Kapan Waktu Terbaik untuk Mulai Mengenalkan Anak pada Bahasa Asing?

Kemampuan bahasa asing saat ini sangat penting untuk menunjang kehidupan. Lantas, kapan waktu yang tepat untuk mulai belajar?

oleh Fariza Noviani Abidin diperbarui 06 Jun 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2024, 06:00 WIB
Ketahui Waktu Balita Belajar Warna dan Cara Mengenalkannya
Waktu yang tepat untuk anak belajar bahasa asing. (Foto: Unsplash.com/Josh Applegate).

Liputan6.com, Jakarta - Di era globalisasi ini, menguasai bahasa asing bukan lagi hal yang istimewa, melainkan kebutuhan. Manfaat memperkenalkan bahasa lain kepada bayi telah banyak dibuktikan.

Kemampuan bilingual atau bahkan multilingual memberi anak keunggulan dalam persaingan dan membuka berbagai peluang di masa depan.

Namun, masih banyak orang tua yang ragu untuk memperkenalkan bahasa asing kepada bayi mereka karena takut akan keterlambatan berbicara. Kekhawatiran ini tidak berdasar.

Menurut Romper, penelitian menunjukkan bahwa paparan bahasa asing sejak dini tidak menyebabkan keterlambatan bicara, justru membawa banyak keuntungan bagi perkembangan kognitif dan bahasa anak.

Lalu, kapan waktu terbaik untuk mulai mengenalkan anak pada bahasa asing?

Menurut Dr. Erika Levy, Ph.D., CCC-SLP, Profesor Asosiasi Ilmu Komunikasi di Teachers College, Columbia University, semakin dini bayi Anda diperkenalkan dengan bahasa kedua, semakin baik.

"Bahkan dalam enam bulan pertama kehidupan, bayi sudah sangat peka terhadap suara-suara bahasa di sekitar mereka," jelas Dr. Levy kepada Romper. "Waktu terbaik untuk mulai mengajarinya bahasa kedua adalah sebelum usia satu tahun."

Alasannya adalah karena setelah usia satu tahun, bayi akan lebih sulit untuk membedakan suara-suara dalam bahasa asing yang tidak ada dalam bahasa ibu mereka. Hal ini dapat mengakibatkan aksen yang lebih kental ketika mereka mencoba berbicara dalam bahasa asing tersebut.

Dr. Levy menambahkan bahwa kemampuan perseptual ini mungkin masih bisa dilatih, namun periode emas untuk pengucapan seperti penutur asli umumnya terjadi di usia dini, sekitar 3 atau 5 tahun, dan paling lambat sebelum pubertas. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bagaimana Cara Mengajarkan Bahasa Asing pada Anak?

Ketahui Waktu Balita Belajar Warna dan Cara Mengenalkannya
Berinteraksi dengan balita menggunakan bahasa asing. (Foto: Unsplash.com/Iiana Mikah).

Bagi orang tua yang ingin memperkenalkan bahasa kedua kepada bayi mereka, Dr. Erika Levy  memiliki beberapa saran.

Pertama, ciptakan lingkungan yang kaya bahasa. Jika Anda fasih berbahasa lain, gunakan bahasa tersebut saat berbicara dengan bayi Anda. Hal ini dapat dilakukan oleh satu atau kedua orang tua, serta pengasuh, sesering dan sekonsisten mungkin.

Interaksi langsung dalam bahasa asing jauh lebih efektif daripada paparan pasif seperti mendengarkan musik atau menonton video.

Kedua, jangan khawatir tentang masalah perkembangan bahasa. Dr. Levy meyakinkan bahwa belajar bahasa kedua tidak akan menghambat perkembangan bahasa ibu bayi Anda. Faktanya, bilingualisme memiliki banyak manfaat kognitif, sosial, dan linguistik.

Meskipun bilingualisme dapat sedikit memperlambat waktu pemrosesan linguistik, efek ini hanya sementara dan tidak signifikan.

Ketiga, dorong anak Anda untuk menggunakan bahasa asing secara aktif. Semakin banyak mereka menggunakan bahasa tersebut, semakin baik mereka akan menguasainya. Ajak mereka mengikuti kelas bahasa, menghabiskan waktu dengan penutur asli, atau bahkan bepergian ke negara yang menggunakan bahasa tersebut.


Apa Pentingnya Belajar Bahasa Asing Sedari Dini?

Bayi yang tidak terpapar bahasa asing selama periode sensitif ini, yaitu dari lahir hingga usia tiga tahun, berisiko mengalami kesulitan dalam membedakan suara-suara dalam bahasa asing tersebut. Hal ini disebabkan oleh perkembangan otak yang pesat selama periode ini.

Otak bayi dilahirkan dengan 100 miliar sel saraf. Koneksi ini, yang disebut sinapsis, memainkan peran penting dalam perkembangan otak dan pembelajaran. Sejak lahir hingga usia tiga tahun, sinapsis ini berkembang pesat, dengan bayi membentuk hingga 700 koneksi saraf baru per detik.

Sinapsis ini memungkinkan bayi untuk memetakan suara bahasa yang mereka dengar, menciptakan pola-pola dalam otak mereka. Pola-pola ini kemudian digunakan untuk memahami dan menghasilkan kata-kata.

Pada usia enam bulan, otak bayi sudah mulai "mengunci" pola-pola bahasa yang telah mereka pelajari, dan semakin sulit bagi mereka untuk mengenali pola baru yang tidak familiar.

Proses ini lah yang membuat bayi yang tidak terpapar bahasa asing sejak dini lebih sulit untuk mempelajari bahasa tersebut di kemudian hari.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya