3 Remaja Perempuan Ambil Alih Kepemimpinan Astrazeneca Indonesia Sehari

Pada peringatan Hari Anak Perempuan Internasional 2023, tiga remaja perempuan asal Jakarta dapat kesempatan pimpin Astrazeneca Indonesia. Meski cuma sehari ambil alih kepemimpinan, ternyata bermakna bagi mereka.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 24 Okt 2023, 16:03 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2023, 16:03 WIB
Pada peringatan Hari Anak Perempuan Internasional 2023, tiga remaja perempuan asal Jakarta dapat kesempatan pimpin Astrazeneca Indonesia.
Pada peringatan Hari Anak Perempuan Internasional 2023, tiga remaja perempuan asal Jakarta dapat kesempatan pimpin Astrazeneca Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Beberapa waktu lalu tiga remaja perempuan asal Jakarta punya kesempatan sehari memimpin sebuah perusahaan sektor kesehatan, Astrazeneca Indonesia. Nabiilah, Jehan, dan Saniyyah dapat kesempatan memimimpin perusahaan tersebut dalam peringatan Hari Anak Perempuan Internasional yang jatuh setiap 11 Oktober.

Meski cuma sehari jadi pemimpin, ada banyak pelajaran yang didapatkan ketiga anak muda ini, termasuk soal mengasah kemampuan dalam memimpin. Salah satunya yakni Nabiilah bercerita soal pengalamannya bekerja di Astrazeneca Indonesia.

"Saya mendapatkan pengalaman yang sangat berharga mengenai kepemimpinan, saya bisa mengasah kemampuan saya dan terus belajar dan berkembang menjadi pemimpin perempuan penerus bangsa yang bersikap inklusif dan menghargai keberagaman," kata Nabillah yang merupakan remaja asal Jakarta Utara ini.

Nabiilah juga melihat bahwa perempuan sebenarnya punya potensi besar dalam memimpin perusahaan di sektor kesehatan. 

"Di dalam sektor kesehatan yang begitu vital ini, saya melihat ketidakseimbangan dalam perwakilan perempuan di posisi-posisi strategis. Padahal perempuan muda juga memiliki potensi besar untuk berperan aktif dalam membentuk masa depan industri kesehatan,” tutur Nabiilah lagi dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.

Ketiga anak muda perempuan ini bisa ambil alih kepemimpinan di perusahaan tersebut untuk sehari setelah melewati beberapa tahapan.

Nabiilah, Jehan dan Saniyyah berhasil lolos dari 70 peserta yang ikut berkompetisi dalam ajang ini. Ketiganya sama-sama remaja perempuan yang aktif. Nabiilah misalnya, ia adalah atlet voli perwakilan DKI Jakarta untuk Putera Puteri Batik Indonesia. Sementara itu, Jehan yang mengantongi berbagai kejuaraan pidato.Lalu, remaja asal Jakarta Utara, Saniyyah telah mengemban tanggung jawab sebagai Wakil Ketua OSIS di sekolahnya.

Dorong Kesetaraan pada Anak-Anak Perempuan

Melihat kiprah tiga remaja perempuan tersebut, Presiden Direktur Astrazeneca Indonesia, Se Whan Chon mengatakan bahwa hal ini merupakan salah satu upaya mempromosikan kesetaraan gender dan hak perempuan di Indonesia. 

"Kami percaya bahwa menciptakan peluang belajar dan karier bagi perempuan muda dapat membantu meningkatkan kesehatan mereka dalam jangka panjang, dan kami menerapkan kesetaraan gender sebagai bagian dari budaya inklusi dan keragaman," kata Se Whan.

Selain itu, membolehkan tiga remaja tersebut memimpin untuk sehari, perusahaan ini juga punya kampaney bertajuk Girls Belong Here bekerja sama dengan Yayasan Plan Indonesia. Tujuannya untuk mendorong pemenuhan hak anak-anak dan kesetaraan bagi anak perempuan.

"Melalui kampanye Girls Belong Here tahun ini, kami akan menggali kekuatan dan potensi para gadis sebagai pemimpin, memberikan platform agar suara mereka terdengar, dan membantu mengatasi hambatan yang mereka hadapi," tambah Se Whan.

Memberikan kesempatan kepada remaja perempuan memimpin sebuah perusahaan, merupakan salah satu cara membangun kepercayaan diri untuk menjadi pemimpin seperti disampaikan Direktur Eksekutif Plan Indonesia, Dini Widiastuti.

Tentang Hari Anak Perempuan Internasional

Mungkin Anda baru mendengar soal Hari Anak Perempuan Sedunia. Ternyata sudah dimulai pada 1995.

Saat itu, Konferensi Dunia tentang Perempuan berlangsung di Beijing, China di mana negara-negara partisipan mengadopsi Beijing Declaration and Platform for Action. Itu merukan blueprint "paling progresif yang pernah ada untuk memajukan hak-hak tidak hanya perempuan, tapi juga anak perempuan."

Lalu, pada 19 Desember 2011, Majelis Umum PBB mengadopsi Resolusi 66/170 yang menyatakan tanggal 11 Oktober sebagai Hari Anak Perempuan Internasional. Tujuan ada peringatan hari tersebut untuk mengakui hak-hak anak perempuan dan tantangan unik yang dihadapi anak perempuan di seluruh dunia.

"Hari Anak Perempuan Internasional memusatkan perhatian pada kebutuhan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi anak perempuan, mendorong pemberdayaan anak perempuan, dan memenuhi hak asasi mereka," seperti mengutip laman PBB. 

Anak Perempuan Punya Hak untuk Hidup Aman, Terdidik dan Sehat

Menurut PBB, anak perempuan mempunyai hak atas kehidupan yang aman, terdidik, dan sehat. Hal tersebut tidak hanya terjadi pada tahun-tahun kritis pertumbuhan tapi juga pada saat beranjak dewasa.

"Jika didukung secara efektif pada masa remaja, anak perempuan mempunyai potensi untuk mengubah dunia," tulis PBB.

PBB juga yakin bahwa anak perempuan mampu mendobrak batasan dan hambatan yang selama ini muncul. Termasuk yang ditujukan pada anak-anak penyandang disabilitas dan komunitas terpinggirkan.

"Sebagai wirausaha, inovator, dan penggagas gerakan global, anak perempuan menciptakan dunia yang relevan bagi mereka dan generasi mendatang," sebut PBB.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya