Liputan6.com, Jakarta Siapapun akan merasa tidak nyaman saat mengalami masalah jerawat, termasuk jerawat di leher pria. Saat mengalaminya, hal tersebut bukan saja bikin tak nyaman, tetapi juga bisa menimbulkan rasa sakit, terutama jika jerawatnya mengalami peradangan. Oleh sebab itu, masalah jerawat di leher pria ini sebaiknya tidak diatasi sembarangan.
Lebih-lebih jangan sampai memencet jerawat tersebut, karena hal itu justru bisa memperburuk kondisinya. Lalu, bagaimana cara mengatasi jerawat di leher pria yang tepat? Sebelum itu, cari tahu penyebabnya yang paling sering umum terjadi berikut ini.
Penyebab Jerawat di Leher Pria
Mencukur Jenggot atau Rambut Halus
Mencukur jenggot atau rambut halus di sekitar wajah bisa mengiritasi kulit, terutama pada pria yang rentan berjerawat. Menggunakan pisau cukur terlalu lama atau tak kunjung diganti juga dapat menyebabkan infeksi dan memperburuk jerawat di leher pria.
Salah satu kesalahan umum dalam mencukur jenggot atau rambut halus adalah mencukur dengan arah bolak-balik. Pastikan untuk selalu mencukur jenggot searah, baik dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas, dan hindari bergonta-ganti arah. Selain itu, hindari juga mencukur hanya pada bagian atas jambang. Lanjutkan mencukur sampai leher jika ada rambut halus.
Mencukur dengan arah yang benar dan secara perlahan-lahan dapat membantu meminimalisir risiko iritasi atau luka pada kulit, terutama jika di area kulit terdapat jerawat. Jadi, pastikan untuk mencukur dengan hati-hati dan menggunakan gel atau krim cukur untuk melumasi jenggot sehingga lebih mudah dicukur dan mencegah iritasi.
Kurangnya Kebersihan Kulit Leher
Jerawat di leher seringkali disebabkan oleh kurangnya kebersihan kulit di area tersebut. Penyumbatan pori-pori kulit akibat kurangnya kebersihan dapat memicu munculnya komedo serta jerawat di leher pria.
Kulit leher yang kurang bersih dapat tampak lebih gelap dari warna kulit di bagian tubuh lainnya. Selain itu, kulit leher yang kurang bersih dapat rentan terhadap iritasi atau gatal, terutama jika mandi kurang bersih atau terdapat gesekan yang berlebihan di area tersebut. Bukan itu saja, kulit leher yang kurang bersih juga dapat menjadi kering, bersisik, dan terasa kasar.
Kurangnya kebersihan kulit leher juga dapat menyebabkan penyumbatan pori-pori, sehingga dapat memicu munculnya jerawat atau komedo. Di samping itu, terbakarnya kulit leher akibat paparan sinar matahari yang berlebihan juga dapat menjadi tanda kurangnya kebersihan kulit.
Perubahan Hormon
Perubahan hormon juga dapat menjadi penyebab munculnya jerawat di leher pria. Hal ini dapat terjadi pada pria dewasa maupun remaja yang tengah mengalami pubertas. Peningkatan kadar hormon androgen, seperti testosteron, dapat memicu kelenjar minyak untuk memproduksi minyak di kulit secara berlebihan, yang kemudian dapat menyebabkan pori-pori kulit tersumbat dan munculnya jerawat.
Selain itu, perubahan hormon juga dapat membuat kulit lebih rentan terhadap jerawat. Jerawat hormonal dapat terjadi pada pria dewasa karena ketidakseimbangan hormon, terutama hormon androgen, yang memengaruhi produksi minyak di kulit. Adapun perubahan hormon sendiri adalah proses di mana zat kimia yang disebut hormon mengalami fluktuasi dalam tubuh.
Pada wanita, perubahan hormon dapat terjadi dalam berbagai konteks, seperti siklus menstruasi, masa pubertas, kehamilan, dan menopause. Hormon-hormon seperti estrogen, progesteron, dan hormon kehamilan lainnya memainkan peran penting dalam mengatur berbagai fungsi tubuh, termasuk siklus menstruasi, pertumbuhan tanda-tanda seks sekunder, dan keseimbangan emosi.
Perubahan hormon juga dapat memengaruhi suasana hati, proses berpikir, dan kesejahteraan fisik. Pada pria, hormon seperti testosterone juga memainkan peran penting dalam perkembangan fisik dan fungsi reproduksi.
Stres
Faktor stres juga dapat mempengaruhi munculnya jerawat di leher pria. Pekerjaan yang menumpuk, masalah keuangan, atau masalah hubungan dapat menyebabkan stres yang berdampak pada kondisi kulit. Stres dapat menjadi penyebab munculnya jerawat di leher pada pria karena stres dapat memicu peningkatan produksi hormon stres, seperti kortisol.
Kortisol dapat merangsang kelenjar minyak dan kantong rambut di kulit, yang akhirnya dapat menyebabkan jerawat. Selain itu, stres juga dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh, yang kemudian dapat memicu munculnya jerawat. Oleh karena itu, stres dapat berkontribusi pada munculnya jerawat di leher pria.
Diet atau Perubahan Pola Makan
Pola makan yang tidak sehat atau perubahan pola makan juga dapat mempengaruhi kondisi kulit, termasuk munculnya jerawat di leher pria. Diet atau perubahan pola makan dapat menjadi penyebab jerawat di leher pada pria karena beberapa jenis makanan tertentu dapat memicu peningkatan gula darah dan hormon insulin.
Peningkatan kadar insulin dapat meningkatkan produksi minyak di kulit, yang kemudian meningkatkan risiko terbentuknya jerawat. Makanan penyebab jerawat yang sebaiknya dibatasi konsumsinya meliputi olahan susu dan tepung.
Susu dan tepung dapat menyebabkan jerawat di leher pada pria karena kandungan asam amino dan hormon yang terdapat dalam produk susu. Susu sapi mengandung asam amino yang dipercaya dapat merangsang produksi minyak dan memicu timbulnya jerawat. Selain itu, susu juga mengandung hormon pertumbuhan IGF-1 (Insulin-like Growth Factor 1) yang dapat memicu peningkatan produksi sebum (minyak).
Hormon pertumbuhan IGF-1 juga mengurangi faktor turunan FOXO1 di sel kulit, yang berkaitan erat dengan faktor pemicu jerawat, seperti perubahan hormon dan produksi sebum. Akibatnya, konsumsi susu dan produk olahan susu dapat berkontribusi pada munculnya jerawat di leher pria.
Selain itu, pola makan yang tinggi akan lemak jenuh juga dikaitkan dengan peningkatan peradangan pada kulit, salah satunya adalah jerawat. Lemak jenuh dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh. Makanan tinggi lemak jenuh, seperti daging merah, keju, dan mentega, sering dikaitkan dengan peningkatan kadar insulin. Peningkatan insulin di sini dapat merangsang produksi hormon seks yang juga meningkatkan risiko jerawat.
Selain itu, makanan tinggi lemak jenuh juga dapat memicu reaksi sensitif pada tubuh yang dapat menyebabkan peradangan dan memperburuk kondisi jerawat yang sudah ada. Oleh karena itu, mengurangi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dapat membantu mengurangi risiko munculnya jerawat. Di samping itu, menjaga pola makan yang sehat dan mengurangi konsumsi makanan-makanan tertentu juga dapat membantu mengurangi risiko munculnya jerawat di leher pria.
Advertisement
Cara Mengatasi Jerawat di Leher Pria
Menjaga Kebersihan
Supaya jerawat di leher pria tidak semakin parah, pastikan untuk menjaga kebersihan leher secara teratur. Pastikan untuk membersihkan leher secara menyeluruh saat mandi. Gunakan sabun yang sesuai dengan jenis kulit.
Sabun yang cocok untuk mengatasi jerawat di leher pada pria sebaiknya mengandung formula anti jerawat. Pilihlah sabun muka pria yang mengandung bahan-bahan seperti benzoyl peroxide, asam salisilat, atau bahan alami yang dapat membantu mengurangi jerawat dan menjaga kebersihan kulit.
Selain itu, pastikan sabun tersebut juga menyegarkan wajah secara instan dan cocok untuk kulit berminyak dan berjerawat. Sebelum membeli, pastikan untuk memperhatikan kandungan bahan aktif dalam sabun tersebut untuk memastikan bahwa cocok untuk mengatasi jerawat di leher.
Anda juga dapat menggunakan scrub beras sebagai cara alami untuk membersihkan daki di leher. Caranya adalah dengan menggosokkan scrub beras secara merata ke seluruh area leher saat mandi, kemudian bilas bersamaan dengan mandi.
Selalu perhatikan kebersihan leher secara rutin, karena membersihkan leher saat mandi secara teratur adalah salah satu cara yang efektif untuk menghilangkan daki di leher. Gunakan handuk yang bersih dan hindari menggosok leher terlalu keras saat mandi. Jika kebersihan leher selalu terjaga, maka masalah jerawat di leher pria pun dapat dihindari.
Penggunaan Obat-Obatan
Beberapa obat bebas seperti benzoil peroksida dan asam salisilat dapat membantu mengatasi jerawat di leher pria. Benzoil peroksida dapat membunuh bakteri penyebab jerawat dan mengurangi pembengkakan, sementara asam salisilat dapat membantu membersihkan pori-pori.
Benzoyl peroxide adalah obat yang digunakan untuk mengatasi jerawat. Obat ini tersedia dalam bentuk gel dengan berbagai konsentrasi, seperti 2.5%, 5%, dan 10%. Benzoyl peroxide bekerja dengan cara membunuh bakteri penyebab jerawat, mengurangi produksi minyak di kulit, serta mencegah sel-sel kulit mati yang dapat menyumbat pori-pori.
Penggunaan benzoyl peroxide dapat membantu mengurangi jerawat ringan hingga sedang, namun dapat menyebabkan efek samping seperti kulit kering dan iritasi. Sebelum menggunakan obat ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan terlebih dahulu.
Asam salisilat adalah obat yang digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit kulit. Dalam kadar yang tinggi, asam salisilat dapat mengobati kutil atau kapalan. Sementara dalam dosis rendah, asam salisilat dapat menjadi bagian dari penanganan dermatitis seboroik, psoriasis, ketombe, dan jerawat.
Asam salisilat bekerja dengan cara mengelupas bagian terluar kulit, membuat kulit yang menebal pada kapalan atau kutil dapat menipis dan lama-kelamaan menghilang. Pada dosis rendah, asam salisilat dapat menyingkirkan sisik-sisik dan sel kulit mati yang mulai mengelupas, serta mengurangi peradangan.
Oleh karena itu, asam salisilat dapat dimanfaatkan untuk mengatasi dermatitis seboroik, psoriasis, dan jerawat di leher pria. Beberapa produk yang mengandung asam salisilat dapat dibeli secara bebas di apotek, namun disarankan untuk tetap berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakannya untuk mendapatkan dosis dan durasi penggunaan yang sesuai dengan kondisi kulit Anda.
Perubahan Pola Makan
Mengurangi konsumsi makanan yang dapat memicu jerawat, seperti susu dan makanan tinggi lemak jenuh, juga dapat membantu mengurangi risiko munculnya jerawat di leher. Sebagai gantinya, konsumsi makanan probiotik atau yoghurt. Probiotik dapat membantu mengurangi peradangan untuk mencegah dan mengatasi jerawat. Yoghurt juga dapat menurunkan kadar IGF-1, yang penting untuk menghindari makanan pemicu jerawat.
Konsumsi juga makanan kaya antioksidan. Pasalnya, makanan yang kaya antioksidan memiliki sifat antiinflamasi yang baik untuk mengatasi jerawat. Anda juga bisa makan ubi. Kenapa? Ubi kaya akan vitamin A yang berkhasiat untuk kulit berjerawat. Vitamin A memiliki pengaruh penting terhadap kesehatan kulit dan dapat membantu mengobati jerawat.
Konsumsi juga ikan salmon. Kandungan asam lemak omega-3 di dalamnya dapat membantu mengendalikan peradangan, sehingga ikan salmon dianggap sebagai makanan yang baik untuk kulit berjerawat. Lalu, bisa makan kale. Sayuran ini mengandung antioksidan, vitamin, dan mineral yang baik untuk kesehatan kulit. Vitamin C dan antioksidan yang ada di kale membantu meningkatkan produksi kolagen, yang dapat membantu penyembuhan jerawat.
Makan juga aneka kacang-kacangan. Ini karena kacang-kacangan, seperti kacang tanah, kacang merah, dan lentil, merupakan sumber makanan rendah gula yang dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mencegah munculnya jerawat di leher pria.
Perawatan dengan Bahan Alami
Beberapa bahan alami seperti madu, kayu manis, dan cuka apel memiliki sifat antiradang dan antibakteri yang dapat membantu mengatasi jerawat di leher pria. Campuran madu dan kayu manis memiliki sifat anti peradangan dan antibakteri yang dapat membantu mengatasi jerawat di leher. Oleskan campuran 2 sendok makan madu dan satu sendok teh kayu manis bubuk ke area leher yang berjerawat.
Teh hijau kaya akan antioksidan yang diklaim mampu melawan perkembangan bakteri dan mengurangi peradangan. Oleskan teh hijau yang sudah diseduh selama 3 hingga 4 menit ke kulit leher untuk membantu mengurangi jerawat di leher pria.Â
Selain itu, cuka apel juga memiliki sifat antibakteri dan antiinflamasi yang dapat membantu mengurangi jerawat. Gunakan cuka apel dengan cara yang aman dan sesuai petunjuk untuk mengatasi jerawat di leher. Jika jerawat di leher pria terus mengganggu, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai, terutama jika jerawat tersebut sudah dalam kondisi yang parah.