Bercak Kekuningan di Area Mata, Tanda Tumpukan Kolesterol atau Lemak?

Liputan6.com, Jakarta Bercak kekuningan di sekitar mata terkadang tampak pada seorang individu. Ada yang menganggapnya sebagai lemak, namun spesialis kulit dan kelamin RSUPN Dr Cipto Mangungkusumo dr Larisa Paramitha, Sp.KK (K) mengatakan bercak tersebut akibat penumpukan kolesterol di bawah jaringan kulit mata yang disebut xanthelasma.

"Ini akibat penumpukan kolesterol, bukan lemak. Itu ditumpuk di jaringan bawah kulit sekitar mata. Sebenarnya xanthelasma bukan penyakit bahaya, tapi, (orang) sering datang ke dokter keluhannya masalah estetik,” kata Larisa dalam diskusi daring di Jakarta, Jumat, dilansir Antara.

Xanthelasma adalah bercak berbentuk spesifik, yang lokasinya di daerah sekitar mata berwarna kekuningan atau oranye. Biasanya batasnya tegas, dan bisa melebar, dengan tekstur mendatar dan tidak cembung atau menonjol.

Xanthelasma terkadang muncul dengan bercak sedikit lebih gelap pada kulit yang lebih gelap.

Larisa mengatakan, xanthelasma bukan penyakit berbahaya dan tidak menimbulkan rasa sakit meski ditekan. Namun seringkali pasien yang memiliki bercak di mata datang ingin ditangani karena alasan estetika.

Meski demikian, bercak di mata tidak selalu xanthelasma, ada beberapa masalah kulit yang mirip dengan xanthelasma sehingga banyak orang awam sulit membedakan.

"Ada yang bentuknya mendatar lebih kecil jumlahnya banyak tapi karena penambahan sel kulit jaringan, ada lagi kecil-kecil kayak jerawat batu warnanya putih. Orang awam susah bedakan karena misalnya kulitnya lebih gelap. Jadi sebaiknya konsultasi ke dokter,” kata Larisa. 

Pembentukan xanthelasma diakibatkan penumpukan kolesterol dalam darah. Berbagai jenis kolesterol dalam darah bisa meningkat dan menjadi penumpukan di sekitar kelopak mata.

Ada juga orang yang memiliki xanthelasma, tapi, kadar kolesterolnya rendah. Menurut Larisa, hal itu bisa terjadi karena ada kecenderungan diabetes yang tidak terkontrol.

Ada pula kondisi lain yang menyebabkan xanthelasma seperti gangguan metabolisme dan penyakit lain yang memiliki manifestasi penumpukan di jaringan bawah kulit.

Walaupun bercak pada kelopak mata tidak berbahaya, penumpukan kolesterol bisa berbahaya jika tidak dikontrol. Orang dengan xanthelasma dan punya kadar kolesterol yang tidak terjaga bisa terkena penyakit jantung koroner atau keluhan akibat penyumbatan pembuluh darah seperti stroke, hipertensi dan penyakit lain.

Jika bercak xanthelasma masih tipis, kata Larisa, bisa hilang sendiri jika pasien menjaga kolesterol dengan perbaikan gaya hidup, pola makan dan olahraga. Jika tidak ada penurunan kadar kolesterol, dia harus mendapatkan terapi dengan obat penurun kolesterol.

Jika bercak xanthelasma cukup tebal, proses pengobatannya bisa dihilangkan dengan cara bedah kimawi dengan salep oles, laser untuk mengangkat bercak, atau bedah sayat.

Larisa juga mengingatkan masyarakat awam untuk waspada terhadap obat xanthelasma yang dijual bebas di toko daring, yang bisa jadi memiliki efek samping yang merugikan jika tidak memakai sesuai aturan pakai yang benar. Jika tidak berati-hati obat xanthelasma yang seharusnya dipakai di kelopak mata, bisa masuk mengenai mata.