Mantan CEO Youtube, Susan Wojcicki Meninggal Dunia Usai Berjuang Lawan Kanker Paru-Paru di Usia 56

Mantan CEO YouTube Susan Wojcicki Meninggal Dunia. Dia Meninggal di Umur 56 Tahun Akibat Kanker Paru-Paru.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 10 Agu 2024, 16:30 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2024, 16:26 WIB
Susan Wojcicki Meninggal Dunia Akibat Kanker Paru-paru (Credit: Facebook/Dennis Troper)
Susan Wojcicki Meninggal Dunia Akibat Kanker Paru-paru (Credit: Facebook/Dennis Troper)

Liputan6.com, Jakarta - Susan Wojcicki, mantan CEO YouTube yang berperan penting dalam kesuksesan Google, meninggal dunia pada umur 56 tahun pada hari Jumat, menurut keterangan keluarganya. Selama dua tahun terakhir, Wojcicki berjuang melawan kanker paru-paru non-sel kecil.

Suami Wojcicki, Dennis Troper, mengungkapkan rasa dukacita mendalam melalui sebuah unggahan di Facebook. "Dengan hati yang berat, saya mengumumkan bahwa Susan Wojcicki meninggal dunia," tulisnya. Bagi Dennis, Susan bukan hanya sahabat dan pasangan hidupnya, tapi juga seorang ibu yang penuh kasih dan teman yang dicintai oleh banyak orang.

"Dampak Susan terhadap keluarga kami dan dunia sangat besar. Kami merasa patah hati, tapi kami juga bersyukur atas waktu yang telah kami habiskan bersamanya. Mohon doakan keluarga kami saat kami melewati masa sulit ini," tambahnya seperti dikutip dari New York Post pada Sabtu, 10 Agustus 2024.

 

Susan Wojcicki dan Troper menikah pada 1998 dan memiliki lima anak. Pada bulan Februari lalu, putra mereka, Marco Troper, ditemukan meninggal di kamar asrama Universitas California, Berkeley. Menurut laporan, Marco meninggal akibat overdosis alprazolam, kokain, amfetamin, dan antihistamin hidroksizin. Tingkat THC yang rendah juga ditemukan dalam sistemnya.

CEO Google, Sundar Pichai, mengenang Wojcicki sebagai 'pemimpin luar biasa' yang memainkan peran penting dalam kesuksesan perusahaan. "Saya sangat sedih atas kehilangan sahabat saya, Susan Wojcicki, setelah dua tahun melawan kanker," kata Pichai dalam sebuah pernyataan di X seperti dikutip dari India Today. 

"Dia adalah inti dari sejarah Google, dan sulit membayangkan dunia tanpa kehadirannya. Susan adalah sosok yang luar biasa, pemimpin, dan teman, dan kami akan sangat merindukannya," tambahnya.

 

Perjalanan Karier Susan Wojcicki Sebelum Meninggal Dunia

Mantan CEO Youtube Susan Wojcicki meninggal dunia. Credit: Facebook/Dennis Troper
Susan Wojcicki Meninggal Dunia Akibat Kanker Paru-paru (Credit: Facebook/Dennis Troper)

Sebelum menjadi CEO YouTube pada tahun 2014, Susan Wojcicki menjabat sebagai Wakil Presiden Senior untuk Produk Iklan di Google.

Setelah sembilan tahun memimpin YouTube, Wojcicki mengundurkan diri pada tahun 2023 untuk fokus pada 'keluarga, kesehatan, dan proyek pribadi', seperti dikutip dari Kanal Tekno Liputan6.com. 

Posisi CEO YouTube kemudian diambil alih oleh Neal Mohan, seorang eksekutif senior yang bergabung dengan Google pada tahun 2008 dan memiliki pengalaman dalam periklanan serta produk.

Saat meninggalkan YouTube, Wojcicki berencana untuk beralih ke peran penasihat di Alphabet, perusahaan induk Google. Dalam sebuah posting blog, dia mengenang keputusan besar yang diambilnya 25 tahun lalu untuk bergabung dengan Larry Page dan Sergey Brin, dua mahasiswa pascasarjana Stanford yang sedang membangun mesin pencari baru.

"Itu adalah salah satu keputusan terbaik dalam hidup saya," tulis Wojcicki.

Neal Mohan, penggantinya, menyampaikan rasa duka cita melalui sebuah postingan di platform X. "Hari ini, kami di YouTube kehilangan rekan setim, mentor, dan teman, Susan Wojcicki."

Mengenal Kanker Paru-Paru yang Diidap Susan Wojcicki

Menkominfo
Menkominfo bertemu CEO Youtube Susan Wojcicki. foto: istimewa

Kanker paru-paru adalah jenis kanker yang paling umum dan menjadi penyebab utama kematian akibat kanker di seluruh dunia, baik pada pria maupun wanita. Kanker ini dimulai di paru-paru dan dapat memengaruhi berbagai bagian, seperti bronkus (saluran udara) dan alveoli (kantung udara kecil).

Paru-paru adalah organ seperti spons yang berada di dada. Fungsinya adalah mengambil oksigen dari udara saat kita bernapas dan mengeluarkan karbon dioksida saat kita menghembuskan napas.

Udara masuk melalui mulut atau hidung, melewati tenggorokan, lalu masuk ke bronkus yang mengarah ke paru-paru. Bronkus kemudian terbagi menjadi bronkiolus, dan di ujung bronkiolus terdapat alveoli yang menyerap oksigen dan membuang karbon dioksida dari darah.

Kanker paru-paru biasanya dimulai di lapisan sel bronkus atau alveoli. Sel kanker ini membelah secara tidak terkendali, membentuk tumor yang dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti dikutip dari Very Well Health.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada 2020 terdapat 2,21 juta kasus baru kanker paru-paru dan 1,8 juta kematian akibat penyakit ini. Meski demikian, banyak orang belum sepenuhnya memahami risiko dan gejala kanker paru-paru.

 

Kanker Paru-Paru Lebih Sering Serang Orang Tua

Biasanya, kanker paru-paru didiagnosis pada orang berusia di atas 65 tahun, dengan usia rata-rata diagnosis adalah 70 tahun. Jarang terjadi diagnosis kanker paru-paru sebelum usia 45 tahun.

Risiko terkena kanker paru-paru lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita, dengan perbandingan satu banding 15 untuk pria dan satu banding 17 untuk wanita. Pria kulit hitam memiliki risiko 15 persen lebih tinggi dibandingkan pria kulit putih, sementara wanita kulit hitam memiliki risiko 14 persen lebih rendah dibandingkan wanita kulit putih.

Faktor risiko kanker paru-paru meliputi:

  1. Merokok tembakau, cerutu, dan rokok pipa
  2. Terpapar asap rokok
  3. Riwayat keluarga (genetik)
  4. Penyakit paru-paru
  5. Infeksi HIV
  6. Faktor lingkungan dan pekerjaan seperti polusi udara, radiasi, asbes, knalpot diesel, serta beberapa bentuk silika dan kromium
  7. Mengonsumsi suplemen beta karoten pada perokok berat
  8. Arsenik, terutama dalam air minum dari sumur pribadi
  9. Merokok tembakau adalah faktor risiko utama, terkait dengan sembilan dari sepuluh kasus kanker paru-paru pada pria dan delapan dari sepuluh kasus pada wanita. Tidak merokok, menghindari asap rokok, atau berhenti merokok dapat mengurangi risiko kanker paru-paru.

Pada tahap awal, kanker paru-paru mungkin tidak menunjukkan gejala atau gejalanya sangat umum, sehingga sulit dideteksi. Gejala khas kanker paru-paru meliputi batuk terus-menerus, sesak napas, dan batuk berdarah. Gejala lain yang mungkin muncul adalah suara serak, nyeri di punggung, dada, atau bahu, infeksi pernapasan berulang, kelelahan, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, dan kehilangan selera makan.

Jika kanker paru-paru telah menyebar ke bagian lain dari tubuh, gejala tambahan dapat termasuk nyeri tulang, perubahan pada sistem saraf (jika menyebar ke otak), kulit dan mata menguning (jika menyebar ke hati), serta pembengkakan pada kelenjar getah bening.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya