Bikin Geger India, Apakah Sudah Ada Kasus Infeksi Virus Nipah di Indonesia? Ini Kata Kemenkes

Kerala, sebuah negara bagian di India melaporkan dua kematian akibat infeksi virus Nipah. Apakah di Indonesia sudah pernah ada kasusnya?

oleh Benedikta Desideria diperbarui 15 Jan 2024, 15:36 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2023, 11:27 WIB
Tidak ada obat atau vaksin spesifik untuk infeksi virus Nipah.
Belum ada laporan manusia terinfeksi virus Nipah di Indonesia (Liputan6/AFP/Sam Panthaky)

Liputan6.com, Jakarta Negara bagian Kerala di India melaporkan ada dua kematian akibat infeksi virus Nipah pada Rabu pekan lalu. Sejauh ini, 700 orang yang merupakan kontak erat dengan korban jalani test untuk mengetahui terinfeksi virus Nipah atau tidak.

Virus Nipah menular dari hewan ke manusia. Bisa juga dari manusia ke manusia.

Lalu, apakah sudah pernah ada kasus penyakit akibat virus Nipah teridentifikasi di Indonesia? Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengatakan belum ada temuan kasus infeksi virus Nipah pada manusia di Indonesia.

"Sampai saat ini belum," kata Siti Nadia Tarmizi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI pada Senin, 18 September 2023 pagi.

Meski belum ada laporan kasus penyakit akibat virus Nipah di RI, beberapa penelitian atau publikasi telah menemukan adanya temuan virus Nipah pada kelelawar buah (genus Pteropus) pada beberapa negara termasuk Indonesia seperti mengutip lembar fakta QnA Virus Nipah Kemenkes.

Soal Potensi Infeksi Virus Nipah Masuk Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman mengatakan bahwa potensi virus Nipah yang terjadi di India menyebar ke Indonesia masih jauh.

"Potensinya menyebar saat ini masih jauh. Situasi di Kerala, India memang serius, sekitar 800-an orang dikarantina dan daerah terdampak diisolasi," kata Dicky lewat pesan suara ke Liputan6.com.


Kemampuan RI Deteksi Infeksi Baru Masih Lemah

Dicky mengingatkan juga bahwa kasus virus Nipah pertama kali terdeteksi di negara tetangga, Malaysia pada 1999. Sehingga, jika ditanya apakah Indonesia punya potensi ada kasus penyakit virus Nipah, jawabnya ada.

"Namun, di Indonesia masih sulit karena kemampuan mendeteksi terutama infeksi baru masih lemah," kata Dicky.

Kemampuan mendeteksi dan surveilans yang belum memadai ini menurut Dicky merupakan titik lemah Indonesia. Terlebih negara ini luas dan kaya alam liar.

Salah satu hewan yang bisa menularkan virus Nipah adalah kelelawar buah. Di Indonesia juga ada kelelawar buah.

"Ini artinya reservoir-nya ada. Berarti potensi terburuk (virus Nipah menginfeksi manusia di Indonesia) ada."

Reservoir adalah manusia, hewan, tumbuhan, tanah atau zat organik yang menjadi tempat tumbuh dan berkembang biak organisme infeksius.


Pintu Masuk Indonesia Harus Siaga

Masa inkubasi virus Nipah di dalam tubuh manusia bisa lama. Bahkan tercatat bisa sampai 45 hari. Melihat perdagangan dan perjalanan internasional yang tinggi membuat penyebaran suatu penyakit bisa mudah.

Meski begitu, Dicky mengatakan tak perlu sampai menutup pintu masuk dari India. Terpenting, adalah melakukan penguatan pintu masuk.

"Jadi kalau ada sensor masuk, terdeteksi seseorang ada demam, itu harus diverifikasi ada gejala lain atau tidak di tubuhnya. Lalu, cek di negara dia berasal sedang ada wabah apa," tutur pria yang kini menjadi peneliti di Griffith University Australia itu.

"Itu yang harus di-update oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)," tekan Dicky.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya