Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas (PIKKC) mengatakan, teknologi penting, namun tidak cukup untuk memperkokoh infrastruktur dan tata kelola layanan.
"Teknologi itu penting, but not enough (tidak cukup, -red.)," ucap Suhono dalam pembukaan Goesmart 2023 dan Kick-Off rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI), 7 September 2023.
Baca Juga
Menurut Suhono, perlu ada kesinambungan antara teknologi dan sumber dan daya cerdas guna menciptakan dan memperkokoh infrastruktur dan tata kelola layanan.
Advertisement
Goesmart merupakan bagian dari bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi ITB yang diselenggarakan setiap tahun oleh Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas (PIKKC) ITB. Berbagai kegiatan dan riset dilakukan dalam Goesmart guna menghasilkan inovasi-inovasi yang bisa memberikan kontribusi penyelesaian masalah secara efektif dan efisien agar mampu mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Pada tahun ini, kegiatan bertajuk Goesmart 2023: Goes to Indonesia Society 5.0 meliputi webinar, ngobrol kota, dan berbagai riset terkait smart X (kota/Kabupaten, desa, kawasan, dsb) berlangsung hingga akhir 2023.
Sejumlah stakeholder dari pemerintah pusat, daerah, praktisi, akademisi dan komunitas diundang untuk berdiskusi tentang isu-isu dan permasalahan kota terkait dukungan infrastruktur, tatakelola, pengelolaan sumberdaya, dan layanan digital kota melalui 3 panel diskusi dengan pembicara dari pemerintah kota, kementrian, dan akademisi.
Smart City Bukan Sekadar Inovasi dan Teknologi
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwan Anas memaparkan, transformasi digital adalah terobosan untuk mewujuudkan layanan prima pada masyakrat.
"Transformasi digital adalah trobosan untuk mewujudkan layanan prima kepada masyarakat untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan akuntabilitas kinerja pemerintah, transformasi digital juga harus didorong oleh kepemimpinan yang juga merupakan kunci berjalannya engine birokrasi,” kata Abdullah Azwan dalam keterangan tertulis.
Sementara itu peneliti PIKKC ITB Dr. Hendra Sandi Firmansyah mengatakan, “Ini sangat penting namun tidak terlihat, seiring kita membahas Smart City kita hanya melihat inovasi dan teknologi yang muncul, padahal ini tidak kalah pentingnya”.
"Melainkan dalam Smart City itu bukan tentang aplikasi dan inovasi yang bagus, namun yang menjadi masalahnya adalah tata kelola dan sumber daya manusia," ucap Hendra.
Advertisement
Dihadiri 150 Perwakilan Kota/Kabupaten
Acara Goesmart 2023 : Goes to Indonesia Society 5.0 dihadiri lebih dari 150 perwakilan kota atau kabupaten serta sejumlah juga mahasiswa yang ikut serta daring maupun luring.
Wakil Wali Kota Tegal Jumadi yang turut hadir dalam Goesmart 2023 menyatakan, “Insya Allah dengan kegiatan seperti ini memberikan dorongan kepada pemerintah kota di mana pun berada untuk sama-sama bergerak maju ke arah yang lebih baik menjadi kota yang smart untuk mendukung pemerintah Republik indonesia.”
"Melalui rangkaian kegiatan ini berharap kota/kabupaten dapat berproses, berbagi dan belajar ini, untuk maju dan mampu menyelsaikan permasalahan kota secara efektif dan efisien," tambahnya .
ITB pun mengajak seluruh pihak baik dari pemerintahan, masyarakat, akademisi maupun komunitas mendukung kegiatan Goesmart dan Riset dan Rating Tranformasi Digital & Kota Cerdas Indonesia 2023 agar dapat berjalan dan memberikan kontribusi terhadap pembangunan nasional.