Liputan6.com, Jakarta Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet menyoroti masih tingginya kasus HIV di Indonesia. Data di DKI Jakarta misalnya hingga Maret 2023, sudah ada 79.628 kasus HIV.
Dari angka nyaris 80 ribu kasus HIV itu, ada 6.573 yang meninggal dunia gegara komplikasi penyakit akibat human immunodeficiency virus. Sehingga, penanganan kasus HIV yang ada di tiap wilayah perlu serius ditangani.
Baca Juga
"Meminta pemerintah secara serius menangani kasus HIV yang ada di tiap wilayah di Indonesia, serta memprioritaskan penanganannya di daerah-daerah dengan kasus yang tinggi," kata Bamsoet dalam keterangan pers yang diterima Liputan6.com pada Jumat (21/7/2023).
Advertisement
Selain skrining dan pemantauan kesehatan pasien HIV, pria 60 tahun itu juga mengingatkan pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan perlu mamksimalkan penanganan dan perawatan pasien HIV. Juga memastikan ketersediaan obat antiretroviral (ARV) bagi orang dengan HIV.
Obat ARV perlu dikonsumsi orang dengan HIV guna mencegah timbulnya infeksi oportunistik yang dapat memperberat daya tahan tubuh orang dengan HIV. Maka dari itu pengobatan ARV ini perlu dijalani seumur hidup.
Agar pengobatan berhasil, maka kedisiplinan, kepatuhan, serta komitmen kuat dari ODHA sangat penting. Mengingat, ODHA perlu meminum ARV seumur hidupnya seperti mengutip lembar fakta Kementeraian kesehatan.
Â
Masifkan Edukasi ke Masyarakat soal Pencegahan Penularan HIV
Bamsoet mengatakan pemerintah perlu serius dan maksimal melakukan upaya atau langkah penanggulangan HIV.
"Mulai dari menggencarkan penemuan kasus yang meliputi skrining, testing dan testing hingga melakukan pencegahan perilaku berisiko," tutur Bamsoet.
Tak kalah penting lainnya adalah memasifkan kembali pesar serta edukasi ke masyarakat terumata kelompok remaja untuk menghindari penularan HIG.
"Salah satunya dengan menghindari perilaku seks bebas ataupun hal atau perilaku yang berpotensi tinggi menyebabkan tertular," kata Bamsoet.
Advertisement
Tentang HIV
HIV dapat menular lewat jarum suntik. Namun, berhubungan seks menjadi cara selanjutnya yang paling ampuh menularkan HIV. Proses penularan terjadi melalui cairan vagina maupun cairan sperma saat melakukan aktivitas seksual dengan pasien positif.
Ketua Perhimpunan Dokter Peduli AIDS Indonesia (PDPAI), Dr dr Evy Yunihastuti, SpPD mengungkapkan bahwa secara sederhana, semua jenis hubungan seks bisa berisiko menularkan HIV.
Tapi, ada beberapa prinsip yang bisa diterapkan dalam hal ini. Menurut Evy, individu yang berperan sebagai reseptif atau penerima dianggap lebih berisiko dibandingkan dengan yang insertif atau memasukkan.
"Kemudian hubungan seks lewat anus itu lebih besar risikonya dibandingkan dengan hubungan seks lewat vagina. Jadi tergantung bagaimana caranya," ujar Evy saat media briefing bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) beberapa waktu lalu.
Evy pun menyebut bahwa keduanya dapat dicegah lewat melakukan tes HIV AIDS sedini mungkin, termasuk sebelum menikah. Tes tersebut biasanya dilakukan oleh calon pengantin dan umumnya ditawarkan oleh para dokter.