Liputan6.com, Jakarta - Aktivitas layar yang berkepanjangan dapat menyebabkan seseorang mengalami cybersickness atau ‘mabuk dunia maya.’
Fenomena tersebut mirip dengan mabuk perjalanan yang menyebabkan perasaan mual, penglihatan kabur, pusing, hingga migrain. Kondisi tersebut semakin parah jika seseorang bermain ponsel di dalam mobil yang bergerak.
Baca Juga
“Cybersickness terjadi ketika otak menerima pesan bahwa kita sedang bergerak, padahal sebenarnya sedang diam,” jelas seorang psikoterapis di Boulder, Colorado, Gillian Isaacs Russell, PhD.
Advertisement
Ketika seseorang mengalami fenomena ini, artinya ia terkena visual vestibular conflict yang artinya gangguan system vestibular dan visual secara bersamaan.
Salah satu contoh visual vestibular conflict ialah merasa mual saat mencoba membaca pesan atau berita di dalam mobil. Saat mata terfokus pada objek yang diam, seluruh tubuh merasakan gerakan. Padahal secara teknis kita bergerak dengan kecepatan kendaraan, meskipun hanya duduk diam di kursi.
“Pada hal ini mata mendeteksi gerakan di layar, sementara tubuh tetap diam. Sehingga menimbulkan konflik yang dapat menyebabkan perasaan mabuk perjalanan yang serupa,” jelas profesor terapi okupasi, New York Institute of Technology, Long Island, Christina Finn.
Penyebab lain yang berperan yaitu cahaya biru yang memancar dari layar. Para peneliti berpendapat, bahwa paparan cahaya biru dapat membuat seseorang mual.
“Saat melihat layar, beberapa orang merasakan mual dan pusing yang berhubungan dengan ketegangan mata. Ini berhubungan dengan paparan cahaya biru,” kata Finn, dilansir dari Real Simple pada Sabtu, 28 Oktober 2023.
Solusi Menghindari Mual Akibat Cybersickness
Solusi yang jelas terhadap cybersickness adalah dengan menghindari layar ponsel. Namun, di zaman yang serba teknologi ini rasanya seseorang hampir mustahil menghindari penggunaan ponsel.
Lalu kuncinya adalah mengambil langkah pencegahan untuk membatasi waktu pemakaian perangkat seperti berikut ini:
1. Sering Mengubah Posisi Duduk
Peneliti menyarankan untuk mengubah posisi duduk setiap 30 menit sekali untuk mencengah cybersickness.
“Hal ini akan membuat tubuh mengurangi konflik sensorik,” kata Finn.
Advertisement
2. Jeda Pakai Gawai
Mata akan lelah jika digunakan untuk menatap layar secara terus menerus. Apalagi ketika mata menatap layar, kecepatan kedipan akan berkurang sekitar 50 persen. Akhirnya ini yang menyebabkan mata menjadi kering.
Mata kering selanjutnya menyebabkan ketegangan mata yang semakin parah seiring berjalannya waktu.
Melihat kondisi tersebut, dokter mata, Weill Cornell Medicine, New York City, Christopher E. Starr, MD, FACS menegaskan, untuk mengikuti aturan 20-20-20-20 sebagai langkah meminimalisir ketegangan mata.
Beristirahatlah dari layar setiap 20 menit dan lihatlah ke jarak 20 kaki (6 meter) lalu pandang selama 20 detik.
Gunakan obat tetes mata jika diperlukan. Pemakaian hanya berlaku ketika mata terasa kering. Namun, jika dirasa enggan menggunakan obat tetes mata, seseorang bisa mengatasinya dengan menunduk.
“Melihat ke bawah sedikit juga dapat mengurangi kekeringan karena mata tidak terbuka lebar,” saran Starr.
3. Pakai Kacamata Antiradiasi
Periksa pengaturan tampilan ponsel dan komputer untuk melihat adakah opsi untuk mengurangi cahaya biru sebagai filter layar agar tidak terlalu terang.
Bisa juga dengan membeli kacamata cahaya biru. Kacamata dapat membantu menyaring cahaya biru yang dikeluarkan dari layar.
Pemakaian waktu layar yang berjam-jam dapat menderita migrain.
Advertisement