Liputan6.com, Jakarta Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi salah satu penyakit yang perlu mendapat banyak perhatian. Penyakit ini tidak bisa diremehkan begitu saja seperti disampaikan dokter spesialis penyakit dalam konsultan penyakit tropik infeksi Brigjen TNI Purn Soroy Lardo.
Penyakit akibat virus dengue yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti ini merupakan masalah kesehatan komunitas. Apalagi akhir-akhir ini terjadi anomali cuaca yang membuat perkembangan nyamuk menjadi lebih mudah.
Baca Juga
“Jika dibiarkan, selain memicu masalah kesehatan. DBD sebagai penyakit komunitas juga akan memengaruhi produktivitas kerja dan nantinya, bahkan bisa berpengaruh pada ketahanan bangsa, DBD adalah pembunuh diam-diam," ungkap Soroy Lardo dalam seminar kesehatan bertajuk Health Talk: "Apakah Demam Berdarah Dapat Dicegah? yang digelar Mandaya Royal Hospital Puri, Kota Tangerang, Banten.
Advertisement
Lebih lanjut, hal yang perlu diperhatikan, penanganan yang tepat dan cepat untuk pasien DBD. Bila terdapat gejala demam berdarah dengue, seperti demam hingga 40 derajat Celsius yang diikuti dengan rasa sakit kepala parah, serta nyeri otot dan sendi hingga area di belakang mata, bisa langsung ke rumah sakit terdekat.
Upaya Pencegahan DBD
Soroy tak hentinya mengingatkan, bila pencegahan DBD bisa dilakukan. Yakni dengan langkah 3M plus, menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk jadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegyty.
“Pencegahan DBD yang dilakukan selama ini dengan langkah 3M plus, jangan sampai nyamuk Aedes aegypty ini berkembang biak subur di lingkungan,” ungkapnya.
Tentang 3M Plus
Langkah ‘plus’ dalam pencegahan DBD juga bisa dilakukan di rumah ataupun sekolah dan tempat beraktivitas lainnya.
Seperti menanam tanaman yang bisa menangkal nyamuk, selalu memeriksa tempat yang digunakan untuk menampung air, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat antinyamuk, biasakan gotong royong untuk menjaga kebersihan lingkungan, dan sebagainya.
Advertisement
Ada Vaksinasi DBD
Soroy juga menuturkan, DBD bisa dicegah dengan vaksinasi, sehingga proteksi yang didapatkan bisa lebih menyeluruh.
Vaksin DBD mungkin belum dikenal secara luas, namun sebenarnya bisa sangat membantu, terutama untuk masyarakat Indonesia yang rentan terinfeksi virus dengue.
“Vaksin DBD bisa didapatkan oleh anak maupun dewasa dan diberikan sebanyak dua kali, dengan jarak pemberian tiga bulan. Vaksin DBD juga bisa diberikan pada orang-orang yang sebelumnya sudah pernah terinfeksi penyakit ini,” ungkapnya.
Soroy menjelaskan bahwa DBD bisa terjadi karena empat jenis virus dengue. Jadi, satu orang bisa terinfeksi hingga beberapa kali.
"Orang yang sudah terinfeksi DBD hingga beberapa kali, risiko mengalami demam berdarah beratnya lebih tinggi. Pada orang yang sudah pernah terkena DBD, bisa mendapatkan vaksinnya 3-6 bulan kemudian,” kata Soroy.
Sebagai rumah sakit yang tidak hanya melulu berfokus pada pengobatan tapi juga pencegahan, Mandaya Royal Hospital Puri sengaja membangun pusat vaksinasi anak hingga dewasa untuk mencegah berbagai penyakit, termasuk DBD.
Vaksin DBD dapat digunakan untuk anak-anak berusia mulai dari 6 tahun hingga dewasa berusia 45 tahun.