan tidak bersifat zoonotik (zoonosis) -- yang menular ke manusia.

"Kabar baiknya, sejauh ini belum ada, tanda atau pun kecenderungan ini akan berubah menjadi zoonotik virus. Artinya, virus yang ada di hewan pindah ke manusia," ujar Dicky melalui keterangan yang diterima Health Liputan6.com pada Minggu, 14 Mei 2023.

"Jadi sejauh ini 100 persen, dia sifatnya penyakit hewan saja. Tidak ada potensi atau pun tanda menginfeksi manusia."

Laporan Flu Babi Afrika dari Singapura

Laporan temuan virus African Swine Fever (ASF) asal Batam ini sebenarnya pertama kali dilaporkan Singapura. Bahwa ditemukan ASF pada babi di rumah pemotongan hewan di Jurong, Singapura. 

Strait Times menuliskan, babi tersebut berasal dari Indonesia. Singapura pun memilih untuk menghentikan sementara impor babi hidup dari Indonesia.

Tindak selanjutnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI pada 4 Mei 2023 mendalami kasus temuan Badan Pangan Singapura terkait ditemukannya virus Flu Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) terhadap babi yang di ekspor dari Pulau Bulan, Batam.

Pengujian Virus African Swine Fever

Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan Didi Sumedi mengatakan, adanya temuan Flu Babi Afrika akan dilakukan pengecekan ke produsen.

"Kita sedang dalami temuan itu seperti apa dan kita akan lakukan cek ke produsen yang ditemukan virus itu," katanya saat di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (4/5/2023).

Apabila setelah dilakukan pengujian terbukti ditemukan virus ASF. Maka, Kemendag akan segera menyelesaikan persoalan tersebut agar aktivitas ekspor babi ke Singapura bisa berlanjut.

Singapura Putuskan Penghentian Impor Babi dari Indonesia

Diketahui, akibat mencuatnya kasus Flu Babi Afrika, Pemerintah Singapura akhirnya memutuskan untuk menghentikan sementara impor babi hidup dari Indonesia.

Lebih lanjut, Kemendag akan menggandeng Kementerian Pertanian untuk berkoordinasi agar bisa membantu mengawasi kegiatan ekspor babi hidup di kawasan peternakan Pulau Bulan, Batam.

Sebagai informasi, African Swine Fever (ASF) adalah penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 persen, sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Virus ASF sangat tahan hidup di lingkungan serta relatif lebih tahan terhadap disinfektan.

Investigasi Flu Babi Afrika

Percobaan medis rahasia (0)
Ilustrasi investigasi temuan virus Flu Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) pada babi asal Pulau Bulan, Batam. (Sumber Pixabay/DarkoStojanovic via Creative Commons)

Badan Karantina Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng Badan Pangan Singapura atau Singapura Food Agency (SFA) untuk menginvestigasi temuan virus Flu Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) pada babi asal Pulau Bulan, Batam. 

Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Barantan, Wisnu Wasisa Putra melaporkan hasil join investigasi.

"Hasil join investigasi bersama antara Indonesia dan Singapura terjadi kematian babi yang cukup besar di Pulau Bulan, namun dengan gejala klinis mengarah ke Classical Swine Fever (CSF) atau Hog Cholera," ujarnya dalam keterangan, Minggu 7 Mei 2023. 

Pemantauan Importasi Pakan

Wisnu mengatakan Pemerintah telah secara aktif berkoordinasi dengan Singapura. Koordinasi antara Badan Karantina, Direktorat Kesehatan Hewan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, dan Singapura telah dilakukan pada 28 April 2023 yang lalu di kantor produsen, PT Indo Tirta Suara (ITS).

Selain itu, Badan Karantina juga melakukan pemantauan terhadap importasi pakan dan bahan pakan yang masuk ke Pulau Bulan sebagai langkah kewaspadaan kemungkinan masuknya ASF di Pulau Bulan.

Virus African Swine Fever Masuk Sejak 2019

Wisnu Wasisa Putra menjelaskan, sebenarnya virus African Swine Fever (ASF) telah masuk di Indonesia sejak 2019 di Medan dan penyebarannya hanya di lokasi yang sama. Sementara di Pulau Bulan, secara berkala dilakukan pengujian hingga ditetapkan bebas ASF.

"Memang pada Februari 2023 itu di Singapura ada kejadian ASF pada babi liar. Frekuensi ada tiga kali. Kita juga lagi mencari jalur masuknya virus di Pulau Bulan," jelasnya, Rabu (10/5/2023).

"Karena perusahaan sudah melakukan bius ketat tetapi masih ada ASF. Jalur masuknya kan banyak bisa dari alat akut. Kita sedang investigasi jalur masuknya dari mana."

Virus ASF Belum Dinyatakan sebagai Wabah

Dalam penanganan virus ASF di Batam, Kementan telah memberikan obat antibodi pada babi-babi sehat di Batam. Karena belum menyebar ke berbagai wilayah, virus ASF belum dinyatakan sebagai wabah.

"Ini tidak dibilang wabah, karena ini kan cuma satu tempat saja. Kalau menular ya menular cuma ke sesama babi," sambung Wisnu.

Kementan juga melakukan pengujian bebas ASF secara berkala. Adapun persyaratan khusus bebas ASF pada babi di antaranya, keamanan lingkungan dan pengujian tes pada babinya.

Infografis Selalu Waspada Penularan Covid-19 Melalui Droplet. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Selalu Waspada Penularan Covid-19 Melalui Droplet. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya